SAUH BAGI JIWA
Syarat Masuk Ke Tempat Perhentian
“Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku” (Ibrani 4:1)
“Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku” (Ibrani 4:1)
Janji untuk masuk ke tempat perhentian disediakan bagi mereka yang percaya kepada Tuhan. Barangsiapa yang percaya kepada Tuhan, mereka akan memperoleh bagian dalam janji ini asalkan mereka bertekun di dalamnya. Sebab apabila seseorang telah percaya kepada Tuhan, tapi ia menyimpang dari iman dan menjadi murtad di kemudian hari, maka janji untuk masuk ke tempat perhentian itu tidak berlaku lagi.
Oleh karena itu, penulis kitab Ibrani menasihati kita–umat percaya, agar kita senantiasa berwaspada dan berjaga-jaga. Jangan sampai kita menjadi seperti sebagian besar dari umat Israel yang dibinasakan Tuhan di padang gurun. Di Masa dan Meriba, mereka mengeraskan hati. Mereka mencobai Tuhan, meskipun mereka telah melihat segala perbuatan ajaib dan mukjizat yang telah Tuhan lakukan di depan mereka. Setiap kali mengalami masalah atau kesukaran, mereka segera bersungut-sungut. Mereka bebal, sesat, dan tidak mengenal jalan Tuhan. Mereka tidak bersungguh-sungguh percaya kepada Tuhan dan tidak taat pada perintah-Nya. Karena itulah Tuhan menjadi murka dan bersumpah bahwa mereka tidak akan masuk ke tempat perhentian-Nya (Mzm 95:11).
Bercermin dari umat Israel, kita mengetahui bahwa syarat untuk masuk ke tempat perhentian Tuhan adalah dengan memiliki iman dan ketaatan. Apa pun yang terjadi, kita harus tetap berpegang teguh pada iman. Tuhan kita adalah Allah Yang Maha Besar dan tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Penulis Injil Matius menekankan, “Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, – maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.” Kita bisa melihat bahwa iman itu sangat penting. Ketika Yesus ada di dunia, Ia berkali-kali mengatakan bahwa iman seseorang dapat menyelamatkan dan memberikan kesembuhan. Tanpa iman, segala sesuatu yang kita lakukan menjadi percuma dan pemberitaan firman menjadi sia-sia. Tanpa iman, tidak ada keselamatan.
Sedangkan ketaatan adalah bukti dari iman. Karena percaya, maka seseorang bisa taat. Jika kita menyebut diri kita beriman kepada Tuhan, maka kita harus taat kepada-Nya. Demikianlah disampaikan oleh Rasul Yakobus dalam suratnya, “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati” (Yak 2:26). Maka, ketaatan kepada Tuhan menunjukkan bahwa iman kita hidup.
Janji untuk masuk ke tempat perhentian masih terbuka. Kita masih mempunyai kesempatan untuk berbenah diri. Perhatikanlah kehidupan rohani kita. Apakah kita telah memiliki iman yang benar dan bertekun di dalam-Nya? Apakah kita sudah berusaha untuk taat kepada Tuhan dalam segala hal? Perhatikanlah dengan saksama bagaimana kita menjalani kehidupan kita setiap hari.
Selain itu, kita juga perlu memperhatikan saudara seiman kita. Apakah ada di antara mereka yang telah menyimpang dari kebenaran atau mengalami kemerosotan iman? Jika demikian, marilah kita berusaha untuk menginsafkan mereka, agar mereka dapat berbalik dan bangkit kembali.
Kiranya kita tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk masuk ke tempat perhentian Tuhan ini. Bertumbuhlah dalam iman dan bertekunlah dalam ketaatan agar kita memenuhi syarat untuk masuk ke dalamnya.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.