SAUH BAGI JIWA
Hanya Karena Tuhan
“Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah” (Lukas 13:13)
“Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah” (Lukas 13:13)
Seorang siswa yang sebelumnya selalu mendapat nilai rata-rata tiba-tiba menjadi juara kelas dengan nilai tertinggi. Semua orang, termasuk teman-temannya, memuji kegigihannya dalam belajar, berpikir bahwa hasil usaha kerasnya sendiri sangat luar biasa. Namun, yang tidak mereka ketahui, setiap malam ibunya duduk bersamanya, mengulang pelajaran, dan memberikan bimbingan tambahan. Kesuksesannya terlihat seperti murni hasil kerja kerasnya sendiri, padahal ada dukungan dan bantuan tak terlihat dari ibunya di balik itu semua.
Dalam Lukas 13, kita bisa menemukan cerita seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai punggungnya bungkuk dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. Kemudian Yesus menyembuhkan perempuan tersebut dan dituliskan dalam ayat 13, “Dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah.”
Uniknya, dalam ayat 13 ini, ada perbedaan kata yang digunakan dalam teks asli dalam Bahasa Yunani serta dalam teks terjemahan dalam Bahasa Indonesia. Dalam teks terjemahan, kita menemukan kalimat “berdirilah perempuan itu,” yang menandakan bahwa perempuan itu berdiri dengan usahanya sendiri. Namun jika kita melihat dalam teks aslinya, kata yang digunakan adalah bentuk kata pasif dari kata “mengembalikan,” atau dapat juga dijelaskan menjadi “diberdirikan.”
Perempuan yang disembuhkan tersebut bukan berdiri dengan usahanya sendiri, tapi Tuhanlah yang membuatnya berdiri. Hal ini dapat kita sambungkan juga dengan kehidupan pada saat ini. Ketika kita berhasil melakukan sesuatu, kita mungkin merasa hal tersebut dapat tercapai karena usaha kita sendiri. Kita berhasil membuka bisnis sukses, kita berhasil mendapatkan penghargaan, dan lainnya. Tapi sebenarnya itu semua karena Tuhan. Jika tidak ada Tuhan, kita tidak dapat berbuat apa pun. Sama seperti cerita singkat di awal tulisan ini, sepertinya anak tersebut berhasil meraih nilai tertinggi karena usahanya sendiri, padahal ada sosok ibunya yang membantunya.
Dengan menyadari hal ini, mari kita bersandar kepada-Nya akan segala sesuatu yang kita hadapi di kehidupan. Karena tanpa turut campur tangan Tuhan, kita tidak bisa melakukan sesuatu apa pun. Maka, kita juga perlu mengucap syukur atas kasih anugerah-Nya yang begitu berlimpah kepada kita. Selain itu, hal ini mengingatkan kita agar tidak meninggikan diri kita, sebab siapakah kita ini? Semua yang kita peroleh adalah berasal daripada-Nya. Kita tidak berdaya tanpa adanya bantuan Tuhan. Hanya karena Tuhan, kita bisa melakukan segala sesuatu. Tuhan Yesus menyertai kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.