SAUH BAGI JIWA
Kemurahan Tuhan
[su_icon icon=”icon: calendar” color=”#d19636″ size=”18″ shape_size=”4″ radius=”36″] Renungan Tanggal: 28 Jul 2024
“Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?“ (Roma 2:4)
“Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?“ (Roma 2:4)
Selama perjalanan di padang gurun, bangsa Israel telah berkali-kali mencobai dan bersungut-sungut kepada Allah. Bukan hanya itu, mereka juga telah mendukakan hati Allah dan membangkitkan murka-Nya. Baru saja keluar dari Mesir, mereka telah bersungut-sungut mengenai makanan. Allah menjawab keluhan tersebut dengan menurunkan manna dan mendatangkan burung puyuh. Untuk sementara waktu, mereka tidak mengeluh lagi.
Namun ketika sampai di Rafidim dan tidak menemukan air untuk diminum, mereka kembali bersungut-sungut. Maka, Allah menyuruh Musa untuk memukul gunung batu Horeb dan dari dalamnya keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum.
Kemudian, ketika Musa terlalu lama berada di gunung Sinai, mereka berkata kepada Harun, ”Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir – kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia” (Kel 32:1). Harun memenuhi keinginan mereka dengan membuatkan anak lembu tuangan. Mereka menyembah anak lembu itu dan mempersembahkan korban kepadanya. Dengan ini, mereka menganggap anak lembu itu sebagai pengganti Allah! Tentu saja perbuatan ini membangkitkan murka Allah, sehingga mereka hendak dibinasakan. Bersyukur bahwa Musa berhasil melunakkan hati Allah sehingga mereka selamat.
Tidak hanya itu, pada zaman hakim-hakim, setelah nenek moyang mereka meninggal, mereka melakukan apa yang jahat di mata Tuhan dengan beribadah kepada para Baal. Mereka meninggalkan Tuhan, Allah nenek moyang mereka yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Lalu, mereka mengikuti allah lain, yaitu allah dari antara allah bangsa-bangsa di sekeliling mereka, dan sujud menyembah kepadanya, sehingga mereka menyakiti hati Tuhan.
Walaupun orang Israel berulang kali melakukan hal yang jahat dan mendukakan hati-Nya, Allah tetap mengasihi dan mengampuni mereka. Inilah kemurahan Allah yang sungguh besar terhadap umat pilihan-Nya. Allah memaklumi kelemahan mereka, sehingga walaupun sempat murka –karena kasih-Nya– Allah tetap menolong mereka.
Hari ini, Allah pun sering memaklumi kelemahan kita karena kita pun adalah umat pilihan-Nya. Sama seperti orang Israel, ketika menghadapi masalah atau kesusahan, kita suka mengeluh dan bersungut-sungut. Kita sering merasa tidak puas dengan keadaan dan sering menuntut serta merasa Allah tidak mengasihi kita karena Dia tidak memenuhi keinginan kita. Kadang kala kita mendukakan Allah, dengan mengutamakan urusan kita lebih daripada-Nya.
Meskipun demikian, Allah mengampuni kita dan memberikan kita kesempatan untuk bertobat. Dia sungguh sabar terhadap kita. Janganlah kita menganggap sepi atau menyia-nyiakan kesabaran dan kemurahan-Nya ini. Jika kita tetap mengeraskan hati dan tidak mau bertobat, maka kita akan menuai hukuman kekal pada hari penghakiman. Maka, ”Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman” (Ibr 3:15).
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.