SAUH BAGI JIWA
Rasa Takut Yang Benar
Bacaan Alkitab Harian – Kisah Para Rasul 16:35-40
“…Ketika mereka mendengar, bahwa Paulus dan Silas adalah orang Rum, maka takutlah mereka“ (Kisah Para Rasul 16:38b)
“…Ketika mereka mendengar, bahwa Paulus dan Silas adalah orang Rum, maka takutlah mereka“ (Kisah Para Rasul 16:38b)
Ketika didapati bahwa Paulus dan Silas tidak bersalah, pada siang harinya pembesar-pembesar kota menyuruh pejabat-pejabat kota pergi kepada kepala penjara dengan pesan agar mereka dilepaskan. Namun, Paulus tidak menerima keputusan itu begitu saja. Dia mau pembebasan mereka dilakukan secara terang-terangan, bukan secara diam-diam karena mereka telah didera dan dimasukkan ke dalam penjara tanpa diadili, padahal mereka adalah warga negara Roma. Ketika pembesar-pembesar kota mendengar bahwa Paulus dan Silas adalah orang Rum, takutlah mereka. Mereka datang meminta maaf lalu membawa kedua rasul itu ke luar dan memohon supaya mereka meninggalkan kota itu.
Sungguh perlakuan yang sangat berbeda! Sebelumnya para pembesar kota bertindak seenaknya. Tanpa mengetahui perkara yang sebenarnya, mereka langsung mendera dan memasukkan Paulus dan Silas ke dalam penjara. Tetapi, setelah mendengar Paulus dan Silas adalah orang Roma, mereka menjadi takut. Mereka takut karena status Paulus dan Silas. Mereka takut jika perkara ini diperpanjang, ada kemungkinan mereka akan kehilangan jabatan mereka.
Hal seperti ini banyak kita temui dalam kehidupan saat ini. Banyak orang lebih takut kehilangan harta, status, kedudukan, dan hal-hal jasmani lainnya, daripada kehilangan keselamatan jiwa. Demi memperoleh kehidupan jasmani yang lebih baik, orang tidak segan-segan untuk menyikut, bahkan merugikan orang lain. Mereka tidak takut melanggar perintah Tuhan. Mereka lebih takut kehilangan kenyamanan hidup daripada takut kepada Tuhan.
Penulis Injil Matius 10:28 memberikan nasihat kepada kita, “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.” Bagaimanapun kehidupan di dunia ini hanya bersifat sementara. Hidup kekal seharusnya menjadi tujuan kita. Segala hal yang kita lakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Inilah yang harus dilakukan oleh orang-orang yang beriman kepada Tuhan.
Walaupun berkali-kali dibujuk dan digoda oleh istri Potifar, Yusuf tetap mempertahankan integritasnya sebagai orang yang takut kepada Tuhan. Ia berkata, “Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?” (Kej 39:9b). Dia tidak peduli permintaan siapa yang ditolaknya meskipun mengetahui resiko apa yang akan dihadapinya. Yusuf bisa kehilangan status dan kedudukannya karena menolak permintaan nyonya majikannya. Bahkan, ketika dia difitnah dan dimasukkan ke dalam penjara sebagai akibatnya, Yusuf tetap memilih setia kepada Tuhan.
Rasa takut yang benar seperti Yusuf itulah yang harus kita miliki, bukan rasa takut seperti yang dimiliki oleh pembesar-pembesar kota. Penulis Kitab Ulangan 13:4 menasihati kita, “TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan, kepada-Nya harus kamu berbakti dan berpaut.”
Kiranya, kita lebih takut kepada Tuhan daripada kepada manusia. Takut kepada manusia hanya berdampak atas kehidupan di dunia ini, sedangkan takut kepada Tuhan akan menentukan kehidupan kekal kelak.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Kisah Para Rasul 16:35-40
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
Kisah Para Rasul 16:35-40
35 Setelah hari siang pembesar-pembesar kota menyuruh pejabat-pejabat kota pergi kepada kepala penjara dengan pesan: ”Lepaskanlah kedua orang itu!”36 Kepala penjara meneruskan pesan itu kepada Paulus, katanya: ”Pembesar-pembesar kota telah menyuruh melepaskan kamu; jadi keluarlah kamu sekarang dan pergilah dengan selamat!”37 Tetapi Paulus berkata kepada orang-orang itu: ”Tanpa diadili mereka telah mendera kami, warganegara-warganegara Roma, di muka umum, lalu melemparkan kami ke dalam penjara. Sekarang mereka mau mengeluarkan kami dengan diam-diam? Tidak mungkin demikian! Biarlah mereka datang sendiri dan membawa kami ke luar.”38 Pejabat-pejabat itu menyampaikan perkataan itu kepada pembesar-pembesar kota. Ketika mereka mendengar, bahwa Paulus dan Silas adalah orang Rum, maka takutlah mereka.39 Mereka datang minta maaf lalu membawa kedua rasul itu ke luar dan memohon, supaya mereka meninggalkan kota itu.40 Lalu mereka meninggalkan penjara itu dan pergi ke rumah Lidia; dan setelah bertemu dengan saudara-saudara di situ dan menghiburkan mereka, berangkatlah kedua rasul itu.