SAUH BAGI JIWA
Keluarga Bahagia
“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati… Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain… Kasih tidak berkesudahan” (1 Korintus 13:4-8a)
“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati… Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain… Kasih tidak berkesudahan” (1 Korintus 13:4-8a)
Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga
Masih ingatkah kita dengan lirik lagu di atas? Jika Anda sering menonton televisi pada tahun 90-an, pastinya lirik tersebut sudah tidak asing lagi. Itu adalah sepenggal lirik dari soundtrack serial televisi yang sangat digemari pada masanya, yaitu “Keluarga Cemara.” Begitu populernya serial ini, maka film tersebut dibuat ulang dalam bentuk layar lebar sebanyak dua kali dan telah dirilis pada tahun 2019 dan 2022.
Cerita keluarga ini sangat menginspirasi banyak keluarga untuk memahami arti kata ‘bahagia.’ Dengan kondisi yang miskin, Abah–panggilan yang digunakan untuk tokoh ayah dari keluarga tersebut–tidak mau menyerah. Dia berusaha menyambung hidup dengan mengayuh becak. Sedangkan istrinya menjadi buruh cuci dan membuat opak. Sang ayah meminta keluarganya untuk tetap sabar dan tidak putus asa, juga tetap mempertahankan kejujuran, apa pun kondisinya.
Keluarga adalah komunitas paling kecil, baik dalam sebuah negara maupun dalam gereja. Oleh karena itu, jika keluarga bisa berbahagia, negara akan maju. Jika keluarga bisa berbahagia, maka gereja juga akan menjadi berkat bagi banyak orang. Begitu pun sebaliknya, jika kasih dalam keluarga menjadi dingin, kerohanian anggota keluarga akan menjadi terhambat dan kesatuan gereja pun akan menjadi terganggu. Itulah mengapa kasih adalah salah satu komponen yang terpenting di dalam sebuah keluarga.
Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus memberikan berbagai pengertian tentang kasih. Kasih itu sabar dan murah hati. Sudahkah kita bersikap sabar terhadap keluarga kita? Atau apakah kita mudah sekali untuk marah dan bertengkar dengan anggota keluarga? Kasih itu tidak menyimpan kesalahan orang lain. Apakah kita menaruh dendam terhadap adik atau kakak kita? Kasih juga tidak berkesudahan, artinya meskipun terkadang kita tersakiti oleh perkataan atau perbuatan oleh seseorang, kita tetap menunjukkan perbuatan baik kepadanya dengan tulus karena kita mengasihinya.
Mari kita renungkan, apakah kita telah berlaku kasih terhadap keluarga kita? Meskipun keadaan sedang buruk atau sulit, marilah kita tetap belajar untuk mengasihi keluarga. Kita juga dapat mengadakan mezbah keluarga agar setiap anggota keluarga dapat dikuatkan di dalam Tuhan. Ini juga dilakukan agar komunikasi serta hubungan antar anggota dapat terjaga dengan baik. Sebagai saudara-saudari seiman, kita semua adalah anggota keluarga besar Kristus. Oleh karena itu, marilah kita sabar menanggung segala sesuatu, berani untuk menegur yang salah dan menghibur yang menderita, berusaha untuk menutupi kekurangan yang ada dengan kasih yang tidak berkesudahan.
Selamat beraktivitas dan Tuhan Yesus memberkati.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.