SAUH BAGI JIWA
Berhikmat Dalam Menerima Nasihat
“Juga janganlah memperhatikan segala perkataan yang diucapkan orang, supaya engkau tidak mendengar pelayanmu mengutuki engkau”
“Juga janganlah memperhatikan segala perkataan yang diucapkan orang, supaya engkau tidak mendengar pelayanmu mengutuki engkau”
Alkisah seorang musafir tua bepergian membawa anaknya yang masih kecil menaiki untanya yang sudah tua. Melewati sebuah desa, terdengar bisik-bisik, betapa teganya mereka menaiki unta yang sudah tua. Karena telinganya gatal mendengar bisikan itu, si musafir tua pun turun dari untanya dan berjalan kaki, sementara si anak tetap duduk di atas untanya.
Melewati desa berikutnya, penduduk pun mengatakan betapa tidak berbaktinya si anak membiarkan seorang tua berjalan kaki, sementara sang anak duduk di atas unta. Kemudian si musafir tua pun naik ke atas untanya dan si anak turun dan berjalan kaki.
Melewati desa lainnya, mereka berseru bagaimana mungkin seorang anak kecil dibiarkan berjalan kaki seorang diri. Akhirnya si musafir tua pun turun dan menemani anaknya berjalan kaki. Melewati desa selanjutnya, mereka pun mengumpat betapa bodohnya si musafir tua yang berjalan kaki bersama anaknya padahal mereka memiliki unta untuk dinaiki.
Demikianlah jadinya kalau kita selalu mengikuti apa yang dikatakan orang lain tentang kita. Karena itu, pengkhotbah dengan hikmat yang Tuhan berikan kepadanya mengatakan: “Janganlah memperhatikan segala perkataan yang diucapkan orang, supaya engkau tidak mendengar pelayanmu mengutuki engkau.”
Di satu sisi, kita perlu mendengarkan setiap nasihat. Tetapi di sisi lain, bukan berarti kita perlu menuruti setiap nasihat yang dikatakan oleh orang lain. Kita perlu memiliki hikmat agar kita bisa menilai dan memilih nasihat mana yang perlu kita lakukan dan nasihat mana yang tidak perlu kita lakukan.
Ketika Rehabeam, anak Salomo, memerintah, rakyat datang kepadanya memohon keringanan. Para tua-tua memberi nasihat untuk menjawab rakyat dengan kata-kata yang baik. Orang-orang muda memberi nasihat agar Rehabeam justru menambah tanggungan mereka. Maka Rehabeam pun mengabaikan nasihat para tua-tua dan menjawab rakyat dengan keras. Katanya, “ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri besi.” Akhirnya rakyat memberontak dan Kerajaan Israel terpecah menjadi dua.
Hari ini, orang lain boleh memberikan nasihat kepada kita. Tetapi, diri kita sendirilah yang memutuskan bagaimana kita merespon nasihat itu. Jika nasihat tersebut kurang selaras dengan firman Tuhan, tanpa perlu berpikir dua kali, kita bisa mengabaikannya. Tetapi jika nasihat tersebut tidak bertentangan dengan firman Tuhan dan membawa kebaikan bagi diri kita, apalagi memberikan manfaat bagi kerohanian kita, nasihat seperti ini boleh dipertimbangkan. Kiranya Tuhan memberikan hikmat sehingga kita bisa menanggapi setiap nasihat dengan bijaksana. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 28-29 Desember 2024
1. Bacalah renungan “BERHIKMAT DALAM MENERIMA NASIHAT”
2. Menurut artikel ini, bagaimanakah caranya agar kita dapat membedakan antara nasihat yang baik dengan nasihat yang kurang baik? Berikan contoh nasihatnya.
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat dengan bijaksana menanggapi setiap nasihat.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.