SAUH BAGI JIWA
Akhir yang Baik
“Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya“ (Pengkhotbah 7:8a)
“Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya“ (Pengkhotbah 7:8a)
Ada pepatah “perjalanan seribu mil dimulai dari sebuah langkah pertama.” Pepatah ini betul, kita tidak akan menghasilkan apa pun jika kita tidak memulainya. Rasa-rasanya kita semua juga tahu bahwa untuk memulai langkah pertama ini, kita membutuhkan energi yang sangat besar. Hal ini dikarenakan kita dituntut untuk meninggalkan zona nyaman yang sudah kita bangun dalam waktu yang lama atau bahkan bertahun-tahun lamanya.
Setelah dengan susah payah memulai langkah pertama ini, pepatah lainnya berkata: “Lebih sulit mempertahankan daripada memulai.” Atau kita sering kali mengenal pepatah ini dengan istilah “semangat Coca-Cola.” Awalnya begitu bersemangat, tapi sayangnya hanya bertahan sebentar saja lamanya. Karena alasan tertentu, semangat itu menjadi redup dan bahkan bisa hilang.
Inilah yang juga disampaikan oleh pengkhotbah ketika dikatakan, “Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya.” Mengawali sesuatu yang baru itu baik, tapi bagaimana kita mengakhirinya adalah jauh lebih penting.
Saul adalah raja pertama bangsa Israel. Dia dipilih Tuhan bukan saja karena perawakannya yang elok, tapi juga karena karakternya yang rendah hati. Saul telah mengawali pemerintahannya dengan baik. Tapi sayangnya, Saul kemudian menjadi tinggi hati dan tidak lagi taat pada perintah Tuhan. Dia ditolak oleh Tuhan dan akhir hidupnya sungguh mengenaskan.
Berbeda dengan Paulus. Awalnya, dia adalah seorang Farisi yang berusaha membinasakan orang-orang percaya. Tapi setelah Tuhan Yesus memanggilnya, Paulus menjadi seorang pengikut Tuhan yang sangat setia. Dia memberikan seluruh hidupnya untuk Kristus dan dia mempertahankan imannya sampai akhir hayatnya.
Hari ini, kita perlu bersyukur jika kita telah dipanggil dan menjadi percaya kepada Yesus. Ini adalah sebuah awal yang baik, tapi kiranya semangat dan perjuangan kita tidak berhenti di sini. Ketika bangsa Israel mengawali perjalanannya keluar dari tanah Mesir menuju tanah perjanjian, ada beberapa orang Israel yang gugur di tengah perjalanan? Apa gunanya mereka dapat keluar dari Mesir, tapi jika akhirnya tidak dapat sampai ke tanah Kanaan untuk tinggal dan malah gugur di padang gurun?
Karena itu, mari kita sama-sama berjuang di dalam menjalankan perjalanan iman kita. Carilah teman rohani agar kita dapat menguatkan satu sama lain. Ketika kita lemah, mereka dapat menguatkan kita dan begitu pun sebaliknya. Ingatlah juga apa tujuan akhir kita dan mohonlah kepada Tuhan akan penyertaan-Nya agar kita tidak menjadi kehilangan fokus.
Biarlah di akhir kehidupan kita, kita semua boleh seperti Paulus, yang mengatakan dalam surat
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 23-24 November 2024
- Bacalah renungan “AKHIR YANG BAIK”
- Adakah tantangan yang saat ini sedang Anda rasakan dalam menjalani pertandingan iman? Setiap anggota keluarga boleh berbagi.
- Berdoalah bersama-sama. Mohon Roh Kudus membantu kita dalam menghadapi setiap tantangan, agar dapat mengakhiri pertandingan dengan baik.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.