SAUH BAGI JIWA
Bukan Suatu Kebetulan
“Perhatikanlah: apabila tabut itu mengambil jalan ke daerahnya, ke Bet-Semes, maka Dialah itu yang telah mendatangkan malapetaka yang hebat ini kepada kita. Dan jika tidak, maka kita mengetahui, bahwa bukanlah tangan-Nya yang telah menimpa kita; kebetulan saja hal itu terjadi kepada kita“ ( 1 Samuel 6:9)
“Perhatikanlah: apabila tabut itu mengambil jalan ke daerahnya, ke Bet-Semes, maka Dialah itu yang telah mendatangkan malapetaka yang hebat ini kepada kita. Dan jika tidak, maka kita mengetahui, bahwa bukanlah tangan-Nya yang telah menimpa kita; kebetulan saja hal itu terjadi kepada kita“ (
Manusia sering kali berpikir dan berkata bahwa hal yang baru saja terjadi itu adalah sebuah kebetulan. Sama halnya dengan orang Filistin–mereka juga berpikir hal yang serupa setelah tersungkurnya Dagon di hadapan tabut Tuhan dan borok-borok yang menimpa mereka. Namun, apakah semua ini memang kebetulan atau apakah ada kuasa Tuhan yang bekerja di dalamnya?
Orang-orang Filistin mulai bertanya pada imam dan penenung untuk dapat melepaskan tangan Tuhan dari mereka. Orang Filistin juga mencoba dengan sengaja untuk membuktikan bahwa semua yang terjadi itu adalah kebetulan (1 Sam 6:7-9).
Mereka mencoba membawa tabut Tuhan dengan kereta baru dan dua ekor lembu menyusui yang belum pernah kena kuk. Selain itu, mereka juga diminta untuk memisahkan anak-anak lembu itu agar tidak mengikuti orang tuanya. Kereta baru adalah kereta yang belum pernah digunakan, sedangkan lembu yang tidak pernah kena kuk adalah lembu yang tidak berpengalaman. Memisahkan anak-anak lembu bertujuan agar lembu itu pergi mencari anak-anaknya. Setelah siasat itu, mereka juga menentukan peruntungan, yaitu apakah lembu tersebut akan berjalan ke Bet-Semes atau tidak.
Walaupun manusia berencana, tapi kuasa Tuhanlah yang bekerja. Lembu yang diharapkan mencari anak-anaknya malah langsung berjalan ke arah Bet-Semes. Lembu-lembu itu berjalan sambil menguak dengan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun lembu-lembu itu terus mengeluarkan suara untuk mencari anak-anaknya, tapi mereka tidak berdaya. Itu karena kuasa Tuhan membuat mereka terus berjalan ke Bet-Semes. Melalui kejadian inilah, terbukti bahwa kejadian yang menimpa orang Filistin bukan semata-mata kebetulan. Akan tetapi karena kuasa tangan Tuhan bekerja di dalamnya.
Melalui kisah yang disampaikan, Firman Tuhan sesungguhnya sudah memberitahukan dengan jelas bahwa segala sesuatunya dapat terjadi atas penentuan Tuhan. Dari sudut pandang manusia, sepertinya semua yang terjadi adalah serba kebetulan, “saya sedang beruntung” atau “saya sedang tertimpa sial.” Namun, dari sudut pandang Tuhan, Ia sesungguhnya sedang bekerja dalam kehidupan kita–baik memberikan teguran, penghiburan, pertolongan melalui saudara-saudari seiman atau pun melalui orang lain dan hal-hal yang terjadi di sekitar kita.
Dengan demikian, saat kita sedang “tertimpa sial,” selain kita menjalaninya dengan lapang hati dan tidak bersungut-sungut, kiranya hal tersebut juga dapat menjadi renungan bagi kita untuk mengevaluasi diri, “Apakah kita selama ini menjalankan segala sesuatunya hanya dengan bersandar kekuatan diri sendiri dan menganggap remeh kehendak Tuhan?” Sebaliknya, saat sedang “beruntung” -semisal karena kesalahpahaman pelanggan sehingga ia membayar lebih dari yang seharusnya ia bayar, atau saat kita lolos dari denda tilang lalu lintas atas pelanggaran yang kita lakukan- janganlah jadikan “keberuntungan” itu sebagai alasan bahwa Tuhan selalu memberkati dan menjaga umat-Nya, sehingga kita menyalahgunakan “keberuntungan” tersebut untuk menjadi tidak jujur, lalai dan terus mengulangi kesalahan.
Dalam kisah orang Filistin di atas, mereka akhirnya sadar bahwa peristiwa lembu-lembu yang berjalan menuju Bet-Semes bukanlah suatu kebetulan. Mereka sadar bahwa ada suatu kuasa yang melebihi kekuatan manusia dan alam yang telah mengatur itu semua–yaitu kuasa dari Tuhan Allah orang Israel. Oleh karena itu, mereka pun hanya mengamati, tidak berani melakukan hal-hal lainnya untuk mengintervensi–sebab mereka gentar pada kuasa tangan Tuhan yang berat menimpa mereka sebelumnya. Mereka tahu bahwa hal tersebut bukanlah suatu kebetulan.
Demikian pula halnya, kiranya kita pada hari ini dapat belajar untuk menyikapi segala peristiwa yang terjadi dengan sikap berjaga-jaga, tidak lengah dan senantiasa taat serta bersandar pada bimbingan Tuhan. Amin.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.