SAUH BAGI JIWA
Terjebak Dalam Rutinitas
“Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyakan Aku tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Allah” (Yesaya 58:2)
“Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyakan Aku tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Allah” (Yesaya 58:2)
Orang Yehuda suka dan rajin beribadah kepada Tuhan. Mereka juga tetap hidup dalam batas-batas hukum Tuhan dan menanyakan hukum-hukum Allah–ingin mengenal jalan Tuhan. Apa yang dilakukan mereka tampaknya tidak ada yang salah. Namun Tuhan ternyata mengecam perbuatan mereka. Sehingga orang Yehuda pun bertanya-tanya, “Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?” (Yes 58:3a).
Tuhan tidak menyukai ibadah mereka, karena semua itu hanyalah sebuah rutinitas dan kemunafikan belaka, sehingga ibadah mereka menjadi tidak berguna. Perbuatan mereka merupakan buktinya, sebab di samping melakukan ibadah, mereka juga melakukan hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan. Mereka melakukan kegiatan keagamaan mereka lebih karena tradisi turun-temurun dari nenek moyang mereka, bukan karena benar-benar percaya. Mereka menjalankan ibadah sambil mengurus urusan mereka sehari-hari. Selain itu, perbuatan mereka sama sekali tidak mencerminkan seorang pengikut Tuhan yang baik.
Terjebak dalam rutinitas. Mungkin ini juga terjadi pada kebanyakan dari kita. Kita telah terbiasa melakukan kegiatan kita sehari-hari, termasuk dalam ibadah kita terhadap Tuhan. Sebagai orang Kristen, kita terbiasa berdoa, membaca Alkitab, memuji Tuhan, menyembah dan melayani Tuhan. Namun tanpa disadari, bisa jadi kita melakukan semuanya itu hanya sebagai rutinitas belaka. Kita beribadah hanya karena sebagai orang Kristen, kita tahu kita harus menyembah dan berbakti kepada Tuhan. Kita tidak lagi melakukan ibadah dengan segenap dan kesungguhan hati kita.
Jika ini yang sedang terjadi pada diri kita, maka kita perlu berhati-hati. Apabila kita hanya menganggap ibadah sebagai rutinitas, ibadah kita akan menjadi sia-sia. Bukan tidak mungkin, justru ibadah yang seharusnya menjadi suatu hal yang baik malah mendatangkan hukuman bagi kita.
Penulis Kitab Ulangan 10:12 berkata, ”Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh Tuhan, Allahmu, selain dari takut akan Tuhan, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.” Sebagai orang Israel rohani, Tuhan juga menuntut hal yang sama dari kita. Ia ingin agar kita melakukan segala kegiatan keagamaan kita karena hati yang percaya dan mengasihi Dia.
Giat beribadah dan melayani Tuhan adalah perbuatan yang baik jika dilakukan dengan hati yang tulus dan bersungguh-sungguh. Dengan demikian, ibadah dan pelayanan kita berkenan kepada-Nya dan menjadi bau yang harum bagi-Nya. Tuhan menyertai kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 12-13 Oktober 2024
- Bacalah renungan “TERJEBAK DALAM RUTINITAS”
- Menurut Anda, apa bedanya beribadah sekedar formalitas dengan beribadah dengan hati? Setiap anggota keluarga dapat memberikan pendapatnya.
- Berdoalah bersama-sama. Mohon Roh Kudus membantu agar saat ibadah, kita dapat beribadah dengan segenap hati, tidak sebatas formalitas.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.