SAUH BAGI JIWA
Akibat Iri Hati
Bacaan Alkitab Harian – Kisah Para Rasul 5:17-21
“Akhirnya mulailah Imam Besar dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati“ (Kisah Para Rasul 5:17)
“Akhirnya mulailah Imam Besar dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati“ (Kisah Para Rasul 5:17)
Setelah pencurahan Roh Kudus, terjadi perubahan besar pada orang percaya. Petrus, yang sebelumnya takut, kini berani memberitakan Yesus dan melakukan tanda-tanda di depan banyak orang. Dalam waktu singkat, tiga ribu orang bertobat dan terus menyempurnakan kerohanian mereka dengan bertekun dalam ajaran rasul-rasul dan persekutuan, semuanya didorong oleh kuasa Roh Kudus.
Namun, dengan terus bertambahnya jumlah orang percaya, ternyata ada juga pihak yang merasa tidak senang dengan semua itu, yakni para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Mereka menangkap rasul-rasul itu, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota. Lalu dengan keras mereka melarang para rasul memberitakan Injil. Benarlah apa yang dikatakan di dalam Yakobus 3:16, “Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.” Karena merasa posisinya terancam, mereka berusaha untuk menghalangi orang-orang untuk datang kepada Yesus.
Di dalam Perjanjian Lama, kita juga bisa menemukan bagaimana rasa iri hati dapat membuat seseorang melakukan perbuatan jahat. Contohnya, Kain yang membunuh Habel karena merasa kesal dan iri, karena Allah lebih berkenan kepada persembahan Habel daripada persembahannya. Miryam dan Harun juga memberontak terhadap Musa karena mereka iri, sebab Allah lebih memilih Musa daripada mereka untuk memimpin umat Israel. Saudara-saudara Yusuf bahkan tega menjual saudara mereka sendiri, karena iri bahwa Yusuf lebih dikasihi oleh Yakub. Dari contoh-contoh ini, kita melihat betapa mengerikannya perasaan iri hati itu. Pada awalnya Kain, Miryam, Harun, dan saudara-saudara Yusuf bukanlah orang yang jahat. Namun, rasa iri telah mengubah mereka.
Perasaan iri hati merupakan ekspresi dari ketidakpuasan seseorang atas keadaan diri atau apa yang dimilikinya. Maka, apabila kita sudah mulai membandingkan apa yang kita miliki dengan apa yang orang lain miliki, kita harus berwaspada. Apalagi pada zaman sekarang, orang-orang dapat dengan mudah menunjukkan keberhasilannya di media sosial. Setelah melihat unggahan kesuksesan orang lain di media sosial, pernahkah kita menjadi merasa berkekurangan dan mengeluh? Apakah kita menjadi terpacu untuk berjuang dengan lebih semangat atau justru merencanakan dan mengharapkan sesuatu yang jahat terhadap orang sukses tersebut?
Orang yang iri hati tidak akan memiliki damai sejahtera dan sukacita (Ams 14:30), sebab kesukaan mereka adalah bersungut-sungut. Mereka tidak pernah memiliki rasa syukur dan rasa cukup. Terlebih, perasaan iri hati dapat mendatangkan hukuman, bahkan kebinasaan, sebab hatinya yang gelap telah membutakan semua pikiran sehingga perbuatannya pun tidak akan berkenan kepada Allah.
Oleh karena itu, betapa pentingnya kita untuk menjaga hati (Ams 4:23). Tidak mudah untuk melakukannya. Tetapi dengan bersandarkan Roh Kudus, maka kita akan dapat menjaga hati. Roh Kudus yang akan menginsafkan kita akan dosa. Bersyukurlah juga senantiasa, apa pun yang Tuhan berikan dalam kehidupan kita. Jangan mengingini apa yang dimiliki orang lain. Dengan berbuat demikian, kita akan menjauhkan diri dari dosa iri hati dan terluput dari hukuman. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Kisah Para Rasul 5:17-21
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
Kisah Para Rasul 5:17-21
17 Akhirnya mulailah Imam Besar dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati.
18 Mereka menangkap rasul-rasul itu, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota.
19 Tetapi waktu malam seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar, katanya:
20 “Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak.”
21 Mereka mentaati pesan itu, dan menjelang pagi masuklah mereka ke dalam Bait Allah, lalu mulai mengajar di situ. Sementara itu Imam Besar dan pengikut-pengikutnya menyuruh Mahkamah Agama berkumpul, yaitu seluruh majelis tua-tua bangsa Israel, dan mereka menyuruh mengambil rasul-rasul itu dari penjara.
Apakah Anda sudah membaca Alkitab hari ini?
