SAUH BAGI JIWA
Benci Menjadi Cinta
Bacaan Alkitab Harian – Kisah Para Rasul 9:20-22
“Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata: ‘Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barangsiapa yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?“ (Kisah Para Rasul 9:21)
“Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata: ‘Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barangsiapa yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?“ (Kisah Para Rasul 9:21)
Benci dan cinta sama-sama merupakan ungkapan emosi yang kuat. Ada yang mengatakan batas antara benci dan cinta itu tipis. Banyak pasangan yang dijodohkan awalnya saling tidak menyukai. Namun, ketidaksukaan ini bisa berubah menjadi ketertarikan sehingga dua insan ini memutuskan untuk menjadi suami istri di hadapan Tuhan.
Hal yang sama terjadi pada diri Rasul Paulus secara rohani. Sebelum menjadi pengikut Kristus, ia sangat membenci orang-orang Kristen. Ia memburu murid-murid Tuhan sampai ke daerah-daerah. Dengan semangat yang meluap-luap, ia mengejar, menganiaya gereja, dan memburu semua pengikut Kristus sampai ke rumah-rumah mereka. Rasa benci yang begitu besar mendorongnya untuk menempuh perjalanan jauh hanya untuk mencari dan menganiaya murid-murid Tuhan.
Namun, di dalam perjalanannya menuju ke Damsyik untuk menangkap dan menganiaya orang-orang Kristen, terjadilah sebuah mukjizat yang mengubah hidupnya 180 derajat. Saulus bertobat, memberi diri dibaptis, dan menjadi pengikut Kristus. Ia pun mulai mengabarkan Injil dan mengabdikan dirinya untuk Kristus. Namanya pun diubah dari Saulus menjadi Paulus, yang dalam bahasa Yunani berarti rendah hati.
Kebencian Saulus berubah menjadi cinta kepada Kristus. Sejak ia percaya kepada Tuhan Yesus, Paulus sangat giat mengabarkan Injil dan memberitakan tentang Yesus di rumah-rumah ibadat. Hal ini menimbulkan rasa heran dan curiga dari warga Damsyik. Semua orang yang mendengar perubahan diri Saulus tersebut berkata, “Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barangsiapa yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?”
Dari peristiwa ini, kita belajar untuk tidak menyerah jika ada anggota keluarga atau kenalan yang begitu membenci kita karena status kita sebagai orang Kristen. Tuhan Yesus berkuasa untuk mengubah hati seseorang. Jika Ia dapat mengubah Saulus yang dahulu menganiaya gereja dan membunuh para pengikut Kristus yang menjadi saksi-Nya, Tuhan pun dapat mengubah hati setiap orang pada saat ini.
Kasihilah semua orang dan jangan membenci siapa pun. Berdoalah juga bagi mereka yang menganiaya kita pada hari ini (Mat 5:44). Kita percaya bahwa Tuhan sanggup mengubah hati manusia dari orang yang dahulu membenci menjadi mencintai Tuhan. Mari kita mau mengingat bahwa kasih menutupi banyak sekali dosa dan pelanggaran. Tuhan Yesus mengasihi kita semua. Amin.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Kisah Para Rasul 9:20-22
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
Kisah Para Rasul 9:20-22
20 Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.
21 Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata: “Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barangsiapa yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?”
22 Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan, bahwa Yesus adalah Mesias.
Apakah Anda sudah membaca Alkitab hari ini?
