“Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: “Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini.” Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa”  (Kisah Para Rasul 2:40-41)

Menurut laporan World Health Organization atau Organisasi Kesehatan Dunia, rokok tetap menjadi penyebab utama kematian. Setidaknya per tahun, sebanyak tujuh juta orang meninggal karena rokok, termasuk diantaranya anak-anak. Secara umum, rokok memiliki peranan penting di dalam mengakibatkan kanker lidah, mulut, hidung, tenggorokan, kerongkongan, payudara, paru-paru, ginjal, pankreas, rahim, usus besar, anus; kemudian osteoporosis, penyakit Paru Obstruktif Kronik, penyakit jantung, Diabetes Melitus atau penyakit kencing manis dan stroke.

Pemberitaan akan bahaya laten sesungguhnya sudah terus-menerus digaungkan oleh WHO agar jumlah angka kematian akibat rokok dapat menurun, dan para pengguna rokok awal maupun tetap dapat mengurungkan niat mereka dan berubah pikiran untuk meninggalkan rokok setelah mereka mengetahui dampak negatif yang diakibatkan rokok. 

Para hari ini, berbagai pemberitaan yang dilakukan WHO dapat menjadi teladan tersendiri bagi kehidupan rohani kita. Dalam Kitab Kisah Para Rasul, Rasul Petrus dengan tegas mengecam dan menasihati orang banyak, mengingatkan serta memberitakan kepada mereka tentang bahaya dosa yang tinggal dalam angkatan yang jahat–yang justru mendatangkan maut bagi jiwa mereka. Oleh karena itu, Petrus terus-menerus menggaungkan dan memberitakan agar mereka memberi diri mereka untuk diselamatkan. 

Apa artinya diselamatkan? Frasa “berilah dirimu diselamatkan” dalam bahasa asli memiliki nuansa makna “dijauhi dari celaka,” “diamankan dari bahaya,” “dibebaskan dari kehancuran atau kematian” dan “memulihkan kembali kesehatan.” Sedangkan “angkatan yang jahat” dapat diartikan sebagai “angkatan yang tidak bermoral.” Dengan demikian, ucapan yang diungkapkan oleh Rasul Petrus sesungguhnya adalah perkataan yang mendesak dan genting, mengingatkan orang banyak – termasuk kita pada hari ini – bahwa dunia dengan angkatan yang tidak bermoral itu akan membawa jiwa kita kepada kehancuran dan kebinasaan. Angkatan yang demikian dapat menyebabkan sakit rohani bagi iman kepercayaan. Oleh karena itu, kata “diselamatkan” memberitahukan kita: Bukan hanya kita perlu untuk memulihkan kembali kesehatan rohani, melainkan juga membebaskan jiwa kita dari kebinasaan.

Bagaimana dengan kehidupan rohani kita saat ini? Apakah kita mementingkan keselamatan jiwa kita? Rasul Petrus dengan tegas menasihati orang-orang Yahudi yang belum percaya Tuhan Yesus agar mereka memberi diri mereka untuk diselamatkan dengan cara menerima baptisan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus (Kis 2:38-41). 

Hari ini, baptisan seperti apa yang telah kita terima? Apakah baptisan itu dilakukan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus? Bagi kita yang sudah menerima baptisan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, sudahkah kita benar-benar mengerjakan keselamatan itu? Saat kita dibaptis, kita baru menerima janji bahwa kita akan diselamatkan dan belum menerima keselamatan itu (Mrk 16:16), Kita masih perlu mengerjakan keselamatan kita. Kelak, jika kita bisa bertahan sampai pada kesudahannya dan memenangkan pertandingan iman, maka kita akan menerima penggenapan janji Allah itu.