SAUH BAGI JIWA
Jangan Masuk Dalam Jerat Iblis
“Dan aku menemukan sesuatu yang lebih pahit dari pada maut: perempuan yang adalah jala, yang hatinya adalah jerat dan tangannya adalah belenggu. Orang yang dikenan Allah terhindar dari padanya, tetapi orang yang berdosa ditangkapnya”
“Dan aku menemukan sesuatu yang lebih pahit dari pada maut: perempuan yang adalah jala, yang hatinya adalah jerat dan tangannya adalah belenggu. Orang yang dikenan Allah terhindar dari padanya, tetapi orang yang berdosa ditangkapnya”
Salomo menyadari dan mengakui bahwa perempuan yang tidak benar dapat menjadi jala dan jerat bagi laki-laki. Ia menulis ayat tersebut berdasarkan pengalamannya sendiri. Penulis KItab
Cintanya kepada perempuan-perempuan asing itu telah menjadi jala dan jerat baginya. Ia bagaikan seekor binatang yang terjerat dan terperangkap di dalam jala. Bukan saja tidak mampu keluar, namun ia malah terperangkap semakin dalam. Ia bukan hanya mengikuti allah-allah lain dan mendirikan bukit-bukit pengorbanan, tetapi bahkan juga mempersembahkan ukupan dan korban sembelihan bagi mereka.
Mengapa Salomo, seorang yang sangat berhikmat, bisa terjerumus ke dalam dosa yang demikian besar? Penyebab utamanya adalah karena Salomo tidak waspada dan tidak berjaga-jaga. Mungkin awalnya ia menganggap hal itu tidak apa-apa. Mungkin ia juga merasa terlalu percaya diri dan merasa imannya sudah cukup kuat sehingga tidak akan terpengaruh. Atau mungkin ia malah awalnya berniat untuk membawa istri-istrinya agar bertobat dan percaya kepada Tuhan.
Dalam perjalanan kehidupan kerohanian kita, hal serupa pun dapat terjadi. Terutama perihal di dalam memilih pasangan. Seringkali kita meyakinkan diri sendiri bahwa kita pasti dapat meluluhkan hati seseorang yang kita cintai dengan usaha keras, agar orang tersebut dapat mencondongkan hatinya untuk percaya kepada Tuhan. Namun, realita yang terjadi nyatanya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Jadi di sini kita melihat bahwa sekadar pengetahuan akan Tuhan tidak menjamin seseorang akan tetap setia kepada Tuhan dan imannya tidak tergoyahkan. Oleh karena itu, Tuhan menuntut kita untuk mengasihi Dia dengan segenap hati, segenap jiwa, dan dengan segenap kekuatan. Kita pun harus hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, tetap mengikuti perintah-Nya, berpaut pada-Nya dan berbakti kepada-Nya. Dengan demikian, kita akan menjadi seorang yang berkenan di hadapan-Nya.
Ketahuilah bahwa orang dikenan Tuhan akan senantiasa ada dalam lindungan-Nya, termasuk dijauhkan dari jerat dosa. Ketika Tuhan menjadi sandaran kita, Ia akan menghindarkan kaki kita dari jerat. Selain itu, saat seseorang senantiasa memautkan hatinya kepada Tuhan dan ketetapan-Nya, maka ia dapat menjadi teguh di dalam menghadapi berbagai godaan dan jerat iblis yang menipu.
“Orang-orang fasik telah memasang jerat terhadap aku, tetapi aku tidak sesat dari titah-titah-Mu” (Mzm 119:110). Kiranya kasih karunia Tuhan Yesus memimpin dan menguatkan kita untuk selalu mengasihi Taurat Tuhan dan merenungkannya siang malam, meneguhkan diri kita dari jerat yang menjatuhkan. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 28-29 Desember 2024
1. Bacalah renungan “BERHIKMAT DALAM MENERIMA NASIHAT”
2. Menurut artikel ini, bagaimanakah caranya agar kita dapat membedakan antara nasihat yang baik dengan nasihat yang kurang baik? Berikan contoh nasihatnya.
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat dengan bijaksana menanggapi setiap nasihat.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.