SAUH BAGI JIWA
Lupa Diri
“Dan rakyatnya bersorak membalasnya: ‘Ini suara allah dan bukan suara manusia!’“ (Kisah Para Rasul 12:22)
“Dan rakyatnya bersorak membalasnya: ‘Ini suara allah dan bukan suara manusia!’“ (Kisah Para Rasul 12:22)
Umumnya manusia suka dipuji dan disanjung oleh orang lain. Ada kebahagiaan tersendiri yang bersemi di hati kita saat orang lain memuji kecantikan, kegagahan, prestasi, kekayaan, termasuk juga pelayanan kita. Karena itulah banyak orang berlomba-lomba untuk menampilkan yang terbaik dari dirinya.
Di dalam bacaan hari ini dikisahkan mengenai seorang raja. Raja ini gila hormat dan suka sekali dipuji, sampai-sampai ia lupa diri dan tidak ingat lagi bahwa dirinya hanyalah seorang manusia. Pada puncaknya, ia bahkan menyamakan dirinya dengan Allah. Ketika berpidato, rakyatnya berseru, “Ini suara allah dan bukan suara manusia!” Mendengar apa yang dikatakan rakyatnya, tentunya ia sangat bersukacita di dalam hatinya. Ia merasa bangga karena ia dianggap sebagai allah. Namun Tuhan membenci kesombongan. Karena perbuatannya yang tidak hormat pada Tuhan, ia pun ditampar malaikat Tuhan dan seketika itu juga mati dimakan cacing-cacing. Raja ini bernama Herodes.
Berbeda dengan Rasul Paulus. Ia mendedikasikan hidupnya untuk memberitakan Tuhan, namun bukan untuk mencari pujian ataupun mendapatkan kekuasaan. Saat orang lain mengelu-elukannya, Paulus mengatakan bahwa dirinya hanyalah seorang manusia sama seperti mereka. Mendapatkan pujian, ia tidak lupa diri. Ia tahu bahwa segala pujian, kehormatan, dan kemuliaan hanyalah bagi Tuhan Yesus.
Hari ini, dalam kita melakukan pekerjaan ataupun pelayanan, lakukanlah yang terbaik! Tetapi janganlah kita melakukan semua itu semata-mata untuk mendapatkan pujian. Tuhan tidaklah berkenan kepada orang yang haus akan pujian. Cepat atau lambat orang itu akan jatuh. Seperti yang diperingatkan oleh Nabi Yesaya, “Manusia yang sombong akan ditundukkan dan orang yang angkuh akan direndahkan; hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu” (Yes 2:17).
Ingatlah bahwa segala kemampuan, kehebatan, prestasi, kekayaan, serta keberhasilan kita datangnya dari Tuhan. Jangan seperti kacang lupa pada kulitnya. Janganlah lupa bahwa kita hanyalah manusia yang penuh kelemahan. Keberhasilan yang kita dapatkan tidak lain adalah karena Tuhan yang menyertai dan Dialah yang membuat pelayanan kita berhasil. Tanpa Tuhan, sesungguhnya kita bukanlah siapa-siapa.
Karena itu, dengan segala kesuksesan yang kita raih, dan dengan segala keberhasilan kita, marilah kita sama-sama belajar untuk selalu rendah hati. Jangan kita lupa diri seperti Herodes. Ketika ada orang yang memuji kita, pujilah Tuhan! Berikanlah segala kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
![bible-2167778_1920 bible-2167778_1920](https://tjc.org/id/wp-content/uploads/sites/43/2017/03/bible-2167778_1920.jpg)
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.