“Adam bersetubuh pula dengan isterinya, lalu perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki dan menamainya Set, sebab katanya: ‘Allah telah mengaruniakan kepadaku anak yang lain sebagai ganti Habel; sebab Kain telah membunuhnya’”

(Kejadian 4:25)

Kita bisa mengatakan peristiwa pembunuhan Habel oleh Kain merupakan sebuah tragedi dalam sebuah keluarga. Bagaimana tidak? Seorang kakak tega membunuh adik kandungnya sendiri. Padahal Habel sama sekali tidak melakukan kesalahan terhadapnya. Kecemburuan dan kebencian telah membutakan mata hatinya.

Peristiwa itu juga menyebabkan keluarga tersebut menjadi tidak utuh lagi. Seorang anggota keluarga telah hilang. Kita tidak tahu bagaimana reaksi Adam dan Hawa pasca kejadian tersebut karena Alkitab tidak menuliskannya. Mungkin mereka merasa terkejut, sedih, dan marah. Namun yang pasti, mereka telah kehilangan seorang anak yang baik. Sekarang yang ada pada mereka adalah seorang anak yang kejam. Mungkin mereka tidak bisa menerima kenyataan dan kehilangan harapan pada waktu itu.

Allah memahami semuanya itu. Sehingga pada waktu-Nya, Dia mengaruniakan seorang anak lain sebagai pengganti Habel. Bayangkan, betapa bersukacitanya Adam dan Hawa menyambut kelahiran Set! Kehadiran Set merupakan penghiburan besar bagi mereka. Apalagi kemudian dari Enos, cucu mereka, orang mulai memanggil nama Tuhan. Sungguh suatu pemulihan dan kasih karunia yang luar biasa dari Tuhan!

Dalam kehidupan ini, mungkin kita juga mengalami keadaan-keadaan di mana kita merasa putus asa. Kita terhimpit oleh berbagai masalah. Masalah yang begitu berat, di mana tampaknya tidak ada harapan. Kita mungkin menemui jalan buntu. Namun, seberat apa pun masalah yang kita hadapi, janganlah berputus asa. Ingatlah bahwa kita memiliki Tuhan. Dia pasti akan membantu kita dan memberikan kita pemulihan tepat pada waktunya. 

Mungkin pada waktu itu, Adam dan Hawa sama sekali tidak mengira bahwa Allah akan memberikan mereka seorang anak lagi. Kehadiran Set menjadi sumber sukacita dan pengharapan baru bagi mereka. Selain kepada mereka, Allah juga tetap berbelas kasihan kepada bangsa Israel yang telah banyak berbuat dosa. Dia tetap memberikan bimbingan, penghiburan, dan damai sejahtera di masa-masa sukar mereka (Yes 57:18-19).

Sama seperti Allah telah memulihkan keadaan Adam dan Hawa serta bangsa Israel, Dia pun akan memulihkan keadaan kita, umat-Nya. Maka, dalam keadaan sesulit apa pun, jangan sampai kita kehilangan pengharapan, damai sejahtera, dan sukacita. Percayalah bahwa Tuhan pasti akan menolong kita tepat pada waktunya. 

Jadi, tetaplah berharap kepada-Nya. Yakinlah bahwa Dia akan memberikan pemulihan atas setiap masalah yang kita hadapi. Bahkan mungkin saja lebih dari itu. Siapa tahu, pemulihan atas permasalahan kita merupakan awal dari kasih karunia yang lebih besar lagi. Haleluya!