SAUH BAGI JIWA
Kesepian Dan Kesendirian
“Aku sudah menyerupai burung undan di padang gurun, sudah menjadi seperti burung ponggok pada reruntuhan“ (Mazmur 102:7)
“Aku sudah menyerupai burung undan di padang gurun, sudah menjadi seperti burung ponggok pada reruntuhan“ (Mazmur 102:7)
Jika kita membaca berita akhir-akhir ini, kasus bunuh diri semakin meningkat. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa setiap tahunnya, tindakan bunuh diri ini berhasil merenggut nyawa lebih dari 700.000 orang di seluruh dunia. Sungguh mengerikan, kehidupan berharga yang diberikan Tuhan diputuskan dengan cara seperti ini.
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendirian atau terus mengisolasi dirinya dari orang lain dan lingkungan sekitarnya. Masalah kesepian dan kesendirian ini dapat menjadi masalah serius yang dihadapi masyarakat saat ini, sehingga saat mereka merasa demikian, hanya ada “pikiran pendek” di dalam pikiran mereka. Salah satunya adalah dengan mengambil keputusan untuk mengakhiri hidup. Sungguh sangat menyedihkan.
Apakah perasaan kesepian dan kesendirian ini baru muncul di zaman sekarang? Tidak, karena di zaman dahulu pun, masalah ini sudah ada. Jika kita membaca Mazmur 102:4-7, kita akan menemukan tulisan mengenai perasaan orang yang merasa sendirian dan kesepian. Inilah keadaan saat di mana orang tidak mempunyai teman dan sungguh menderita. Maka dari itu, kita perlu mencari teman, terlebih lagi teman berdoa.
Ketika hidup di dunia, Tuhan Yesus tidak sendirian. Ia mempunyai murid-murid yang mengasihi-Nya. Mereka bersama-sama memberitakan Injil dan berdoa. Di dalam gereja, apakah kita benar-benar tidak mempunyai teman sehingga kita tidak datang lagi ke rumah Tuhan?
Kita semua adalah satu tubuh (Ef 2:13). Saat ada di dalam gereja, tersenyumlah dan sapalah saudara-saudari kita di dalam Tuhan. Ingatlah bahwa kita semua mempunyai aliran darah yang sama, yaitu darah Kristus. Dengan memperhatikan dan bersikap peduli kepada orang lain, kita sebenarnya telah menjalankan hukum terutama yang kedua, yaitu mengasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Mrk 12:31). Kasih yang kita berikan sebenarnya menutupi rasa sepi dan sendirian yang ada di dalam hati kita.
Di samping itu, ketika kita merasa benar-benar tidak berdaya, merasakan rasa sepi yang membelenggu, ingat dan sadarilah bahwa Tuhan bersama kita. Kita tidak sendirian. Mari kita mau gunakan waktu kita untuk mendekat kepada Tuhan. Bangunlah juga hubungan baik dengan orang-orang dan lingkungan sekitar, agar kita tidak hidup sendirian sampai merasa “layu dan lupa makan roti” seperti yang diungkapkan sang Pemazmur (Mzm 102:5). Ingatlah ada Tuhan Yesus yang bersama kita dan ada saudara-saudari seiman yang peduli serta mendoakan kita. Kasihilah orang lain dan bukalah lebar-lebar pintu hati kita. Tuhan Yesus menyertai kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
![bible-2167778_1920 bible-2167778_1920](https://tjc.org/id/wp-content/uploads/sites/43/2017/03/bible-2167778_1920.jpg)
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.