SAUH BAGI JIWA
Perangkap Berbahaya
“Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat” (Yakobus 3:16)
“Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat” (Yakobus 3:16)
Pernahkah Anda mendengar kalimat ini: “Kebencian bukanlah lawan dari kasih. Keegoisanlah yang menjadi lawan dari kasih”? Jika kita merenungkannya, orang yang bersikap egois akan terus hanya memikirkan dirinya sendiri, sehingga ia akan jarang berbuat kasih terhadap sesama. Di dalam Galatia 5:19-21, Rasul Paulus menyebutkan perbuatan daging, dan kepentingan diri sendiri termasuk ke dalam salah satunya. Berbahayanya, pada zaman sekarang, “ambisi egois” seperti ini dianggap baik, terkhususnya dalam dunia bisnis.
Mungkin kita pernah atau bahkan sering menemui hal serupa, di mana orang-orang melakukan segala macam hal untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Agar dapat dipromosikan, ada orang yang menjilat atasan, ada juga mungkin yang menjatuhkan teman kerjanya, dan hal lainnya. Sesungguhnya, ambisi adalah hal yang baik. Ambisi adalah pendorong kita untuk melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin. Tapi bahayanya adalah jika ambisi kita tergolong ke dalam ambisi egois. Untuk mengetahui apakah kita memiliki ambisi egois atau tidak, kita bisa merenungkan motif dari ambisi kita. Apakah tujuan kita adalah untuk ketenaran dan keuntungan diri sendiri? Apakah kita melakukan sesuatu untuk memuliakan diri kita sendiri atau memuliakan Tuhan?
Di samping ambisi egois, kita juga harus berhati-hati akan perangkap berbahaya lainnya, yaitu iri hati. Selain “kepentingan diri sendiri”, Rasul Paulus juga menyebutkan “iri hati” sebagai salah satu perbuatan daging. Di era sekarang, kita sangat mudah jatuh ke dalam perbuatan daging ini. Melihat kesuksesan orang lain di media sosial mungkin membuat kita ingin lebih sukses lagi daripadanya. Mendengar orang lain baru membeli barang mahal, mungkin ada yang berprasangka buruk mengenai orang tersebut dan tidak ingin merasa kalah, sehingga juga ikut beli barang yang bahkan lebih mahal. Kita harus berhati-hati dengan keirihatian ini, karena perangkap ini bisa menuntun kita ke dalam dosa dan kehancuran (Ams 14:30).
Lalu, apa yang harus kita lakukan agar tidak jatuh ke dalam dua perangkap berbahaya ini? Kita perlu mempunyai ambisi yang termotivasi bukan karena kompetisi, keserakahan, atau untuk kemuliaan diri sendiri. Carilah ketenangan dalam hidup serta hindari membandingkan persoalan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain (1Tes 4:11). Berbuatlah baik terhadap semua orang dan bersikaplah rendah hati terlepas dari apa pun yang dilakukan orang lain terhadap kita. Karena kita harus menunjukkan identitas kita sebagai anak Kristus, maka tunjukkanlah buah Roh di dalam kehidupan sehari-hari kita. Tuhan menyertai kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.