“Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya”

(Yohanes 14:21)

Ketika menonton drama romantis yang ditayangkan di stasiun televisi ataupun melalui salah satu platform streaming yang ada, perasaan cinta menjadi fokus utama yang sangat ditonjolkan. Bagaimanakah cinta sejati itu? Jika hanya dinyatakan dalam bentuk perkataan, tanpa adanya perbuatan, tentu ini bukanlah cinta yang sesungguhnya. Tidak cukup mengatakan “I love you”. Perlu ada tindakan-tindakan yang nyata untuk membuktikan cinta kita. Tanpa adanya perbuatan kasih yang nyata, ucapan “aku mengasihi kamu” akan menjadi ucapan yang kosong.

Hubungan kasih antar manusia barulah menjadi nyata apabila disertai perbuatan. Lalu bagaimanakah dengan hubungan kasih kita dengan Tuhan? Dari sisi Tuhan, tentu kita tidak perlu lagi mempertanyakan kasih-Nya kepada kita. Pengorbanan-Nya di atas kayu salib menjadi bukti nyata kasih-Nya yang begitu besar pada kita. Lalu bagaimanakah kita menyatakan kasih kita kepada Tuhan? 

Penulis Injil Yohanes 14:15 menuliskan, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” Sebuah pernyataan yang sangat jelas yang dikatakan oleh Tuhan Yesus. Bukti bahwa seseorang mengasihi Tuhan bukanlah dengan lantang mengucapkan, “I love You, Jesus!” melainkan dengan menuruti segala perintah-Nya.

Pernyataan ini tidak hanya sekali saja diucapkan oleh Tuhan Yesus dalam ayat ke 15, tetapi juga dapat kita temukan di ayat 21, yang menjadi ayat emas kita pada hari ini. Kemudian ayat 23-24 juga mengatakan, “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.’”

Dalam ayat yang berdekatan, Tuhan Yesus beberapa kali mengulang pesan yang sama. Hal ini untuk menekankan bagaimana caranya kita dapat membuktikan kasih kita kepada Tuhan. Dengan apa? Yaitu dengan menuruti segala firman-Nya. Bukan sekadar dengan kata-kata.

Jadi kalau kita mengatakan diri kita mengasihi Tuhan, sudahkah kita menaati dan menjalankan segala perintah dan ketetapan dari Tuhan?  Parameter yang paling umum adalah 10 perintah, yang Tuhan tuliskan dengan jari-Nya sendiri. Coba tuliskan 10 perintah tersebut dalam secarik kertas, lalu centanglah perintah yang kita sudah lakukan. Dari berapa banyak yang sudah tercentang, kita bisa merenungkan seberapa besar kasih kita kepada Tuhan. 

Kiranya kita semua dapat menjadi orang-orang yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, yaitu dengan kita melakukan perintah-Nya. 

Tuhan Yesus menyertai kita semua. Haleluya!