SAUH BAGI JIWA
Tidak Berhenti
Bacaan Alkitab Harian – Kisah Para Rasul 17:1-4
“Seperti biasa Paulus masuk ke rumah ibadat itu. Tiga hari Sabat berturut-turut ia membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci“ (Kisah Para Rasul 17:2)
“Seperti biasa Paulus masuk ke rumah ibadat itu. Tiga hari Sabat berturut-turut ia membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci“ (Kisah Para Rasul 17:2)
Bayangkan jika kita menerima pesan seperti ini: “Selamat! Anda mendapatkan hadiah uang tunai sebesar satu juta. Bagikan berita ini kepada orang lain agar mereka juga bisa mendapatkan hadiah ini.” Pesan itu bukan penipuan atau kabar bohong.
Apabila kita mendapat kabar baik seperti ini, apakah kita akan memberitakannya kepada orang lain? Mungkin kita ragu untuk menyampaikannya kepada orang lain karena khawatir mereka yang akan mendapatkan keuntungan, sementara kita akan kehilangan hadiah itu. Jika perintah itu berasal dari seseorang yang berkedudukan sangat tinggi dan berkuasa, apakah kita berani untuk tidak memberitakannya kepada orang-orang lain?
Pada hari ini, Allah memberikan perintah kepada kita untuk menyampaikan kabar gembira, yaitu Injil keselamatan. Kita harus menyebarkan berita baik ini kepada setiap orang agar mereka dapat diselamatkan, sama seperti kita yang telah diselamatkan oleh Allah.
Tetapi, mengabarkan kabar baik ini tidak selalu mudah. Terkadang, kita menerima penolakan atau bahkan hinaan. Hal-hal ini mungkin membuat kita mundur dan putus asa di dalam melaksanakan perintah Allah tersebut.
Dalam Kisah Para Rasul 17:1-4, ketika berada di Tesalonika, Rasul Paulus masuk ke rumah ibadat orang Yahudi. Ia mengabarkan Injil selama tiga hari Sabat berturut-turut, bukan hanya dalam satu hari Sabat. Dengan giat, Rasul Paulus membicarakan bagian-bagian dari Kitab Suci serta menerangkan Yesus sebagai Mesias. Di ayat keempat, barulah dituliskan ada beberapa orang yang menggabungkan diri dengan Paulus dan Silas.
Jika Rasul Paulus hanya mengabarkannya sekali saja, mungkin orang-orang tersebut tidak menggabungkan diri dengan Paulus dan Silas. Atau, mungkin jumlah orang yang percaya tidak akan sebesar seperti yang dituliskan di dalam perikop tersebut.
Dari peristiwa ini, kita belajar bahwa penginjilan tidak bisa hanya dilakukan sekali, tetapi berulang kali. Meskipun ditolak, diabaikan, atau dihina saat mengabarkan Injil, kita tidak boleh mundur dan menyerah. Kita harus giat mengabarkan kabar baik kepada orang-orang di sekeliling kita dengan memohon penyertaan dan pimpinan Tuhan. Kita menyerahkan hasil dari usaha itu kepada Tuhan, seperti yang tertulis dalam
Janganlah berhenti melakukan penginjilan. Jika di tengah perjalanan kita menemukan rintangan, janganlah langsung menyerah dan berputus asa, melainkan tetap bersemangat. Kita lakukan bagian kita dengan giat dan menyerahkan sisanya kepada Tuhan. Tuhan menyertai kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Kisah Para Rasul 17:1-4
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
Kisah Para Rasul 17:1-4
Keributan di Tesalonika1 Paulus dan Silas mengambil jalan melalui Amfipolis dan Apolonia dan tiba di Tesalonika. Di situ ada sebuah rumah ibadat orang Yahudi.2 Seperti biasa Paulus masuk ke rumah ibadat itu. Tiga hari Sabat berturut-turut ia membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci.3 Ia menerangkannya kepada mereka dan menunjukkan, bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, lalu ia berkata: ”Inilah Mesias, yaitu Yesus, yang kuberitakan kepadamu.”4 Beberapa orang dari mereka menjadi yakin dan menggabungkan diri dengan Paulus dan Silas dan juga sejumlah besar orang Yunani yang takut kepada Allah, dan tidak sedikit perempuan-perempuan terkemuka.