“Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran” (Yohanes 5:33)

Di era modern ini kita tentu banyak mendengarkan berita-berita, baik dari media sosial maupun dari media elektronik lainnya. Tidak jarang kita bisa menemukan kabar yang bersifat hoax, atau dengan kata lain kabar tersebut adalah kabar bohong. Parahnya, banyak orang tidak tahu kalau itu adalah kabar yang tidak benar sehingga penerima kabar itu membagikannya lagi ke orang lain. Dengan demikian, tampaknya sulit bagi kita untuk mencari suatu sumber berita yang terpercaya dalam memberikan suatu kesaksian.

Dalam Yohanes 5:33, Tuhan berkata bahwa Yohanes adalah seseorang yang bersaksi tentang kebenaran. Tuhan Yesus sendiri yang mengklaim bahwa berita dan kesaksian yang disampaikan oleh Yohanes adalah terpercaya dan benar adanya. Yohanes bersaksi tentang Tuhan dan pertobatan. Apa yang dikabarkannya bukanlah suatu kesaksian yang tidak benar, dilebih-lebihkan atau dikurang-kurangi. Yohanes bersaksi tentang Tuhan dan kebenaran firman-Nya dengan sepenuhnya. Selain itu, Yohanes juga bukan memberitakan tentang dirinya sendiri.

Ketika kita hendak memberikan suatu kesaksian kepada orang-orang di sekitar kita maupun kepada saudara-saudari kita, apakah kita telah menyaksikan kebenaran firman Tuhan tersebut dengan benar dan sepenuhnya? Lalu, apakah kita membesarkan nama Tuhan atau justru kita malah membesarkan nama kita, sedangkan nama Tuhan menjadi semakin kecil?

Pada hari ini kita diingatkan bahwa kita perlu mengabarkan kebenaran firman Tuhan dengan sepenuhnya dan sebenarnya. Kita tidak boleh melebih-lebihkan apa yang kita beritakan, dan begitu pun sebaliknya–kita tidak boleh mengurangi firman Tuhan (Why 22:18-19). Peringatan Tuhan jelas: siapa yang menambahi firman Tuhan, Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka; dan bagi mereka yang mengurangi firman Tuhan, Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus. Betapa menyeramkannya! Di samping itu, kita pun harus berhati-hati dan bersikap cermat ketika menerima kesaksian atau firman Tuhan. Kita bisa menelitinya lagi, apakah yang kita terima sudah sesuai dengan kebenaran atau belum.

Selain itu, kiranya kita juga melakukan pengabaran kebenaran dengan motivasi untuk memuliakan nama Tuhan, bukan untuk mencari kemuliaan diri sendiri. Kita hanyalah hamba Tuhan yang diberikan perintah untuk mengabarkan Injil. Apabila kita mempunyai karunia untuk berbicara dengan orang lain, itu pun berasal dari Tuhan.  Maka, lakukanlah tugas tersebut untuk Tuhan, bukan untuk kepentingan diri sendiri. 

Hendaknya kita memiliki semangat untuk memberikan kesaksian yang benar, seperti yang diperbuat Yohanes. Yohanes sepenuhnya memberitakan tentang kebenaran dan menjadi seorang pemberita yang dipercaya oleh Tuhan. Tuhan menyertai kita semua.