SAUH BAGI JIWA
Usaha Menjaring Angin
[su_icon icon=”icon: calendar” color=”#d19636″ size=”18″ shape_size=”4″ radius=”36″] Renungan Tanggal: 11 Aug 2024
“Oleh sebab itu, ini pun kesia-siaan dan usaha menjaring angin” (Pengkhotbah 4:16b)
“Oleh sebab itu, ini pun kesia-siaan dan usaha menjaring angin” (Pengkhotbah 4:16b)
Angin adalah udara yang bergerak, berwujud gas sehingga tidak dapat terlihat. Kita masih bisa merasakan kehadirannya dan mendengar desau suaranya meskipun kita tidak dapat menangkapnya atau menjaringnya.
Kitab Pengkhotbah mencatat ada sembilan kalimat bertuliskan ‘usaha menjaring angin.’ Pengulangan kalimat ini dilakukan dalam konteks yang berbeda-beda. Ada yang dalam mengejar hikmat, dalam menjalani kehidupan umat manusia, ataupun dalam jerih payah bekerja. Segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari adalah usaha menjaring angin. Dalam peribahasa bahasa Indonesia, kalimat ini mengandung arti ‘pekerjaan yang dilakukan sia-sia.’
Perkataan ini ditulis oleh Raja Salomo karena pengalaman hidup yang dialaminya. Salomo memohon hikmat kepada Tuhan, dan Tuhan menambahkannya dengan harta kekayaan yang berlimpah dan panjang umur. Hikmatnya sangat termasyhur sampai ratu negeri Syeba pun datang hendak menguji Salomo dengan teka-teki. Salomo juga membangun bait Allah yang megah dan indah sesuai pesan ayahnya, Daud. Namun pada akhir hidupnya, ia jatuh dalam dosa penyembahan berhala karena perempuan-perempuan asing. Hidup Salomo menjadi sia-sia dan usaha menjaring angin.
Bila kita melihat kehidupan manusia di bawah matahari, betapa sibuknya aktivitas manusia. Para pelajar sibuk mencari ilmu. Orang-orang dewasa bekerja dan mengumpulkan harta benda, mengejar kedudukan tinggi, dan giat mencapai kesuksesan dalam karier. Demi hal tersebut, mungkin kita pernah mengorbankan firman kebenaran sehingga mencari harta dengan curang dan jalan yang kotor. Hal apakah yang kita dapatkan? Mungkin kita bisa menikmatinya, tapi hanya sesaat dan setelah itu kita tidak dapat membawanya ketika mati. Betapa sia-sianya hidup ini. Kita diingatkan dalam ayat Mat. 6:19-20a yang berbunyi, ”Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga.”
Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya dan Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu amat baik. Allah memberi tugas agar manusia menaklukkan bumi dan berkuasa atas segala ciptaan lainnya. Allah memberi kesempatan kepada manusia agar menggunakan hikmat yang diberikan-Nya itu dalam tingkah laku dan perbuatan kita ataupun dalam usaha dan pekerjaan kita. Dengan demikian, semua yang dilakukan tidak sia-sia, hidup kita berguna bagi keluarga, gereja, negara, dan kita juga dapat menjadi berkat bagi banyak orang.
Hidup memang tidak abadi, dunia berputar silih berganti, namun di balik itu semua, ada sang Pencipta yang mengatur segala yang ada. Tapi Allah menyerahkan pilihan hidup kepada kita: apakah kita mengisi hari-hari dengan bijaksana atau menjalani hidup untuk kepentingan sendiri dan kepuasan diri sendiri? Jika hanya untuk memuaskan diri sendiri, maka hidup ini akan menjadi sia-sia dan usaha menjaring angin.
Allah telah menyelamatkan dan menjadikan kita sebagai anak-Nya. Maka itu, ingatlah apa yang tertulis dalam Titus 2:12 ini, “Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini.”
Kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih, dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni. Terpujilah nama Tuhan, Haleluya, amin.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.