SAUH BAGI JIWA
Microsleep
“Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya“ (1 Petrus 5:8)
“Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya“ (1 Petrus 5:8)
Pernah dengar istilah microsleep? Ini adalah sebutan untuk suatu kondisi di mana kesadaran atau perhatian seseorang menjadi hilang karena merasa lelah atau mengantuk. Microsleep dapat terjadi ketika seseorang melakukan suatu pekerjaan yang monoton, seperti berkendara di jalan tol ataupun melihat layar smartphone cukup lama. Seseorang yang mengalami keadaan ini tidak menyadari jika dirinya tertidur atau akan memasuki kondisi ketiduran. Microsleep juga dapat ditandai dengan gerakan kepala seperti mengangguk dan mengedipkan mata secara perlahan dan terus-menerus serta kesulitan memahami informasi dengan baik dan benar.
Apakah ini berbahaya? Ya, microsleep adalah suatu kondisi yang berbahaya, terutama jika terjadi pada seseorang yang sedang berkendara di jalan. Ia dapat tertidur sejenak selama kurang dari 30 detik. Keadaan ini bahkan dapat terjadi sehingga orang yang mengalaminya tak menyadari bahwa mereka telah tertidur dan kehilangan kendali atas tubuhnya.
Bahaya akibat rasa kantuk pernah terjadi di dalam Kitab Para Rasul. Penulis mencatatkan suatu peristiwa saat Rasul Paulus berada di Troas bersama dengan para jemaat. Karena esoknya Paulus hendak melanjutkan perjalanan, ia berkumpul dan berbicara amat lama sampai tengah malam. Seorang pemuda bernama Eutikhus yang duduk di jendela, akibat tidak dapat menahan rasa kantuknya, akhirnya terjatuh dari tingkat ketiga ke bawah. Ketika ia diangkat orang, ia sudah mati (Kis 20:9). Namun, Tuhan menunjukkan kasih karunia-Nya kepada pemuda itu. Melalui Rasul Paulus, kuasa Tuhan bekerja dan pemuda itu hidup kembali sehingga semua jemaat merasa sangat terhibur.
Pada hari ini, peristiwa yang menimpa Eutikhus dapat memberikan pelajaran rohani bagi kehidupan kita. Meskipun microsleep hanya terjadi dalam waktu yang sangat singkat, namun dampak yang bisa ditimbulkan sangatlah berbahaya. Jika kita membiarkan iman kerohanian kita lengah dan tertidur walaupun hanya sejenak, hal tersebut dapat mengancam keselamatan jiwa kita.
Rasul Petrus dalam suratnya, memberikan nasihat kepada jemaat untuk sadar dan berjaga-jaga secara rohani terhadap si iblis, lawan kita. Kata “berjaga-jaga” secara harfiah memiliki makna: “selalu aktif,” “berhati-hati” atau “bangun dari tidur, tetap terjaga.” Dengan kata lain, rohani kita harus senantiasa waspada; sebab saat kita lengah dan “tertidur” secara rohani, Iblis menemukan dan menelan orang yang dapat dimangsanya.
Saat kapankah rohani kita menjadi lengah dan tertidur? Yaitu saat kita menjadi congkak–saling meninggikan diri satu dengan yang lain dan menolak untuk merendahkan diri di hadapan orang lain; saat kita mencari keuntungan pribadi di dalam tugas pelayanan-Nya sehingga tidak dapat menjadi teladan bagi jemaat; ataupun saat kita menjadi khawatir atas segala sesuatunya dan tidak percaya atas kuasa pemeliharaan Tuhan; demikianlah Rasul Petrus menasihati.
Oleh karena itu, marilah kita senantiasa terjaga, dengan tidak membiarkan rasa kantuk menguasai hidup kerohanian kita. Janganlah terlena, kiranya kita dapat terus secara aktif mengevaluasi pertumbuhan rohani kita sehingga rasa kantuk rohani pun dapat kita tahan dan lawan.
Selamat beraktifitas dan Tuhan Yesus memberkati.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
![bible-2167778_1920 bible-2167778_1920](https://tjc.org/id/wp-content/uploads/sites/43/2017/03/bible-2167778_1920.jpg)
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.