“Mereka semua berdoa dan berkata: “Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini” (Kisah Para Rasul 1:24)

Dengan kematian Yudas, maka murid Yesus berkurang satu. Dari yang tadinya berjumlah dua belas orang, kini tinggal sebelas orang. Oleh karena itu, mereka hendak menambahkan kembali satu orang untuk menggantikan Yudas. Tidak sembarang orang bisa dipilih untuk menggantikan Yudas. Adapun persyaratannya adalah orang tersebut haruslah orang yang senantiasa berkumpul bersama-sama murid-murid ketika Yesus ada di dunia. Yaitu sejak Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis sampai pada hari ketika Yesus terangkat ke sorga. Dengan begitu, orang tersebut dapat menjadi saksi yang hidup karena telah menerima pengajaran secara langsung dari Yesus, melihat perbuatan dan mukjizat-Nya, serta menyaksikan sendiri akan kebangkitan Yesus.

Dan yang memenuhi persyaratan tersebut ada dua orang, yaitu Yusuf, yang disebut Barsabas ataupun Yustus, dan Matias. Tetapi, para murid tidak berani menentukan pilihan berdasarkan pemikiran mereka sendiri, sehingga mereka menanyakan terlebih dahulu kepada Tuhan. Mereka pun berdoa dan memohon agar Tuhan sendiri yang menunjukkan siapa yang hendak Tuhan pilih. Inilah tindakan yang bijaksana yang bisa kita teladani. 

Di dalam Alkitab, kita dapat melihat bagaimana tanpa meminta petunjuk Tuhan terlebih dahulu, mereka akhirnya membuat keputusan yang keliru dan merugikan diri mereka sendiri. Salah satunya ketika orang-orang Israel mengambil bekal dari orang Gibeon tanpa meminta keputusan dari Tuhan terlebih dahulu (Yosua 9:14). Akibatnya orang Israel diperdaya oleh orang Gibeon, sehingga bukan hanya orang Gibeon tidak dapat ditumpas, bahkan orang Israel harus membantu melepaskan mereka dari raja-raja Kanaan.

Berbeda dengan Daud. Seringkali Daud bertanya terlebih dahulu kepada Tuhan, sebelum mengambil keputusan. Ketika orang Filistin menyerang Kehila, sebelum memutuskan untuk berperang, Daud bertanya kepada Tuhan. Setelah Tuhan menjawab, barulah Daud pergi. Maka Daud pun berhasil mengalahkan orang Filistin. Kemudian ketika Saul hendak mengepung dan menangkapnya di Kehila, Daud kembali bertanya kepada Tuhan. Maka Daud pun dapat meloloskan diri dari Saul.

Demikian juga dengan Paulus. Dalam merencanakan sesuatu, Paulus tidak melakukan menurut kehendaknya sendiri. Seperti dalam 2 Korintus 1:17 Paulus berkata, “Jadi, adakah aku bertindak serampangan dalam merencanakan hal ini? Atau adakah aku membuat rencanaku itu menurut keinginanku sendiri, sehingga padaku serentak terdapat “ya” dan “tidak”? Demikianlah Paulus bertindak menurut kehendak Tuhan.

Hari ini, kita mau meneladani para murid, Daud, dan juga Paulus yang berdoa meminta petunjuk Tuhan sebelum membuat keputusan. Ia tahu apa yang terbaik bagi kita. Maka biarlah kita boleh sepenuhnya bersandar dan berserah pada pimpinan-Nya. Serahkan segala sesuatunya ke dalam tangan Tuhan. Seperti Amsal 16:3 berkata, “Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu.” Haleluya!