SAUH BAGI JIWA
Hal Kecil Pun Berarti
”Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar” (Lukas 16:10)
”Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar” (Lukas 16:10)
Ucapan terima kasih adalah sebuah kalimat yang biasa kita berikan kepada orang yang telah melakukan sesuatu yang baik kepada kita. Dengan menyampaikan terima kasih, maka orang tersebut dapat merasa dihargai dan kita pun menunjukkan sikap sopan santun. Tapi ternyata ini adalah sebuah hal kecil yang sering dilupakan oleh banyak orang. Bukan hanya ucapan terima kasih, tapi ucapan “maaf” dan “tolong” juga sering tidak diberikan kepada orang lain yang patut menerimanya. Meskipun ini adalah hal kecil dan sepele, tetapi jika dengan ketulusan hati dilakukan dan diucapkan, akan memberikan kehangatan pada orang-orang sekitar kita.
Hal sepele, namun berarti bagi orang banyak. Demikian pula halnya dalam hubungan kita bersama Tuhan. Pernahkah kita menyepelekan hal-hal kecil, hal-hal yang kita anggap “bukan masalah besar”? Kadangkala, kita menyampaikan bohong putih ‘kecil’ untuk bisa menyenangkan hati teman kita. Kita membicarakan hal buruk tentang seseorang di belakangnya. Mungkin kita berpikir ini bukan masalah asalkan kita tidak menyakiti orang lain. Atau mungkin kita tahu Tuhan tidak senang dengan perilaku kita, tapi kita meyakinkan diri kita bahwa Tuhan tidak akan berlaku seketat itu selama kita tidak melakukan dosa besar. Kita berpikir Tuhan pasti akan mengerti kelemahan kita dan mengampuni kesalahan kita. Kita menyepelekan “dosa-dosa kecil.”
Sekecil apapun hal yang kita lakukan, meskipun terlihat sepele, sesungguhnya tindakan tersebut justru mencerminkan apa yang ada di dalam hati kita–termasuk bagaimana kita mengimani Firman Tuhan. Dalam Bilangan 20:2-13, dituliskan sebuah peristiwa ketika bangsa Israel bersungut-sungut karena tidak ada air. Lalu Tuhan berfirman kepada Musa untuk berbicara kepada bukit batu agar dikeluarkannya air. Alih-alih berbicara kepada bukit batu, Musa justru memukul bukit batu itu dengan tongkatnya. Setelah itu Musa dan Harun dinyatakan tidak akan membawa bangsa Israel masuk ke negeri yang akan Tuhan berikan. Sekilas hal itu terkesan sepele, hal kecil, tetapi sesungguhnya perbuatan Musa mencerminkan kekecewaan yang bercampur dengan keraguan di dalam janji pemeliharaan Tuhan untuk melancarkan segala sesuatunya.
Tuhan itu setia (1Kor 1:9). Ia juga menginginkan anak-anak-Nya untuk menjadi setia (Why 2:10). Jika kita mencermati Alkitab, kita akan mempelajari bahwa kesetiaan adalah perilaku melakukan perintah-perintah Allah. Jika kita berlaku setia kepada Tuhan, maka kita menunjukkan kepercayaan kita pada firman-Nya dan rasa hormat yang tinggi terhadap Tuhan.
Mari kita renungkan hal-hal kecil apa dalam firman Tuhan yang sering kita abaikan. Misalnya, apakah kita masih sering terlambat datang ke gereja, apakah kita mendengarkan khotbah dengan baik, apakah perkataan kita telah mencerminkan identitas sebagai anak Tuhan, dan sebagainya. Setelah kita mengetahuinya, cobalah untuk tidak mengabaikannya lagi, karena kita harus berlaku setia dalam perkara-perkara kecil.
Tentunya kita ingin mendengar kalimat ini dari Tuan kita: “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” (Mat 25:21). Tuhan memberkati kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.