SAUH BAGI JIWA
Ikan Air Asin Yang Tak Menjadi Asin
“Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu” (Mazmur 119:9)
“Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu” (Mazmur 119:9)
Ikan hidup di dalam air. Meskipun begitu, ikan tetap memerlukan air dari lingkungannya untuk diminum. Selain itu, ada suatu hal menarik lainnya yang perlu kita ketahui. Walaupun ikan di laut meminum air yang asin dan berada di lingkungan dengan kandungan garam yang cukup tinggi, ternyata ikan air asin tidak menjadi asin. Mengapa bisa begitu? Ternyata, ikan memiliki sel yang bernama sel ioncytes. Sel ini terdapat pada insang ikan dan berfungsi untuk menyaring garam yang masuk ke mulut ikan serta memompa garam keluar dari tubuh ikan tersebut. Inilah yang menyebabkan kadar garam pada ikan lebih rendah dari kadar air laut di sekelilingnya.
Sama seperti ikan yang harus berinteraksi dengan lingkungannya, demikian pula manusia. Kita adalah makhluk sosial, maka kita perlu berinteraksi dengan lingkungan sekitar kita. Dalam beberapa keadaan, kita mungkin terkadang merasa tidak ingin menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada di sekitar kita. Tapi tunggu dulu, jangan terburu-buru untuk menyesuaikan diri. Renungkanlah hal ini terlebih dahulu: apakah kondisi lingkungan di sekitar kita membawa dampak positif atau sebaliknya, dampak negatif untuk kita?
Dampak negatif bukan berarti harus suatu hal besar yang dapat berakibat kepada kriminalitas. Kebiasaan buruk sehari-hari, seperti rasa malas, gaya hidup hedonisme, gosip, dan beberapa hal serupa sering kali kita sepelekan, padahal hal-hal tersebut dapat berdampak besar bagi kehidupan kita. Jika kita tidak menyaringnya dan tidak berhati-hati, kita bisa terbawa arus dan berlaku tidak baik atau bertentangan dengan firman Tuhan yang mengakibatkan dosa.
Lalu, apakah yang dapat menjadi penyaring atas setiap hal negatif yang dapat memengaruhi kita tersebut? Firman Tuhan bagaikan ‘sel ioncytes’ itu. Seperti sel ioncytes yang menyaring garam agar tidak masuk ke dalam tubuh ikan, begitu pula firman Tuhan dapat menyaring setiap dampak buruk yang kita terima. Dengan membaca Alkitab, kita dapat mengetahui manakah hal yang berkenan di hadapan Tuhan. Kita juga dapat mengetahui serta diingatkan mengenai apa yang seharusnya kita lakukan dan yang tidak boleh kita lakukan. Dengan begitu, kita dapat tetap berada di dalam kebenaran dan berjalan bersama dengan Tuhan.
Maka, bertekunlah di dalam firman Tuhan, baik dengan membaca Alkitab maupun mendengarkan khotbah. Mohonlah juga akan pimpinan Tuhan melalui Roh Kudus agar kita dapat tetap berlaku bersih dan berada di jalan yang benar. Tuhan Yesus menyertai kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.