SAUH BAGI JIWA
Selamatkan Seisi Keluargamu
Bacaan Alkitab Harian – Kisah Para Rasul 18:1-23
“Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis“ (Kisah Para Rasul 18:8)
“Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis“ (Kisah Para Rasul 18:8)
Ketika kita mendengar ada anggota keluarga atau teman terdekat kita dalam keadaan kritis, apa yang akan kita lakukan? Tentunya kita akan berusaha sebisa mungkin untuk menolong mereka. Jika mereka sakit, kita pun akan mencarikan pengobatan yang terbaik. Jika pengobatannya begitu mahal, kita pun tidak akan sungkan-sungkan menggalang dana demi kesembuhan mereka. Kita tidak akan menunda-nunda dan sebaliknya sesegera mungkin menolong mereka. Semua ini kita lakukan karena kita mengasihi mereka dan tidak ingin kehilangan mereka.
Di dalam bacaan hari ini, kita melihat seorang tokoh bernama Krispus. Ketika Krispus mendengarkan firman Tuhan yang disampaikan oleh Paulus, ia pun percaya kepada Tuhan. Tetapi bukan hanya dirinya, melainkan juga seisi keluarganya. Demikianlah Krispus memahami betapa pentingnya keselamatan bagi dirinya dan juga bagi keluarganya. Hanya dengan percaya Yesus dan dibaptis, barulah seseorang dapat diselamatkan. Dan ia tidak mau hanya dirinya sendiri yang diselamatkan, tetapi ia ingin agar seisi keluarganya juga diselamatkan.
Terkadang ketika kita telah percaya Yesus, kita dapat merasa puas bahwa diri kita telah diselamatkan. Tetapi bagaimana dengan anggota keluarga kita yang lain? Bagaimana dengan teman-teman terdekat kita?
Sesungguhnya keselamatan jiwa adalah tidak ternilai. Tuhan Yesus pernah menegaskan, “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” Tidak ada apapun juga di dunia ini yang lebih berharga daripada anugerah keselamatan.
Dengan memperoleh anugerah keselamatan, maka setelah kita meninggalkan dunia ini, kita akan dapat masuk ke dalam kebahagiaan kekal dalam Kerajaan Surga. Sebaliknya, jika kita belum memperoleh anugerah keselamatan, maka setelah kematian, kita akan mengalami hukuman kekal dalam neraka. Tentunya kita tidak mau orang-orang terdekat kita mengalami hukuman kekal ini.
Oleh karena itu, marilah kita ajak seisi keluarga kita untuk percaya kepada Yesus dan dibaptis. Jangan menunda-nunda, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di hari esok! Jangan tunggu sampai mereka beranjak dewasa, barulah kita bawa ke gereja. Justru, selagi masih ada kesempatan, marilah kita bawa orang-orang yang kita sayangi ini datang kepada Tuhan. Biarlah mereka juga ikut mengecap kebaikan Tuhan dan anugerah keselamatan-Nya. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Kisah Para Rasul 18:1-23
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
Kisah Para Rasul 18:1-23
Paulus di Korintus1 Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus.2 Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka.3 Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah.4 Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani.5 Ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias.6 Tetapi ketika orang-orang itu memusuhi dia dan menghujat, ia mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata kepada mereka: ”Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain.”7 Maka keluarlah ia dari situ, lalu datang ke rumah seorang bernama Titius Yustus, yang beribadah kepada Allah, dan yang rumahnya berdampingan dengan rumah ibadat.8 Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis.9 Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan: ”Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam!10 Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorang pun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini.”11 Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka.12 Akan tetapi setelah Galio menjadi gubernur di Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus, lalu membawa dia ke depan pengadilan.13 Kata mereka: ”Ia ini berusaha meyakinkan orang untuk beribadah kepada Allah dengan jalan yang bertentangan dengan hukum Taurat.”14 Ketika Paulus hendak mulai berbicara, berkatalah Galio kepada orang-orang Yahudi itu: ”Hai orang-orang Yahudi, jika sekiranya dakwaanmu mengenai suatu pelanggaran atau kejahatan, sudahlah sepatutnya aku menerima perkaramu,15 tetapi kalau hal itu adalah perselisihan tentang perkataan atau nama atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah kamu sendiri mengurusnya; aku tidak rela menjadi hakim atas perkara yang demikian.”16 Lalu ia mengusir mereka dari ruang pengadilan.17 Maka orang itu semua menyerbu Sostenes, kepala rumah ibadat, lalu memukulinya di depan pengadilan itu; tetapi Galio sama sekali tidak menghiraukan hal itu.Paulus kembali ke Antiokhia18 Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus. Lalu ia minta diri kepada saudara-saudara di situ, dan berlayar ke Siria, sesudah ia mencukur rambutnya di Kengkrea, karena ia telah bernazar. Priskila dan Akwila menyertai dia.19 Lalu sampailah mereka di Efesus. Paulus meninggalkan Priskila dan Akwila di situ. Ia sendiri masuk ke rumah ibadat dan berbicara dengan orang-orang Yahudi.20 Mereka minta kepadanya untuk tinggal lebih lama di situ, tetapi ia tidak mengabulkannya.21 Ia minta diri dan berkata: ”Aku akan kembali kepada kamu, jika Allah menghendakinya.” Lalu bertolaklah ia dari Efesus.22 Ia sampai di Kaisarea dan setelah naik ke darat dan memberi salam kepada jemaat, ia berangkat ke Antiokhia.23 Setelah beberapa hari lamanya ia tinggal di situ, ia berangkat pula, lalu menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia untuk meneguhkan hati semua murid.
Apakah Anda sudah membaca Alkitab hari ini?
