SAUH BAGI JIWA
Kehidupan Yang Seimbang
“Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon” (Matius 6:24b)
“Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon” (Matius 6:24b)
Ketika kita mengendarai sepeda, kita tahu bahwa menjaga keseimbangan adalah salah satu hal terpenting. Jika kita tidak bisa menyeimbangkan tubuh kita di atas sepeda, maka kita dapat terjatuh dan terluka. Keseimbangan juga bisa dikaitkan dengan keadilan dan digambarkan dengan sebuah neraca. Apabila kita menaruh beban lebih banyak di satu sisi, maka keseimbangan tidak akan tercipta karena akan menjadi berat sebelah. Di dalam sebuah persidangan, apabila para penegak hukum berpihak dan melakukan tindakan ketidakadilan, maka satu sisi akan protes. Dari sini, dapat kita tarik sebuah pernyataan, yaitu keseimbangan adalah di mana tidak ada satu sisi yang mendapatkan tekanan lebih atau spesial.
Di dalam kehidupan kerohanian kita pun perlu yang namanya keseimbangan. Kita tidak bisa terus menerus membaca Alkitab dan berdoa dua puluh empat jam sehari, sehingga kita tidak pergi bekerja. Begitu pun sebaliknya—kita tidak bisa terus menerus bekerja, sehingga kita tidak pergi ke gereja dan melalaikan tugas gereja. Kedua hal ini sama pentingnya dan memerlukan keseimbangan.
Ayat emas pada hari ini adalah: “Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” Meskipun demikian, bukan berarti kita harus berhenti bekerja untuk menghasilkan uang. Namun, kita perlu menjaga keseimbangan antara bekerja dan bergiat untuk Tuhan. Uang sebenarnya bukanlah musuh kita, tapi cinta akan uanglah yang harus kita jauhi (1Tim 6:10). Walaupun Ayub adalah seorang yang kaya raya, tapi hartanya tidak memengaruhi imannya kepada Tuhan. Ia tetap mempertahankan imannya ketika menghadapi pencobaan. Firman Tuhan juga mengatakan bahwa, “Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan” (2Tes 3:10b). Uang adalah salah satu kebutuhan dasar manusia, tapi kita harus ingat bahwa pengejaran harta tidak boleh melebihi ketekunan kita terhadap Tuhan.
Selain itu, kita juga harus mengaplikasikan keseimbangan antara kehidupan iman kerohanian dan keluarga. Apabila kita sangat rajin dalam beraktivitas di gereja, tapi mengabaikan hubungan dengan keluarga, ini bukanlah suatu hal yang baik (1Tim 3:5). Sebagai contoh, Samuel adalah seorang nabi yang baik, namun anak-anaknya tidak mengikuti ajarannya. Salah satu kemungkinan alasannya adalah karena Samuel terlalu sibuk dalam pekerjaan rohani, maka dia mengabaikan pentingnya untuk membina anak-anaknya.
Keseimbangan adalah hal yang sangat penting. Giat bagi Tuhan adalah hal yang sangat baik, tapi kiranya kita juga tidak lupa untuk bekerja dan memperhatikan keluarga kita. Membagi-bagikan tugas gereja kepada sesama saudara bisa menjadi salah satu cara untuk mendukung keseimbangan ini. Jika masing-masing orang terlibat dalam setidaknya satu tugas pelayanan dalam gereja, maka keseimbangan pun akan tercipta dalam kehidupan kita. Tuhan menyertai kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
![bible-2167778_1920 bible-2167778_1920](https://tjc.org/id/wp-content/uploads/sites/43/2017/03/bible-2167778_1920.jpg)
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.