SAUH BAGI JIWA
Mengangkat Tumit
Bacaan Alkitab Harian –
“Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku”
“Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku”
Tidak ada seorang pun yang ingin disakiti, apalagi disakiti oleh orang-orang terdekat kita. Terlebih dikhianati oleh orang yang dekat dengan kita. Akan terasa sangat menyakitkan. Kita mungkin akan menangis, kesal, kecewa, ataupun marah karena pengkhianatan yang kita terima.
Dalam Alkitab, kita juga bisa menemukan kisah-kisah mengenai pengkhianatan.
Pertama adalah Daud. Daud mempunyai seorang penasihat bernama Ahitofel. Sebagai penasihat raja, seharusnya dia berpihak kepada Daud. Tapi ketika Absalom memberontak, dia meninggalkan Daud dan memihak kepadanya. Ia telah mengangkat tumitnya terhadap Daud. Dikhianati oleh orang-orang terkasihnya, sahabatnya, dan juga anaknya sendiri, hati Daud pastilah amat pedih dan kecewa.
Selain Daud, Tuhan Yesus juga mengalami pengkhianatan. Yudas, murid dan teman terdekat Tuhan Yesus, yang melewati pagi sampai malam bersama, yang merasakan senang dan susah bersama, telah mengangkat tumitnya terhadap Tuhan Yesus. Ia menjual Tuhan Yesus kepada para imam kepala demi mendapatkan 30 uang perak.
Reaksi manusia pada umumnya adalah ingin membalas dendam terhadap orang yang telah mengangkat tumitnya. Namun Daud tidak berbuat demikian. Padahal sebagai seorang raja, ia bisa saja menghukum mati Ahitofel. Tuhan Yesus juga tidak membalasnya. Sebaliknya, Tuhan Yesus berusaha agar Yudas bisa bertobat, membuang rencananya yang jahat, namun hatinya sudah dikuasai oleh Iblis sehingga ia tetap melakukan pengkhianatan itu. Dan akhirnya, Yudas mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.
Demikianlah sebagai umat Tuhan, kita tidak perlu membalas orang-orang yang berbuat jahat kepada kita. Seperti yang dicatatkan oleh penulis surat Ibrani 10:30 mengatakan, “Sebab kita mengenal Dia yang berkata: ‘Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan.’ Dan lagi: ‘Tuhan akan menghakimi umat-Nya.’” Setiap manusia akan dihakimi menurut perbuatannya dan Allahlah yang akan membalasnya.
Memaafkan orang yang telah mengangkat tumitnya terhadap kita tidaklah mudah. Terasa berat untuk bisa tersenyum dan menyapa mereka. Apalagi menjamu mereka makan. Firman Tuhan memang tidak mudah untuk dijalankan. Namun inilah yang Tuhan Yesus inginkan agar kita melakukannya. Dia telah memberikan teladan bagi kita. Mohon Roh Kudus membantu kita untuk dapat mendoakan dan mengampuni orang-orang yang telah mengangkat tumitnya terhadap kita. Ingat, pembalasan adalah hak Tuhan. Tuhan Yesus menyertai kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
12
Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?
13Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.
14Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu;
15sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.
16Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya.
17Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.
18Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.
19Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia.
20Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku.”