SAUH BAGI JIWA
Satu Di Antara Seribu
“…yang masih kucari tetapi tidak kudapati, kudapati seorang laki-laki di antara seribu, tetapi tidak kudapati seorang perempuan di antara mereka“ (Pengkhotbah 7:28)
“…yang masih kucari tetapi tidak kudapati, kudapati seorang laki-laki di antara seribu, tetapi tidak kudapati seorang perempuan di antara mereka“ (Pengkhotbah 7:28)
Penulis kitab berkata: “Aku hendak memperoleh hikmat.” Dari nas ini kita mengetahui bahwa penulis telah menjadikan hikmat sebagai prioritas dalam hidupnya. Bahkan penulis menyatakan dengan jelas bahwa perhatiannya ia tujukan secara khusus untuk memahami, menyelidiki dan mencari hikmat. Akan tetapi realitanya: “hikmat itu jauh dari padanya,” sebab katanya: “Apa yang ada, itu jauh dan dalam, sangat dalam, siapa yang dapat menemukannya?” Kemudian sebagai kesimpulan atas pencariannya, ia berkata bahwa: “Allah sesungguhnya telah menjadikan manusia itu jujur adanya, tetapi manusialah yang kerap kali mencari banyak dalih.”
Dalam sejarah Alkitab, Allah menjadikan manusia menurut gambar dan rupa-Nya. Akan tetapi pada akhirnya Adam jatuh ke dalam dosa hingga membuatnya kehilangan kemuliaan Allah. Tidak cukup sampai di situ, Alkitab juga menyebutkan bahwa oleh karena ketidaktaatan satu orang, semua orang di muka bumi menjadi ikut terseret ke dalam dosa (Rm 3:10).
Kendati demikian Allah turun ke dunia menjadi manusia, lahir ke dunia dalam keadaan tidak berdosa, sebab proses kelahiran-Nya tidak seperti manusia pada umumnya. Di dalam kitab injil diceritakan bahwa Yesus dikandung oleh Roh Kudus di dalam rahim seorang perawan bernama Maria, bukan karena hasil hubungan suami-isteri. Dan ketika Yesus menjadi dewasa, Dia kerap menerima pencobaan dan berbagai-bagai penderitaan dari orang-orang Yahudi, akan tetapi Alkitab berulangkali menekankan bahwa Yesus Kristus tetap kudus atau tidak berdosa (1Ptr 2:23-24).
Saudara-saudari, di ayat sebelumnya dikatakan: “Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.” Apakah sebagai pengikut Kristus kita menyadari arti panggilan ini? Ya, syukur kepada Allah jikalau kita hari ini diingatkan untuk menyadari akan panggilan kita yakni mengikuti jejak-Nya. Sebab dahulu kita memang hamba dosa, tetapi sekarang kita dengan segenap hati telah menaati pengajaran yang benar. Kita telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.
Jadi, sesungguhnya sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar. Kita telah dipanggil menjadi satu dengan Tuhan, Kristus adalah kepala dan tubuh-Nya adalah gereja. Jadi, jikalau kita mampu mengikuti jejak-Nya maka kita juga akan menjadi kudus sama seperti Dia, seluruh roh, jiwa dan tubuh kita akan terpelihara sempurna dan tidak bercacat cela. Jikalau demikian, maka kita dapat menjadi ia yang jujur, yang tidak mencari banyak dalihdan yang benar di hadapan-Nya.
Kiranya Roh Kudus-Nya senantiasa membimbing kita. Amin.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 4-5 Januari 2025
- Bacalah renungan “MEMILIKI WAJAH YANG GLOWING”
- Apakah resolusi Anda di tahun 2025 untuk dapat meningkatkan kerohanian yang semakin bersinar bagi Tuhan?
- Berdoalah bersama-sama. Mohonlah hikmat dan kekuatan dari Tuhan sehingga kita dapat menjalani tahun 2025 ini dengan penuh sukacita, damai sejahtera, dan pengharapan.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.