SAUH BAGI JIWA
Keselamatan Bagi Orang Benar
Bacaan Alkitab Harian –
“Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah”
“Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah”
Pernahkah kita merenungkan arti hidup ini? Sesungguhnya, apa yang kita anggap paling bernilai dan paling kita harapkan dalam hidup ini? Sebagai umat percaya, saya yakin kita semua menganggap keselamatan merupakan hal yang sangat penting dan bernilai. Kita berharap bahwa setelah kehidupan di dunia ini berakhir, kita dapat masuk ke dalam surga. Demi keselamatan ini, kita berjuang, kita rela bertahan dalam pencobaan, rela menderita, dan mau berjerih lelah dalam pelayanan dan dalam mengusahakan pertumbuhan rohani.
Namun, sesungguhnya apa syarat untuk memperoleh keselamatan itu? Penulis Kitab Mazmur 37:39 berkata bahwa “Orang-orang benar diselamatkan oleh TUHAN; Ia adalah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan.” Jadi, jika kita ingin selamat, kita harus menjadi seorang yang benar.
Lalu siapakah orang benar itu? Arti kata benar menurut kamus adalah benar, adil, baik, jujur, tidak bersalah. Jadi, orang benar adalah orang memegang kebenaran, dapat bersikap adil, seorang yang baik dan jujur, serta tidak berbuat salah. Bukan hanya tidak berbuat salah terhadap manusia, melainkan juga terhadap Allah.
Salah seorang yang dikatakan seorang yang benar adalah Nuh. Nuh bukan hanya tidak berbuat cela terhadap sesamanya, melainkan seorang yang taat dan takut kepada Allah. Bahtera merupakan bukti nyata ketaatannya kepada Allah. Dia membuat bahtera tepat seperti petunjuk Allah. Tanpa banyak bertanya dia membuatnya. Dia juga tidak menghiraukan pandangan atau mungkin juga olok-olok orang-orang sezaman. Juga tidak bersungut-sungut karena harus berjerih lelah dan menghabiskan waktu lama untuk membuatnya. Yang dilakukannya hanyalah taat pada perintah Allah. Ketaatan yang diperoleh melalui pergaulan yang erat dengan Allah. Berkat kesalehannya, Allah berkenan menyelamatkan Nuh dan keluarganya. Bayangkan, dari begitu banyak orang, hanya delapan orang yang selamat!
Kita tahu bahwa zaman Nuh dapat disetarakan dengan zaman kita sekarang ini. Zaman di mana kejahatan merajalela, terjadi kemerosotan moral dan spiritual. Banyak orang yang tidak takut akan Allah dan tidak percaya kepada Allah maupun Injil-Nya. Sebagaimana yang terjadi pada zaman Nuh: “Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan. Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi” (Kej 6:11-12). Oleh sebab itu, Allah berencana untuk memusnahkan bumi dan isinya dengan air bah. Hanya delapan orang yang tersisa. Ketahuilah bahwa kelak jumlah orang yang diselamatkan pun sedikit jumlahnya jika dibandingkan dengan jumlah manusia yang ada.
Maka, jika kita ingin termasuk dalam orang yang sedikit itu, kita harus berjuang untuk hidup benar di hadapan Allah. Menjadi seorang benar, taat, dan memiliki persekutuan yang erat dengan-Nya. Jangan terus hidup dalam kefasikan. Sebab itu, penulis Kitab Amsal menegaskan, “Sungguh, orang jahat tidak akan luput dari hukuman, tetapi keturunan orang benar akan diselamatkan” (Ams 11:21). Kiranya kasih Tuhan Yesus senantiasa menyertai. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
Riwayat Nuh
9 Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.
10 Nuh memperanakkan tiga orang laki-laki: Sem, Ham dan Yafet.
11 Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan.
12 Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.
13 Berfirmanlah Allah kepada Nuh: ”Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi.
14 Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam.
15 Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya. 16 Buatlah atap pada bahtera itu dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta dari atas, dan pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera itu bertingkat bawah, tengah dan atas.
17 Sebab sesungguhnya Aku akan mendatangkan air bah meliputi bumi untuk memusnahkan segala yang hidup dan bernyawa di kolong langit; segala yang ada di bumi akan mati binasa.
18 Tetapi dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau akan masuk ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anakmu dan isterimu dan isteri anak-anakmu.
19 Dan dari segala yang hidup, dari segala makhluk, dari semuanya haruslah engkau bawa satu pasang ke dalam bahtera itu, supaya terpelihara hidupnya bersama-sama dengan engkau; jantan dan betina harus kaubawa.
20 Dari segala jenis burung dan dari segala jenis hewan, dari segala jenis binatang melata di muka bumi, dari semuanya itu harus datang satu pasang kepadamu, supaya terpelihara hidupnya.
21 Dan engkau, bawalah bagimu segala apa yang dapat dimakan; kumpulkanlah itu padamu untuk menjadi makanan bagimu dan bagi mereka.”
22 Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.