SAUH BAGI JIWA
Dia Tetap Bersamaku
Bacaan Alkitab Harian – Kisah Para Rasul 27:39-28:10
“Tetapi Paulus mengibaskan ular itu ke dalam api, dan ia sama sekali tidak menderita sesuatu” (Kisah Para Rasul 28:5)
“Tetapi Paulus mengibaskan ular itu ke dalam api, dan ia sama sekali tidak menderita sesuatu” (Kisah Para Rasul 28:5)
Di dalam kehidupan, ada masanya seseorang akan hidup bersama-sama dan ada masanya akan berpisah. Ketika kecil, kita mungkin memiliki banyak sahabat. Namun, ketika sudah beranjak dewasa, teman-teman kita sudah memiliki pekerjaan dan kesibukan sendiri sehingga mereka tidak akan selamanya bersama-sama dengan kita. Begitu juga dengan kehidupan berkeluarga. Anak-anak tidak akan selamanya hidup bersama orangtuanya. Ada masa di mana anak-anak akan berpisah dengan orangtuanya dan menjalani kehidupan baru dengan pasangan hidupnya. Begitu juga sebaliknya, orangtua tidak akan selamanya bersama dengan anak-anak.
Ada masa ketika Rasul Paulus bertemu dengan orang-orang yang dikasihinya, yaitu saat ia berkunjung dari satu tempat ke tempat lainnya dan bertemu dengan jemaat. Namun, ada masa saat Paulus harus berpisah untuk melanjutkan tugas pelayanannya sebagai seorang rasul. Bahkan, ia harus menjadi seorang tawanan dan dibawa ke Roma. Paulus bahkan harus mengalami peristiwa buruk dan terdampar di Pulau Malta. Hidupnya sepertinya terlihat begitu sengsara dan menderita.
Namun, di tengah penderitaannya, ada sosok yang selalu bersama dengan Paulus. Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan Paulus dan selalu menyertai dalam setiap pelayanannya. Peristiwa di Pulau Malta menunjukan penyertaan dan pemeliharaan Tuhan dalam perjalanan kerasulan Paulus. Ini bisa dilihat dari kebaikan hati orang-orang di Malta kepada Paulus dan rekan-rekannya. Penduduk di sana menyambut mereka dengan sangat ramah dan menyediakan apa yang diperlukan Paulus meskipun mereka bukanlah orang-orang percaya.
Paulus juga pernah dipagut ular beludak, tapi ia tidak mati. Ini menunjukan bahwa Tuhan yang disembah Paulus adalah Tuhan yang selalu bersamanya kapan pun dan di mana pun ia berada. Melalui kebaikan dari orang-orang di Pulau Malta dan pengalaman rohani Paulus ini, kita bisa melihat penyertaan Tuhan di dalam pelayanan Paulus.
Kita tidak bisa selalu bergantung kepada orang-orang di sekitar kita. Akan tiba masanya mereka akan berpisah dengan kita. Namun, apakah kita mengetahui siapa yang senantiasa bersama dengan kita? Jika kita bersandar kepada Tuhan Yesus, Dia akan menyertai kita di mana pun dan kapan pun. Orang-orang di sekitar kita tidak bisa selalu memberikan waktunya untuk kita, namun Tuhan selalu ada bersama-sama dengan kita di dalam setiap penderitaan dan kesengsaraan yang kita hadapi.
Jika Tuhan bersama-sama dengan kita, kita akan memiliki kekuatan untuk menghadapi setiap permasalahan dan damai sejahtera walaupun dalam keadaan menderita.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Kisah Para Rasul 27:39-28:10
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
Kisah Para Rasul 27:39-28:10
39 Dan ketika hari mulai siang, mereka melihat suatu teluk yang rata pantainya. Walaupun mereka tidak mengenal daratan itu, mereka memutuskan untuk sedapat mungkin mendamparkan kapal itu ke situ.
40 Mereka melepaskan tali-tali sauh, lalu meninggalkan sauh-sauh itu di dasar laut. Sementara itu mereka mengulurkan tali-tali kemudi, memasang layar topang, supaya angin meniup kapal itu menuju pantai.
41 Tetapi mereka melanggar busung pasir, dan terkandaslah kapal itu. Haluannya terpancang dan tidak dapat bergerak dan buritannya hancur dipukul oleh gelombang yang hebat.
42 Pada waktu itu prajurit-prajurit bermaksud untuk membunuh tahanan-tahanan, supaya jangan ada seorangpun yang melarikan diri dengan berenang.
43 Tetapi perwira itu ingin menyelamatkan Paulus. Karena itu ia menggagalkan maksud mereka, dan memerintahkan, supaya orang-orang yang pandai berenang lebih dahulu terjun ke laut dan naik ke darat,
44 dan supaya orang-orang lain menyusul dengan mempergunakan papan atau pecahan-pecahan kapal. Demikianlah mereka semua selamat naik ke darat.Kisah Para Rasul 28:1-10
1 Setelah kami tiba dengan selamat di pantai, barulah kami tahu, bahwa daratan itu adalah pulau Malta.
2 Penduduk pulau itu sangat ramah terhadap kami. Mereka menyalakan api besar dan mengajak kami semua ke situ karena telah mulai hujan dan hawanya dingin.
3 Ketika Paulus memungut seberkas ranting-ranting dan meletakkannya di atas api, keluarlah seekor ular beludak karena panasnya api itu, lalu menggigit tangannya.
4 Ketika orang-orang itu melihat ular itu terpaut pada tangan Paulus, mereka berkata seorang kepada yang lain: “Orang ini sudah pasti seorang pembunuh, sebab, meskipun ia telah luput dari laut, ia tidak dibiarkan hidup oleh Dewi Keadilan.”
5 Tetapi Paulus mengibaskan ular itu ke dalam api, dan ia sama sekali tidak menderita sesuatu.
6 Namun mereka menyangka, bahwa ia akan bengkak atau akan mati rebah seketika itu juga. Tetapi sesudah lama menanti-nanti, mereka melihat, bahwa tidak ada apa-apa yang terjadi padanya, maka sebaliknya mereka berpendapat, bahwa ia seorang dewa.
7 Tidak jauh dari tempat itu ada tanah milik gubernur pulau itu. Gubernur itu namanya Publius. Ia menyambut kami dan menjamu kami dengan ramahnya selama tiga hari.
8 Ketika itu ayah Publius terbaring karena sakit demam dan disentri. Paulus masuk ke kamarnya; ia berdoa serta menumpangkan tangan ke atasnya dan menyembuhkan dia.
9 Sesudah peristiwa itu datanglah juga orang-orang sakit lain dari pulau itu dan merekapun disembuhkan juga.
10 Mereka sangat menghormati kami dan ketika kami bertolak, mereka menyediakan segala sesuatu yang kami perlukan.
Apakah Anda sudah membaca Alkitab hari ini?
