SAUH BAGI JIWA
Bawa Dan Gunakan Pedangmu
“Dan Ehud membuat pedang yang bermata dua, yang panjangnya hampir sehasta, disandangnyalah itu di bawah pakaiannya, pada pangkal paha kanannya“ (Hakim-hakim 3:16)
“Dan Ehud membuat pedang yang bermata dua, yang panjangnya hampir sehasta, disandangnyalah itu di bawah pakaiannya, pada pangkal paha kanannya“ (Hakim-hakim 3:16)
Pedang adalah salah satu alat perang yang paling ikonik dalam sejarah manusia. Digunakan tidak hanya sebagai senjata untuk menyerang dan bertahan, tetapi juga sebagai simbol kekuatan, kehormatan, dan status sosial di berbagai peradaban, dari samurai Jepang hingga ksatria Eropa. Alat ini juga digunakan oleh beberapa tokoh dalam Alkitab, misalnya Ehud.
Setelah Otniel mati, orang Israel melakukan kejahatan lagi. Maka Tuhan menyerahkan mereka kepada Eglon, raja Moab. Seperti yang sebelumnya, mereka berseru lagi kepada Tuhan dan Tuhan menolong mereka dengan membangkitkan Ehud, anak Gera, orang Benyamin, seorang yang kidal. Ia adalah perantara bagi orang Israel untuk mengirimkan upeti kepada Eglon.
Ia membuat pedang bermata dua yang panjangnya hampir sehasta dan ia menaruhnya di bawah pakaiannya pada pangkal paha kanannya. Pada suatu saat, setelah ia menyampaikan upeti kepada Eglon, ia kembali lagi menghadap raja. Singkatnya, ia menghunuskan pedangnya dan menikamnya ke perut raja. Lalu, ia melarikan diri dan segera meniup sangkakala di pegunungan Efraim. Turunlah orang Israel bersama-sama dengannya dan ia meyakinkan orang Israel bahwa Tuhan telah menyerahkan orang-orang Moab ke dalam tangan mereka. Orang Israel meraih kemenangan dan demikianlah Moab ditundukkan oleh Israel.
Mungkin cerita ini sudah tidak asing di telinga kita. Cerita Ehud ini menunjukkan kepada kita bahwa Ehud adalah seorang yang pemberani dan berstrategi. Salah satu strateginya adalah dengan membawa dan menyembunyikan pedangnya serta menunggu waktu yang tepat untuk menggunakannya.
Sebagai seorang Kristen, kita juga harus selalu membawa “pedang” kita, yaitu “pedang Roh” yang adalah firman Allah (Ef 6:17). Dengan membawa pedang, kita dapat bertahan dan melindungi diri kita dari serangan si jahat. Kita tidak tahu bagaimana dan kapan si jahat akan menyerang kita. Bahkan mungkin serangan Iblis terhadap kita terkadang terlihat samar-samar, sehingga kita tidak tahu apakah ini godaan dari Iblis atau bukan. Tapi jika kita menyimpan firman Allah dalam hati kita, kita dapat mengalahkan musuh kita dan tetap melakukan hal yang benar.
Pedang juga harus terus diasah agar dapat tetap berfungsi dengan baik, begitu pula dengan pedang Roh kita. Kita harus membaca firman Allah secara rutin dan mempelajarinya agar pendalaman kita terhadap firman-Nya terus diperbarui dan semakin mendalam.
Ehud akhirnya mengeluarkan pedangnya dan menggunakannya pada waktu yang tepat. Jika pedang hanya disimpan dan disembunyikan, maka tidak akan terlihat kegunaannya. Agar pedang Roh kita juga dapat berfungsi, kita harus menerapkan firman Tuhan yang kita terima dalam kehidupan sehari-hari kita. Mendengarkan dan menerima firman Tuhan itu baik, tapi langkah kita tidak berhenti sampai di situ, kita harus melakukannya juga.
Kiranya kita dapat terus berjaga-jaga dan mempunyai pedang Roh ini sehingga kita terjaga dari serangan si jahat. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 18-19 Januari 2025
1. Bacalah renungan “BAWA DAN GUNAKAN PEDANGMU”
2. Di tahun baru ini, bagaimanakah semangat kita dalam membaca Alkitab? Setiap anggota keluarga boleh berbagi.
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita terus bergiat membaca serta melakukan firman-Nya, sehingga dapat terjaga dari serangan si jahat.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.