“Ia seorang pemburu yang gagah perkasa di hadapan Tuhan, sebab itu dikatakan orang: ‘Seperti Nimrod, seorang pemburu yang gagah perkasa di hadapan Tuhan’”

(Kejadian 10:9)

Di era zaman sekarang ini, sebagian kaum adam mengejar tubuh yang atletis, supaya dapat terlihat sebagai pria yang gagah perkasa. Tidak heran, jika sekarang pusat kebugaran ramai dikunjungi oleh para pria yang mengejar bentuk tubuh yang perkasa. Mereka rela menyediakan waktu untuk melatih dan membentuk tubuh mereka, sehingga lebih berotot dan terlihat keperkasaannya.

Saudara-saudari yang terkasih, berbicara tentang kegagahan dan keperkasaan, Alkitab mencatatkan satu tokoh yang memang Tuhan juga akui kegagahan dan keperkasaannya. Dalam Kitab Kejadian 10:8-9, penulis dengan jelas mencatatkan bahwa Nimrod adalah yang mula-mula menjadi orang berkuasa di bumi. Ia adalah seorang pemburu yang gagah perkasa di hadapan Tuhan.

Memang Alkitab tidak menjelaskan secara detail, seberapa berkuasa dan perkasanya Nimrod. Tapi beberapa tafsiran mengatakan bahwa sambil melakukan perburuannya, ternyata Nimrod juga melakukan peperangan untuk menguasai daerah di mana dia berburu. Sehingga tidak heran jika Nimrod bisa membangun beberapa kota yang besar. Mula-mula, dia berhasil mendirikan kerajaan Babel, Erekh, dan Akad–semuanya di tanah Sinear. Lalu kemudian dari negeri itu, dia pergi ke Asyur, lalu mendirikan Niniwe, Rehobot-Ir, Kalah, dan Resen di antara Niniwe dan Kalah (Kej 10:10-12). Dalam catatan sejarah, Asyur, Babel, dan Niniwe merupakan bangsa-bangsa yang besar. Dari awalnya hanya tiga kerajaan saja, kemudian Nimrod berhasil membangun kota-kota yang besar. Inilah kehebatan, keperkasaan, dan kekuasaan Nimrod.

Lalu bagaimana dengan kita manusia di zaman sekarang ini, apakah orang yang perkasa adalah seseorang dengan lengan dan kaki berotot, perut sixpack, dan tubuh atletis? Apakah orang yang berkuasa adalah mereka yang mempunyai kedudukan tinggi dan berkuasa untuk memimpin dunia ini?

Dalam suratnya kepada jemaat di kota Korintus, Rasul Paulus menjelaskan tentang seorang yang perkasa dan kuat yang sesungguhnya. Dalam surat 2 Korintus 12:9b-10, ia menjelaskan, “Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.” Penjelasan ini juga selaras dengan isi suratnya dalam Efesus 6:10: “Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.”

Maka, siapakah orang-orang yang kuat dan perkasa di hadapan Tuhan? Itu adalah mereka yang senantiasa mengandalkan kekuatan Tuhan dalam setiap kelemahan kita sebagai manusia. Mereka adalah yang senantiasa memahami bahwa kita hanyalah manusia yang lemah, yang tidak ada apa-apanya tanpa kehadiran Tuhan dalam hidupnya.

Siapa pun kita pada hari ini dan apa pun keberhasilan, kemampuan, kekuatan, dan kedudukan kita saat ini, sesungguhnya itu bukanlah sebuah keperkasaan dan kegagahan tanpa adanya Tuhan. Sadarilah bahwa kita hanya butiran debu tanpa adanya kuat kuasa Tuhan yang menyertai kita. Tuhan Yesus memberkati.