SAUH BAGI JIWA
Meneladani Allah Yang Peduli
Bacaan Alkitab Harian – Kisah Para Rasul 7:9-36
“Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir dan Aku telah mendengar keluh kesah mereka, dan Aku telah turun untuk melepaskan mereka“ (Kisah Para Rasul 7:34a)
“Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir dan Aku telah mendengar keluh kesah mereka, dan Aku telah turun untuk melepaskan mereka“ (Kisah Para Rasul 7:34a)
Tuhan sungguh adalah Allah yang sangat baik. Ia bukan hanya memperhatikan, bahkan memperhatikan dengan sungguh, kesengsaraan umat-Nya. Di Mesir, orang Israel sangat tertindas dan menderita. Mereka pun berseru memohon kelepasan dari Allah. Maka Allah pun mengutus Musa untuk membawa dan memimpin orang Israel keluar dari Mesir. Allah bukan hanya hendak melepaskan mereka keluar dari perbudakan Mesir, melainkan menuntun mereka pergi ke suatu negeri yang sungguh baik dan indah, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
Allah peduli dengan umat-Nya. Walaupun mereka telah berulang kali berbuat kesalahan dan melanggar perintah-Nya, namun Allah tetap mengasihi mereka. Ketika umat-Nya berseru minta tolong, maka Allah pun mendengar dan memperhatikan seruan mereka.
Daud pun merasakan betapa dalamnya kasih Allah ini terhadap umat-Nya. Maka tidak mengherankan jika ia sering menyebutkannya dalam mazmur-mazmurnya, seperti: “Aku akan bersorak-sorak dan bersukacita karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku, telah memperhatikan kesesakan jiwaku” (Mzm 31:7). Atau, “Sesungguhnya, Allah telah mendengar, Ia telah memperhatikan doa yang kuucapkan” (Mzm 66:19).
Dalam kehidupan kita saat ini, tentunya kita juga telah banyak merasakan kasih Allah. Kita tahu bahwa Allah sangat peduli dan sangat memperhatikan kita. Ketika mengalami saat-saat sulit dan kita berseru kepada-Nya, Dia mendengar dan kemudian menolong kita. Banyak di antara kita yang merasakan Allah menguatkan ketika lemah, menghibur ketika susah, mengangkat ketika jatuh, dan begitu banyak kasih Allah lainnya. Tidak peduli berapa banyak kesalahan dan dosa yang telah kita perbuat, asalkan kita mau bertobat dan berbalik kepada-Nya, Dia pasti akan selalu menerima kita. Semua itu merupakan kasih Allah yang begitu besar atas kita.
Ya, kita patut bersukacita dan bersyukur karena kita memiliki Allah yang begitu peduli dan memperhatikan kita. Tetapi hanya bersukacita dan bersyukur, tentunya hal ini belumlah cukup untuk membalas kasih Allah yang begitu besar. Allah ingin kita dapat meneladani kasih-Nya. Sama halnya seperti Dia peduli dan memperhatikan kita, Dia pun ingin agar kita mengasihi dan memperhatikan sesama kita. Sebagaimana dikatakan oleh rasul Paulus di dalam Filipi 2:4, “Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.”
Alangkah baiknya jika kepedulian kita terhadap sesama itu bukan hanya meliputi kebutuhan jasmani, tetapi terlebih kebutuhan rohani mereka juga. Kita mau memperhatikan kondisi kerohanian saudara seiman kita agar dapat bertumbuh dan melayani bersama-sama. Kiranya kita juga peduli kepada mereka yang belum mengenal dan percaya kepada Tuhan, dengan berusaha untuk memberitakan Injil dalam setiap kesempatan. Kiranya mereka juga dapat memperoleh anugerah keselamatan sama seperti kita. Demikianlah kita dapat menjadi terang di dunia yang gelap ini, sehingga melalui perbuatan baik kita, Allah dimuliakan. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Kisah Para Rasul 7:9-36
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
Kisah Para Rasul 7:9-36
9 Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia,
10 dan melepaskannya dari segala penindasan serta menganugerahkan kepadanya kasih karunia dan hikmat, ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir. Firaun mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir dan atas seluruh istananya.
11 Maka datanglah bahaya kelaparan menimpa seluruh tanah Mesir dan tanah Kanaan serta penderitaan yang besar, sehingga nenek moyang kita tidak mendapat makanan.
12 Tetapi ketika Yakub mendengar, bahwa di tanah Mesir ada gandum, ia menyuruh nenek moyang kita ke sana. Itulah kunjungan mereka yang pertama;
13 pada kunjungan mereka yang kedua Yusuf memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya, lalu ketahuanlah asal-usul Yusuf kepada Firaun.
14 Kemudian Yusuf menyuruh menjemput Yakub, ayahnya, dan semua sanak saudaranya, tujuh puluh lima jiwa banyaknya.
15 Lalu pergilah Yakub ke tanah Mesir. Di situ ia meninggal, ia dan nenek moyang kita;
16 mayat mereka dipindahkan ke Sikhem dan diletakkan di dalam kuburan yang telah dibeli Abraham dengan sejumlah uang perak dari anak-anak Hemor di Sikhem.
17 Tetapi makin dekat genapnya janji yang diberikan Allah kepada Abraham, makin bertambah banyaklah bangsa itu di Mesir,
18 sampai bangkit seorang raja lain memerintah tanah Mesir, seorang yang tidak mengenal Yusuf.
19 Raja itu mempergunakan tipu daya terhadap bangsa kita dan menganiaya nenek moyang kita serta menyuruh membuang bayi mereka, supaya bangsa kita itu jangan berkembang.
20 Pada waktu itulah Musa lahir dan ia elok di mata Allah. Tiga bulan lamanya ia diasuh di rumah ayahnya.
21 Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri.
22 Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.
23 Pada waktu ia berumur empat puluh tahun, timbullah keinginan dalam hatinya untuk mengunjungi saudara-saudaranya, yaitu orang-orang Israel.
24 Ketika itu ia melihat seorang dianiaya oleh seorang Mesir, lalu ia menolong dan membela orang itu dengan membunuh orang Mesir itu.
25 Pada sangkanya saudara-saudaranya akan mengerti, bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak mengerti.
26 Pada keesokan harinya ia muncul pula ketika dua orang Israel sedang berkelahi, lalu ia berusaha mendamaikan mereka, katanya: Saudara-saudara! Bukankah kamu ini bersaudara? Mengapakah kamu saling menganiaya?
27 Tetapi orang yang berbuat salah kepada temannya itu menolak Musa dan berkata: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami?
28 Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti kemarin engkau membunuh orang Mesir itu?
29 Mendengar perkataan itu, larilah Musa dan hidup sebagai pendatang di tanah Midian. Di situ ia memperanakkan dua orang anak laki-laki.
30 Dan sesudah empat puluh tahun tampaklah kepadanya seorang malaikat di padang gurun gunung Sinai di dalam nyala api yang keluar dari semak duri.
31 Musa heran tentang penglihatan itu, dan ketika ia pergi ke situ untuk melihatnya dari dekat, datanglah suara Tuhan kepadanya:
32 Akulah Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Maka gemetarlah Musa, dan ia tidak berani lagi melihatnya.
33 Lalu firman Allah kepadanya: Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.
34 Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir dan Aku telah mendengar keluh kesah mereka, dan Aku telah turun untuk melepaskan mereka; karena itu marilah, engkau akan Kuutus ke tanah Mesir.
35 Musa ini, yang telah mereka tolak, dengan mengatakan: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim? –Musa ini juga telah diutus oleh Allah sebagai pemimpin dan penyelamat oleh malaikat, yang telah menampakkan diri kepadanya di semak duri itu.
36 Dialah yang membawa mereka keluar dengan mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di tanah Mesir, di Laut Merah dan di padang gurun, empat puluh tahun lamanya.