SAUH BAGI JIWA
Sifat Tidak Pernah Puas
“Kata-Nya lagi kepada mereka: ‘Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu’” (Lukas 12:15)
“Kata-Nya lagi kepada mereka: ‘Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu’” (Lukas 12:15)
Setiap manusia mempunyai keinginan, bahkan kita semua cenderung memiliki keinginan yang banyak. Tapi jika kita tidak mengendalikannya dengan baik dan bijaksana, kita bisa terjerumus ke dalam hal yang merugikan. Misalnya, seseorang ingin mempunyai uang yang banyak, lalu ia mencari cara untuk mencapainya dan ia menemukan judi online. Praktik ini memanfaatkan ketamakan dan keinginan seseorang untuk mendapatkan keuntungan cepat tanpa usaha yang sepadan. Meskipun mungkin terlihat menggoda dengan janji kemenangan besar, kenyataannya banyak orang yang terjerat dalam lingkaran kecanduan dan kerugian finansial.
Keinginan untuk mempunyai hidup yang lebih baik tidak salah, namun sifat ketamakan adalah suatu hal yang tidak akan pernah terpuaskan. Jika kita tidak berusaha untuk mengendalikan ketamakan ini, kita dapat jatuh ke dalam perangkap si jahat dan berbuat dosa.
Ketika Naaman mendapatkan kesembuhan dari penyakit kustanya, ia ingin memberikan hadiah kepada Nabi Elisa. Tapi Elisa menolaknya karena ia ingin Naaman mengerti bahwa ia seharusnya berterima kasih kepada Tuhan. Di satu sisi, Gehazi—bujang Elisa tidak mengerti maksud Elisa, sehingga ia mengejar Naaman serta berbohong untuk mendapatkan harta dari Naaman. Karena kebohongan dan ketamakannya, Gehazi mendapatkan hukuman berupa kusta.
Selain itu, ada juga Lot yang karena kekhawatirannya memilih tanah yang baik untuk dirinya. Saat kita tidak bersandar kepada Tuhan, kita cenderung menjadi defensif dan berusaha untuk mendapatkan segala sesuatu yang baik untuk diri sendiri. Lot tidak memedulikan apakah ia masih bisa menyembah Tuhan di tanah yang ia pilih dan apakah penduduknya jahat atau tidak. Pada akhirnya, tanah yang ia pilih dihancurkan dan Lot kehilangan apa yang ia miliki, termasuk istrinya.
Melalui contoh-contoh di atas, kita bisa melihat bahwa sifat ketamakan adalah sifat yang berbahaya. Mungkin kita tidak langsung merasakan dampaknya, tapi apabila sudah terlambat, kita hanya bisa menyesali perbuatan tamak kita di masa lalu.
Salah satu perbuatan tamak yang perlu kita waspadai di masa sekarang adalah sikap hanya memikirkan diri sendiri dan tidak memedulikan orang lain—seperti Lot. Contoh-contoh lainnya adalah perbuatan mencari uang terus-menerus hingga kita tidak memiliki waktu untuk Tuhan ataupun keluarga, serta menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan ataupun hal-hal yang tidak baik.
Agar terhindar dari ketamakan, kita dapat belajar untuk bersukacita dan mensyukuri apa yang telah kita miliki. Ada kalanya sikap tamak muncul karena kita merasa apa yang kita punya belum cukup atau masih kurang. Carilah juga perkara yang di atas, bukan yang ada di bumi (Kol 3:2)—ini berarti utamakanlah Tuhan dan berusahalah untuk menyenangkan-Nya dalam pikiran, perkataan, serta perbuatan kita.
Tuhan telah berjanji untuk memelihara kita, maka kita tidak perlu bersikap khawatir berlebihan sehingga kita berlaku tamak akan apa yang ada di dunia ini. Syukurilah apa yang kita miliki. Tuhan menyertai kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.