SAUH BAGI JIWA
Penuntun Yang Dituntun
Bacaan Alkitab Harian – Kisah Para Rasul 13:4-12
“ ‘Sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa engkau…beberapa hari lamanya engkau tidak dapat melihat matahari.’ Dan seketika itu juga orang itu merasa diliputi kabut dan gelap, dan sambil meraba-raba ia harus mencari orang untuk menuntun dia” (Kisah Para Rasul 13:11)
“ ‘Sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa engkau…beberapa hari lamanya engkau tidak dapat melihat matahari.’ Dan seketika itu juga orang itu merasa diliputi kabut dan gelap, dan sambil meraba-raba ia harus mencari orang untuk menuntun dia” (Kisah Para Rasul 13:11)
Paulus dan Barnabas telah dikhususkan dan diutus untuk melakukan misi penginjilannya yang pertama. Mereka pun berlayar ke Siprus. Dan setibanya di Salamis, mereka memberitakan Firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Mereka kemudian mengelilingi seluruh pulau itu sampai ke Pafos. Di sanalah mereka bertemu dengan seorang yang bernama Baryesus, yang disebut juga Elimas.
Nama Baryesus memiliki arti ‘anak Yesus,’ sedangkan Elimas berarti ‘bijaksana’. Namanya sangatlah indah. Akan tetapi ironisnya, kehidupannya tidaklah seindah namanya. Dalam kitab Kisah Para Rasul, dicatatkan bahwa dia adalah seorang Yahudi, tetapi dia juga seorang tukang sihir dan nabi palsu. Di dalam Hukum Taurat, Tuhan tidak menghendaki umat Israel menjadi seorang penyihir. Ini adalah suatu kekejian bagi Tuhan (Ul 18:10-11). Sebagai seorang Yahudi, seyogyanya ia mengetahui hal ini. Dan sejatinya, ia menjadi seorang Yahudi yang bijaksana seperti namanya.
Ketika Gubernur pulau itu memanggil Barnabas dan Saulus untuk mendengarkan Firman Allah, Baryesus ini menghalang-halangi dan berusaha membelokkan gubernur itu dari imannya. Maka Rasul Paulus pun menghardiknya dan mengatakan bahwa dirinya tidak lain adalah anak Iblis yang penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan, sebagai musuh dari segala kebenaran Allah. Oleh karena perbuatannya tersebut, tangan Tuhan sendirilah yang datang menimpa dirinya, hingga akhirnya ia menjadi buta beberapa hari lamanya. Maka seketika itu juga Baryesus diliputi oleh suatu kabut dan kegelapan. Dan terpaksa, sambil meraba-raba, ia harus mencari orang untuk menuntunnya.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan, dalam kehidupan sekuler, kita kerap dapat menjumpai peristiwa yang serupa dengan kisah Baryesus ini. Mungkin kita berjumpa dengan seorang yang terlahir sebagai anak yang mapan, hidup dalam keluarga yang berpendidikan dan cendikiawan, atau bahkan tumbuh di lingkungan keluarga yang kehidupan keagamaannya sangat kental sekali.
Lalu pertanyaannya: Mengapa sikap perilaku seseorang bisa menjadi sedemikian bobrok? Mengapa kehidupan kerohanian seorang anak bisa bertolak belakang dibandingkan dengan kedua orang tuanya yang begitu rohani? Bukankah ada peribahasa yang mengatakan: “Buah yang jatuh tidak akan jauh dari pohonnya”? Idealnya memang demikian. Tetapi dalam realita kehidupan sosial maupun bergereja, kita cenderung mendapati fenomena yang berbeda, yakni buah jatuh malah jauh dari pohonnya.
Karena itulah, betapa pentingnya kita membangun pendidikan agama di rumah kita masing-masing. Banyak hal yang bisa kita lakukan. Mulai dari membawa anak kita ke gereja setiap Sabat, membacakan kisah-kisah Alkitab sebelum tidur, berdoa bersama anak kita setiap harinya, dan juga memberi bekal nasihat-nasihat Firman Tuhan ketika mereka menghadapi tantangan hidupnya. Dengan membangun kerohanian anak sejak masa kecilnya, kiranya pada masa tuanya ia tidak akan menyimpang dari jalan kebenaran seperti Baryesus, tetapi sebaliknya, dapat bersinar seperti Barnabas dan Saulus, bagi kemuliaan nama-Nya. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Kisah Para Rasul 13:4-12
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
Kisah Para Rasul 13:4-12
4 Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus.
5 Setiba di Salamis mereka memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Dan Yohanes menyertai mereka sebagai pembantu mereka.
6 Mereka mengelilingi seluruh pulau itu sampai ke Pafos. Di situ mereka bertemu dengan seorang Yahudi bernama Baryesus. Ia seorang tukang sihir dan nabi palsu.
7 Ia adalah kawan gubernur pulau itu, Sergius Paulus, yang adalah orang cerdas. Gubernur itu memanggil Barnabas dan Saulus, karena ia ingin mendengar firman Allah.
8 Tetapi Elimas–demikianlah namanya dalam bahasa Yunani–,tukang sihir itu, menghalang-halangi mereka dan berusaha membelokkan gubernur itu dari imannya.
9 Tetapi Saulus, juga disebut Paulus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap dia,
10 dan berkata: “Hai anak Iblis, engkau penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan, engkau musuh segala kebenaran, tidakkah engkau akan berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang lurus itu?
11 Sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa engkau, dan engkau menjadi buta, beberapa hari lamanya engkau tidak dapat melihat matahari.” Dan seketika itu juga orang itu merasa diliputi kabut dan gelap, dan sambil meraba-raba ia harus mencari orang untuk menuntun dia.
12 Melihat apa yang telah terjadi itu, percayalah gubernur itu; ia takjub oleh ajaran Tuhan.