SAUH BAGI JIWA
Nasihat Dalam Kesukaran
Bacaan Alkitab Harian – Kisah Para Rasul 27:13-38
[su_icon icon=”icon: calendar” color=”#d19636″ size=”18″ shape_size=”4″ radius=”36″] Renungan Tanggal: 11 Jun 2024
“Dan karena mereka beberapa lamanya tidak makan, berdirilah Paulus di tengah-tengah mereka dan berkata: ‘Saudara-saudara, jika sekiranya nasihatku dituruti, supaya kita jangan berlayar dari Kreta, kita pasti terpelihara dari kesukaran dan kerugian ini! Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorang pun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini’ ” (Kisah Para Rasul 27:21-22)
“Dan karena mereka beberapa lamanya tidak makan, berdirilah Paulus di tengah-tengah mereka dan berkata: ‘Saudara-saudara, jika sekiranya nasihatku dituruti, supaya kita jangan berlayar dari Kreta, kita pasti terpelihara dari kesukaran dan kerugian ini! Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorang pun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini’ ” (Kisah Para Rasul 27:21-22)
Dalam kehidupannya, setiap orang tentu pernah mengalami kesusahan, sejak dari usia kanak-kanak hingga berusia lanjut. Tuhan Yesus pernah mengatakan bahwa setiap hari mempunyai kesusahannya sendiri (Mat 6:34). Tidak sedikit dari antara kita yang ketika mengalami kesukaran merasa kebingungan, putus asa, dan bahkan mengalami depresi.
Dalam perjalanannya menuju ke Roma bersama-sama dengan pasukan yang membawanya, Paulus pernah mengalami kesukaran besar. Ia terombang-ambing di tengah laut. Meskipun muatan kapal sudah banyak dibuang, angin badai terus menerjang kapal yang ditumpangi Paulus. Kita bisa membayangkan jika berada dalam posisi Paulus pada saat itu. Mungkin kita akan pasrah, putus asa, dan bisa jadi terpikir untuk mati. Namun, dalam kondisi demikian, Rasul Paulus masih bisa menguatkan orang-orang yang ada di dalam kapal dengan nasihatnya. Nasihat ini juga bisa menjadi kekuatan bagi kita saat menghadapi kesukaran hidup pada saat ini.
Nasihat pertama adalah dorongan untuk menghadapi kesukaran dengan hati yang tabah (Kis 27:22). Jika kita tabah menghadapi kesukaran atau permasalahan, hal ini akan mempengaruhi kondisi psikologis atau kejiwaan kita sehingga kita memiliki perasaan yang tenang. Dengan demikian, kita pun bisa berpikir secara jernih dan rasional, serta tetap berada di jalan yang benar. Kita tidak mengambil jalan pintas untuk menyelesaikan kesukaran tersebut.
Kedua, Paulus mengingatkan agar kita memercayakan semuanya kepada Tuhan (Kis 27:25). Di tengah kesukaran hebat yang dialami, Rasul Paulus tetap tenang dan bahkan menguatkan semua orang yang ada di dalam kapal. Mengapa bisa demikian? Rasul Paulus meletakkan kepercayaannya kepada Tuhan, percaya bahwa Tuhan akan menyelamatkan mereka. Paulus bahkan mengajak semua orang untuk makan terlebih dahulu. Seolah-olah ia ingin mengatakan, “Tenang saja, percaya saja, istirahatlah sejenak. Tuhan pasti akan menolong.” Hal inilah yang seharusnya ada dalam diri kita ketika menghadapi kesukaran di dalam hidup. Entah besar atau kecil kesukaran yang kita alami, satu hal yang pasti, Tuhan kita lebih besar daripada kesukaran apa pun. Kiranya Tuhan menguatkan iman kita untuk tetap percaya dan menguatkan hati saat menghadapi kesukaran.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Kisah Para Rasul 27:13-38
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
Kisah Para Rasul 27:13-38
13 Pada waktu itu angin sepoi-sepoi bertiup dari selatan. Mereka menyangka, bahwa maksud mereka sudah tentu akan tercapai. Mereka membongkar sauh, lalu berlayar dekat sekali menyusur pantai Kreta.
14 Tetapi tidak berapa lama kemudian turunlah dari arah pulau itu angin badai, yang disebut angin “Timur Laut”.
15 Kapal itu dilandanya dan tidak tahan menghadapi angin haluan. Karena itu kami menyerah saja dan membiarkan kapal kami terombang-ambing.
16 Kemudian kami hanyut sampai ke pantai sebuah pulau kecil bernama Kauda, dan di situ dengan susah payah kami dapat menguasai sekoci kapal itu.
17 Dan setelah sekoci itu dinaikkan ke atas kapal, mereka memasang alat-alat penolong dengan meliliti kapal itu dengan tali. Dan karena takut terdampar di beting Sirtis, mereka menurunkan layar dan membiarkan kapal itu terapung-apung saja.
18 Karena kami sangat hebat diombang-ambingkan angin badai, maka pada keesokan harinya mereka mulai membuang muatan kapal ke laut.
19 Dan pada hari yang ketiga mereka membuang alat-alat kapal dengan tangan mereka sendiri.
20 Setelah beberapa hari lamanya baik matahari maupun bintang-bintang tidak kelihatan, dan angin badai yang dahsyat terus-menerus mengancam kami, akhirnya putuslah segala harapan kami untuk dapat menyelamatkan diri kami.
21 Dan karena mereka beberapa lamanya tidak makan, berdirilah Paulus di tengah-tengah mereka dan berkata: “Saudara-saudara, jika sekiranya nasihatku dituruti, supaya kita jangan berlayar dari Kreta, kita pasti terpelihara dari kesukaran dan kerugian ini!
22 Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini.
23 Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku,
24 dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau.
25 Sebab itu tabahkanlah hatimu, saudara-saudara! Karena aku percaya kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku.
26 Namun kita harus mendamparkan kapal ini di salah satu pulau.”
27 Malam yang keempat belas sudah tiba dan kami masih tetap terombang-ambing di laut Adria. Tetapi kira-kira tengah malam anak-anak kapal merasa, bahwa mereka telah dekat daratan.
28 Lalu mereka mengulurkan batu duga, dan ternyata air di situ dua puluh depa dalamnya. Setelah maju sedikit mereka menduga lagi dan ternyata lima belas depa.
29 Dan karena takut, bahwa kami akan terkandas di salah satu batu karang, mereka membuang empat sauh di buritan, dan kami sangat berharap mudah-mudahan hari lekas siang.
30 Akan tetapi anak-anak kapal berusaha untuk melarikan diri dari kapal. Mereka menurunkan sekoci, dan berbuat seolah-olah mereka hendak melabuhkan beberapa sauh di haluan.
31 Karena itu Paulus berkata kepada perwira dan prajurit-prajuritnya: “Jika mereka tidak tinggal di kapal, kamu tidak mungkin selamat.”
32 Lalu prajurit-prajurit itu memotong tali sekoci dan membiarkannya hanyut.
33 Ketika hari menjelang siang, Paulus mengajak semua orang untuk makan, katanya: “Sudah empat belas hari lamanya kamu menanti-nanti saja, menahan lapar dan tidak makan apa-apa.
34 Karena itu aku menasihati kamu, supaya kamu makan dahulu. Hal itu perlu untuk keselamatanmu. Tidak seorangpun di antara kamu akan kehilangan sehelaipun dari rambut kepalanya.”
35 Sesudah berkata demikian, ia mengambil roti, mengucap syukur kepada Allah di hadapan semua mereka, memecah-mecahkannya, lalu mulai makan.
36 Maka kuatlah hati semua orang itu, dan merekapun makan juga.
37 Jumlah kami semua yang di kapal itu dua ratus tujuh puluh enam jiwa.
38 Setelah makan kenyang, mereka membuang muatan gandum ke laut untuk meringankan kapal itu.
Apakah Anda sudah membaca Alkitab hari ini?