SAUH BAGI JIWA
Semangat Yang Tidak Padam
Bacaan Alkitab Harian – Kisah Para Rasul 9:23-31
“Setibanya di Yerusalem Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid“ (Kisah Para Rasul 9:26)
“Setibanya di Yerusalem Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid“ (Kisah Para Rasul 9:26)
Ku mau ikut Tuhanku ke mana saja, di tempat bahagia ataupun sengsara; Tuhan pimpin jalan, ku mau slalu ikut Dia, ikut Tuhan sampai masuk ke surga.
Itulah bait pertama dari lagu Kidung Rohani nomor 112 yang berjudul “Aku Mau Ikut Tuhan” yang sering kali kita nyanyikan. Setiap orang memiliki motivasi masing-masing untuk mengikut Tuhan. Banyak orang mengikut Tuhan karena ingin memperoleh berkat, kesenangan, atau kenyamanan. Lagu ini menyadarkan kita bahwa mengikut Tuhan bukanlah hanya saat kita berada di tempat yang bahagia atau pada saat-saat yang menyenangkan, melainkan juga di tempat yang sengsara atau saat menderita sekalipun.
Kisah Para Rasul 9 menceritakan kisah tentang perubahan drastis seorang Saulus–yang kemudian bernama Paulus, yang dahulu membunuh pengikut Tuhan, namun menjadi seorang murid yang memberitakan bahwa Yesus adalah Mesias. Bukanlah hal yang mudah bagi Saulus untuk mengikut Tuhan. Ketika Saulus memutuskan untuk percaya dan melayani Tuhan Yesus, ia dibenci oleh orang-orang Yahudi. Bahkan, mereka sepakat untuk menunggu di pintu gerbang kota siang dan malam untuk membunuhnya. Tidak hanya itu, ketika ia pergi ke Yerusalem dan berusaha bergabung dengan para murid, orang-orang masih merasa takut padanya dan tidak dapat percaya bahwa dia juga seorang murid.
Namun, ada hal yang kita dapat pelajari dari tokoh Paulus pada hari ini. Kita bisa belajar dari Paulus tentang bagaimana ia menyikapi penderitaan yang ia alami saat menjadi pengikut Tuhan. Penderitaan itu tidak menjatuhkan imannya. Paulus tetap mengajar dengan berani di seluruh Yerusalem dengan nama Tuhan. Meskipun pada awalnya dia sulit untuk diterima di dalam kumpulan murid, tapi dia tetap bersama-sama dengan mereka dan tetap mengajar dengan berani. Dia juga tetap berdebat dengan orang-orang Yahudi demi mempertahankan kebenaran. Semangatnya tidak menjadi padam karena penderitaan yang ia alami saat menjadi pengikut Tuhan.
Semangat inilah yang seharusnya ada di dalam diri kita sebagai murid-murid Tuhan. Mungkin kita mengalami banyak penolakan dan menemui berbagai rintangan serta penderitaan. Tetapi, ingatlah dan teladanilah Paulus dalam menghadapi penderitaan di awal perjalanan imannya. Ingatlah bahwa penderitaan yang kita alami akan membuat iman kita menjadi tahan uji, seperti yang tercatat dalam kitab Roma 5:3-4 berikut: “Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.” Kiranya Tuhan selalu menyertai perjalanan iman kita dan kobarkanlah api semangat kita untuk bekerja bagi-Nya.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Kisah Para Rasul 9:23-31
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
Kisah Para Rasul 9:23-31
23 Beberapa hari kemudian orang Yahudi merundingkan suatu rencana untuk membunuh Saulus.
24 Tetapi maksud jahat itu diketahui oleh Saulus. Siang malam orang-orang Yahudi mengawal semua pintu gerbang kota, supaya dapat membunuh dia.
25 Sungguhpun demikian pada suatu malam murid-muridnya mengambilnya dan menurunkannya dari atas tembok kota dalam sebuah keranjang.
26 Setibanya di Yerusalem m Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid.
27 Tetapi Barnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus.
28 Dan Saulus tetap bersama-sama dengan mereka di Yerusalem, dan dengan keberanian mengajar dalam nama Tuhan.
29 Ia juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani, tetapi mereka itu berusaha membunuh dia.
30 Akan tetapi setelah hal itu diketahui oleh saudara-saudara anggota jemaat, mereka membawa dia ke Kaisarea dan dari situ membantu dia ke Tarsus.
31 Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.