SAUH BAGI JIWA
Lebih Takut Kepada Allah Atau Manusia?
Bacaan Alkitab Harian –
Mengenal kebenaran yang sejati adalah hal yang patut kita syukuri. Hanya dengan mengenal kebenaran, kita bisa memperoleh keselamatan. Bisa menjadi umat pilihan Allah dan pengikut Kristus adalah anugerah yang terbesar karena banyak orang belum mengenal kebenaran.
Namun, selama hidup di dunia ini, kita akan menemui berbagai rintangan yang dapat menghalangi kita untuk memegang teguh kebenaran. Dalam Injil Yohanes 12:42-43, penulis menyampaikan bahwa ada banyak pemimpin yang percaya kepada Tuhan, namun tidak mengakui kepercayaan mereka karena takut dikucilkan oleh orang Farisi. Penulis kitab Yohanes menegaskan bahwa mereka lebih suka menerima hormat dari manusia daripada dari Allah.
Bagaimana dengan kita pada hari ini? Saat ini kita tidak sedang dikecam oleh orang-orang Farisi. Namun, banyak tantangan yang bisa membuat kita tidak berani menyatakan identitas rohani kita. Misalnya, di dalam lingkungan pertemanan. Mungkin kita sungkan menolak ajakan teman-teman kita yang gemar minum alkohol, merokok, serta pergi ke klub malam karena tidak mau dikucilkan dalam pergaulan. Dalam suatu acara kumpul keluarga, mungkin ada kerabat yang mengajak kita bermain judi sebagai suatu kesenangan. Apakah kita berani dengan tegas menolak ajakan tersebut? Atau, sebaliknya justru kita menurutinya karena tidak mau dianggap aneh?
Sebagai seorang Kristen, kita tentu mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Jika kita tahu apa yang salah, tetapi masih tetap melakukannya karena tidak ingin dijauhi orang lain atau dianggap ‘sok suci’, kita telah gagal menunjukkan identitas kita sebagai orang Kristen. Kita sama seperti para pemimpin yang dicatat dalam Yohanes 12 yang tidak mengakui kepercayaannya secara terus terang karena takut dikucilkan.
Kita adalah garam dan terang dunia (Mat 5:13-16). Kita harus bercahaya di depan orang sehingga mereka yang melihatnya dapat memuliakan Tuhan. Bahkan, mereka juga bisa menjadi percaya kepada Tuhan karena melihat teladan pada diri kita. Penginjilan tidak hanya dilakukan melalui kata-kata, tetapi juga dari perbuatan kita sehari-hari. Apabila kita tidak ada bedanya dengan dunia yang jahat dan gelap ini, bagaimana mereka dapat percaya kepada Tuhan?
Percaya kepada Tuhan adalah suatu perbuatan yang baik, tetapi itu saja tidak cukup. Iman harus disertai dengan perbuatan. Ingatlah bahwa kita adalah hamba Kristus yang harus senantiasa berusaha untuk berkenan kepada Allah dibandingkan mencari kesukaan manusia. Tuhan menyertai kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
37
Dan meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepada-Nya,
38supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: “Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami? Dan kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?”
39Karena itu mereka tidak dapat percaya, sebab Yesaya telah berkata juga:
40“Ia telah membutakan mata dan mendegilkan hati mereka, supaya mereka jangan melihat dengan mata, dan menanggap dengan hati, lalu berbalik, sehingga Aku menyembuhkan mereka.”
41Hal ini dikatakan oleh Yesaya, karena ia telah melihat kemuliaan-Nya dan telah berkata-kata tentang Dia.
42Namun banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepada-Nya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan.
43Sebab mereka lebih suka akan kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah.
44Tetapi Yesus berseru kata-Nya: “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku;
45dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku.
46Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.
47Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.
48Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.
49Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan.
50Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku.”