SAUH BAGI JIWA
Pembawa Damai
“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Matius 5:9)
“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Matius 5:9)
Di dalam alkitab, diceritakan ada seorang yang sangat keras kepala, namanya Nabal. Nabal ini mempunyai seorang isteri yang bijaksana. Karakter mereka begitu berbeda. Suatu hari saat pengguntingan bulu domba, Daud mengutus orang-orangnya untuk meminta makanan dan minuman. Namun, permintaan tersebut ditolak oleh Nabal dengan kata-kata yang kasar. Nabal tidak memiliki kebijaksanaan sehingga menimbulkan masalah.
Daud membawa pedang hendak membunuh Nabal dan seluruh keluarganya. Di saat-saat genting itu, Abigail mencoba menjadi seorang pendamai. Ia cepat-cepat membawa hadiah dan bertemu dengan Daud. Ia mengakui kesalahan yang diperbuat oleh suaminya, serta ia juga mengatakan banyak hal yang baik. Pada awalnya Daud sangat marah. Tetapi setelah ia bertemu dengan Abigail,wanita yang bijaksana, maka kemarahan Daud mereda.
Dari kisah ini, kita dapat belajar untuk menjadi orang yang bijaksana. Orang yang bijaksana memerlukan hikmat, dan ini hanya dapat diperoleh dari Tuhan, seperti yang diingatkan oleh Tuhan di dalam kitab Amsal 1:7, “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.” Orang yang tidak berhikmat sesungguhnya hanya akan membawa pertengkaran, tidak ada kedamaian bahkan kehancuran, seperti yang tertulis di Amsal 26:20-21, “Bila kayu habis, padamlah api; bila pemfitnah tak ada, redalah pertengkaran. Seperti arang untuk bara menyala dan kayu untuk api, demikianlah orang yang suka bertengkar untuk panasnya perbantahan.” Orang-orang seperti demikian bukanlah pembawa damai.
Sungguh suatu hal yang membahagiakan jika kita dapat menjadi seorang pembawa damai. Marilah kita menjadi pendamai, membimbing orang-orang yang berdosa dan yang belum percaya menuju ke jalan Tuhan. Membawa kedamaian dan keharmonisan dalam gereja, antara sesama saudara-saudari seiman dalam Tuhan.
Dalam khotbah di atas bukit, Tuhan Yesus pernah menyampaikan, “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Mat 5:9). Sebagai anak-anak Allah, agar kita dapat menjadi seorang yang membawa damai, tentunya diperlukan hikmat dalam berkata-kata dan perbuatan. Kedamaian itu harus ditunjukkan melalui kasih–baik di dalam keluarga maupun kepada orang sekitar. Selain itu, kedamaian ditunjukkan melalui Firman Allah yang tersimpan di dalam hati sehingga setiap perkataan yang diucapkan dan perbuatan yang kita lakukan mencerminkan pengajaran Allah. Biarlah kiranya Roh Kudus-Nya senantiasa membimbing kita untuk membawa damai bagi sesama. Amin.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.