SAUH BAGI JIWA
Jangan Anggap Sepi
“Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?”
(Roma 2:4)
“Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?”
(Roma 2:4)
Berkelok-kelok perjalanan sejarah bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah. Silih berganti masa di mana mereka taat dan tidak taat. Setelah Yosua wafat hingga masa raja-raja, inilah masa yang paling darurat bagi bangsa Israel–mereka hidup jauh dari ketaatan kepada Allah. Berikut adalah beberapa kedurjanaan umat Israel.
Pertama, bangsa Israel mengikuti cara hidup bangsa-bangsa di sekitar mereka, yaitu menyembah allah-allah lain. Kedua, mereka menolak pimpinan Allah dengan meminta seorang raja untuk memimpin mereka. Ketiga, bangsa Israel tidak mengasihi sesama dengan tidak memedulikan orang miskin, juga tidak memperhatikan anak-anak yatim dan janda-janda.
Lalu, bagaimana peran Allah dalam masa ini? Apakah Allah masih menyayangi dan menolong umat-Nya? Apa tindakan Allah jika Ia menyayangi umat-Nya?
Sejak zaman Hakim-hakim, Allah telah mengirim sekian banyak hakim untuk menegur, menasihati, dan menolong umat Israel. Begitu pula dalam masa raja-raja di mana Allah telah mengirim nabi-nabi-Nya untuk melakukan hal yang sama.
Namun, bagaimana respon umat Israel terhadap kasih dan upaya Allah untuk menyelamatkan mereka? Umat Israel dan raja-raja justru menolak bahkan mencelakai utusan Allah yang datang untuk menolong mereka kembali kepada jalan yang benar. Salah satu contoh peristiwa tersebut adalah penganiayaan yang dilakukan terhadap Nabi Yeremia. Mereka menginginkan kematian Nabi Yeremia dengan memasukkannya ke dalam perigi atau sumur.
Sesungguhnya, bukan Allah kekurangan cara untuk menyelamatkan umat-Nya. Bahkan saat umat tidak peduli lagi dengan keselamatan saudara sebangsanya, Allah dapat menggerakan seorang asing, yaitu Ebed-Melekh dari Etiopia untuk menjadi penolong bagi Nabi Yeremia, nabi utusan-Nya (Yer 38:7-13). Melalui peristiwa ini, kita dapat mengetahui, rupanya seorang asing justru lebih memiliki teladan kasih daripada umat Allah yang seharusnya menjadi teladan kasih.
Meskipun demikian, Allah tetap sangat sabar menanti umat-Nya untuk bertobat dan kembali kepada-Nya. Hal ini seirama dengan apa yang dicatatkan oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma, “Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?” (Rom 2:4).
Sejak masa Perjanjian Baru sampai akhir dunia nanti, Allah menurunkan Roh Kudus dan menyediakan firman yang dicatatkan dalam Alkitab. Dengan ini, kita mendapatkan penasihat, penolong, penghibur, dan sumber kekuatan untuk menjalani hidup di dunia ini. Tapi, apakah kita mau taat dan peka menerima pertolongan Allah?
Janganlah anggap sepi kemurahan dan kesabaran Allah atau dalam kata lain janganlah kita meremehkan atau memandang rendah kasih-Nya ini. Kemurahan dan kesabaran-Nya adalah bentuk kasih dan tuntunan Allah agar kita kembali kepada jalan-Nya. Pada hari ini, bukalah dan rendahkanlah hati kita, terimalah firman-Nya, serta berjalanlah di jalan Tuhan. Akuilah dosa kita dan bertobatlah selama kita masih memiliki waktu di dunia ini. Tuhan menyertai kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 12-13 Oktober 2024
- Bacalah renungan “TERJEBAK DALAM RUTINITAS”
- Menurut Anda, apa bedanya beribadah sekedar formalitas dengan beribadah dengan hati? Setiap anggota keluarga dapat memberikan pendapatnya.
- Berdoalah bersama-sama. Mohon Roh Kudus membantu agar saat ibadah, kita dapat beribadah dengan segenap hati, tidak sebatas formalitas.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.