SAUH BAGI JIWA
Melampaui Kesia-siaan
“Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia“ (Pengkhotbah 1:2)
“Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia“ (Pengkhotbah 1:2)
Raja Salomo adalah seorang raja yang berhikmat dan bijaksana. Ia menulis tiga ribu amsal dan seribu lima lagu, namun ia katakan segala sesuatu adalah sia-sia. Apa pun yang kita kejar di dalam kehidupan, Salomo katakan di bawah matahari tidak ada yang baru (Pkh 1:9). Apa yang kita kejar sekarang sudah dikejar terlebih dahulu. Kesimpulannya adalah apa yang kita pikirkan saat ini berarti akan menjadi sia-sia saat kita meninggal. Hidup tanpa Tuhan tidak ada artinya, sehingga jika kita mau mempunyai hidup yang bernilai, takutlah akan Allah.
Lalu, bagaimana caranya agar kita memiliki hidup bernilai? Suatu bangunan dengan fondasi kayu yang lapuk tentunya harus diganti dengan yang baru agar bangunan yang berdiri di atasnya dapat tetap kokoh. Demikian pula halnya dengan iman yang kita bangun. Saat mengejar kesempurnaan iman, kita harus meninggalkan kehidupan lama kita, yaitu kehidupan dengan pola pikir hidup tanpa Tuhan adalah baik-baik saja. Berpikir demikian dan menjadikan diri kita sebagai pusat segalanya adalah konsep yang salah. Konsep seperti ini harus ditinggalkan sehingga kita dapat menuju kehidupan yang baru, yaitu menjadikan Tuhan sebagai pusat dari segalanya.
Semua orang mempunyai kesulitannya sendiri, oleh karena itu, kita harus mengejar keberhasilan kehidupan rohani, bukan keberhasilan kehidupan dalam hal materi. Kita memiliki Tuhan dan kita adalah milik-Nya. Kesulitan yang kita hadapi adalah menjadikan Tuhan sebagai pusat segalanya dalam dunia ini yang tidak mengenal Tuhan. Inilah tantangan terbesar bagi seorang umat Kristen. Tapi marilah kita ingat bahwa hanya dengan membangun kehidupan rohani, maka hidup kita akan menjadi berarti.
Kehidupan ini berharga, tapi jika berakhir dengan menyedihkan, maka hidup ini sia-sia. Jika hidup kita bukan untuk Tuhan, tidak menempatkan Tuhan sebagai pusat segalanya, maka hidup ini pun sia sia. Ayat emas pada hari ini dituliskan oleh Salomo agar kita merefleksikan kembali kehidupan kita: apakah yang kita kejar?
Lalu apa yang harus kita lakukan? Kita harus melampaui kesia-siaan melalui Tuhan Yesus. Hidup orang-orang saat ini tidak berarti karena mereka meninggalkan Tuhan Yesus. Tanpa Tuhan, manusia tidak mempunyai hidup dan harapan. Maka, carilah Tuhan selama masih ada waktu dan tinggallah di dalam-Nya. Kita bisa menemukan-Nya dengan membaca firman Tuhan, merenungkan kehidupan kita yang penuh dengan jejak kasih Tuhan, melihat ciptaan-Nya yang luar biasa, dan hal lainnya. Setelah menemukan Tuhan, janganlah pergi keluar meninggalkan-Nya. Tuhan adalah tujuan yang kita kejar sehingga kita tidak akan mengalami kesia-siaan belaka di dalam dunia ini. Tuhan menyertai kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
![bible-2167778_1920 bible-2167778_1920](https://tjc.org/id/wp-content/uploads/sites/43/2017/03/bible-2167778_1920.jpg)
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.