Perjamuan Kudus Memperingati Kematian Tuhan
Download |
PDF File |
Dasar Kepercayaan Lainnya |
Peringatan
“Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah–mecahkannya dan berkata: “Inilah tubuhKu, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!” Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “ Cawan ini adalah perjanjian baru yang di- materaikan oleh darahKu; perbuatan ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang” (1Korintus 11 : 23-26).
Tuhan Yesus sendiri menetapkan dan memerintahkan pelaksanaan hal ini, Perjamuan Kudus (disebut juga Perjamuan Tuhan ), supaya para pengikut-Nya setelah Ia pergi. Secara khusus, kita harus memberitakan kema- tian Tuhan, yang memperlihatkan kasih Allah yang besar, dalam Perjamuan Kudus. Pemberitaan yang seperti ini pun mengingatkan kita, bahwa suatu hari nanti kita akan bersama-sama dengan Tuhan dalam kerajaan-Nya (lihat Matius 26:29)
Kehidupan Rohani Melalui Perjamuan Kudus
Mengapa Tuhan kita menyebut seketul roti sebagai tubuh-Nya dan secawan anggur sebagai darah-Nya? Mengapa Ia memerintahkan kita untuk memakan tubuh-Nya dan meminum darah-Nya, dan berkata,” Sebab dagingKu adalah benar – benar makanan dan darahKu adalah benar-benar minuman”(Yohanes 6:55)?
Apa yang telah diadakan oleh Tuhan dan diperintahkan supaya kita terima disebut sakramen. Sakramen – termasuk di dalamnya adalah baptisan, basuh kaki, dan perjamuan Kudus – merupakan serangkaian perbuatan yang oleh Allah, diberikan khasiat menyelamatkan umat percaya melalui penggunaan unsur-unsur fisik. Saat kita mengambil bagian dalam perjamuan Kudus, sebenarnya kita memakan tubuh Kristus dan meminum darah-Nya (1Korintus 10:16)
Namun tubuh dan darah yang dikatakan oleh Tuhan bu- kanlah tubuh dan darah jasmani-Nya. Melainkan , yang dimaksudkan-Nya adalah hidup rohani yang kita peroleh ketika kita turut mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus.
Khasiat rohani dari sakremen ini didasarkan pada kata–kata Tuhan sendiri. ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup didalam dirimu. Barang siapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia mempunyai hidup yang kekal dan aku akan membangkitkan dia pada akhir Zaman … Barang siapa makan dagingKu dan meminum darahKu, ia tinggal di dalam Aku dan Aku didalam Dia” (Yohanes 6:53-56).
Melalui Perjamuan Kudus, Kristus hidup didalam kita dan kita didalam-Nya. Dengan hidup Kristus didalam kita, kita memiliki hidup kekal dan akan bangkit pada akhir zaman. Karena itu semua umat percaya kepunyaan Kristus, harus mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus.
Unsur-unsur Dalam Sakramen
Karena Tuhan memerintahkan kita untuk mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus sesuai dengan teladan-Nya, penting sekali bahwa kita juga menggunakan unsur-unsur yang sama seperti yang dipergunakan Tuhan – roti dan minuman yang dibuat dari buah anggur (sari buah anggur; lihat Matius 26:29)
Roti yang dipergunakan tidak boleh mengandung ragi sedikitpun. Itulah mengapa roti dalam perjamuan Paskah disebut roti yang tidak beragi.” Minumannya pun tidak boleh mengalami proses fermentasi (peragian), karena Tuhan menggunakan sari buah anggur, bukan arak, dalam perjamuan makan terakhir. Ragi melambangkan dosa (1Korintus 5:8) ajaran sesat (Matius 16:6, 12), dan kemunafikan (Lukas12:1). Karena itu ragi tidak boleh terdapat dalam perjamuan Kudus.
Hanya boleh ada satu ketul roti dan satu cawan, sebesar apapun jumlah umat yang turut serta. “Karena roti adalah satu, makakita, sekalipun banyak adalah satu tubuh , karena kita semua mendapat ba- gian dalam roti yang satu itu” (
Pelaksanaan dan Pengambilan Bagian
Kitab Suci tidak menjelaskan seberepa sering kita perlu mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus, tapi Kitab Suci menegaskan Khasiat dan artinya. Oleh karena itu masing-masing kumpulan jemaat boleh menetapkan seberapa sering Perjamuan Kudus itu perlu diadakan selama para persertanya dapat melakukannya dengan kesungguhannya.
Dengan cara yang sama seperti Tuhan kita, kita mengucapkan syukur pada Allah untuk pengorbanan dan penyelamatan Kristus. Kemudian kita dapat memecah-mecahkan roti dan memberikannya kepada jemaat. Demikian pula halnya dalam menerima cawan.
Dalam Perjamuan Kudus, orang-orang yang mengikutinya harus berkumpul bersama di satu tempat. Tidak boleh ada elemen dalam Perjamuan Kudus yang disisakan sampai hari berikutnya. Aturan-aturan ini berasal dari perintah-perintah Allah kepada bangsa Israel mengenai Paskah, suatu perayaan untuk memperingati keselamatan dari Allah melalui darah anak domba (lihat Keluaran 12 :10,46).
Hanyalah mereka yang telah dibaptis boleh menerima Perjamuan Kudus, Karena Perjamuan Kudus merupakan suatu persekutuan rohani antara Tuhan dan gereja-Nya . Bila seorang belum dibaptis, atau belum dibaptis dengan cara yang sesuai dengan yang diajarkan Alkitab, ia tidak dapat mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus karena dosa-dosanya belum dibersihkan, dan ia masih belum menjadi milik Kristus.
Penting Sekali bagi kita untuk menerima Perjamuan Kudus dengan serius dan hikmat, menyadari bahwa kita sedang menerima tubuh dan darah Kristus. “Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan cawan Tuhan. Karena itu hen- daklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya” (1Korintus 11: 27-29).
Sebelum mengikuti Perjamuan Kudus, kita perlu menguji diri, membuang dendam kita terhadap siapapun, memohon Tuhan mengampuni dosa-dosa kita, dan bertekad untuk hidup dengan teladan Kristus yang sempurna.
Perjamuan Kudus dan Kehidupan Kristiani
Mengambil Bagian dalam Perjanjian
Tuhan Yesus menyebutkan darah dalam Perjamuan Kudus sebagai “darah perjanjian baru.” Suatu perjanjian adalah suatu persetujuan antara dua pihak atau lebih, dan inilah perjanjian Allah dengan kita: dengan darah Kristus, yang diberikan pada kita diatas salib, bahwa kita sekarang menjadi anak-anak Allah.
Dengan suatu janji yang seperti itu dari Allah, kita harus hidup seperti anak-anak Allah, percaya kepada-Nya dan mentaati perintah-perintah-Nya di sepanjang hidup kita. Rasul Paulus berdoa agar umat percaya “hidup layak di hadapanNya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah” (Kolose 1:10). Menjalani suatu kehidupan yang menyerupai Kristus, merupakan cara kita mengambil bagian dalam perjanjian Allah.
Membuang Dosa
Tuhan kita Yesus Kristus memberikan diri-Nya sebagai suatu korban yang tidak berdosa. Seluruh hidup-Nya bersih, dan demikian pula halnya dengan Perjamuan Kudus. Ketika kita menerima tubuh dan darah Tuhan, kitapun harus bertekad untuk membuang semua dosa yang ada dalam pikiran, perkataan dan perbuatan kita.
“Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran” (1Korintus 5:7,8). Oleh karena itu, arti yang sebenarnya dari menerima Perjamuan Kudus adalah turut mengambil bagian dalam kekudusan Allah dalam hidup sehari-hari.
Tiap Hari Bersekutu dengan Tuhan
Tuhan Yesus berkata, “Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia” (Yohanes 6:56). Disamping menerima sakramen ini, kitapun harus hidup di dalam Kristus setiap hari dan membiarkan Ia hidup di dalam kita. Kita perlu menerima diri Kristus, yang adalah “roti hidup” (Yohanes 6:35) melalui pemeliharaan oleh firman-Nya dan Roh-Nya.
Hal ini berarti bahwa kita menyimpan firman Tuhan dalam hati kita dan berdoa memohon kepenuhan Roh Kudus. Kita pun harus tinggal dalam firman-Nya dan melakukannya, sama seperti carang-carang pada pokok anggur yang terus-menerus menghasilkan buah yang baik.
Dengan membaca Alkitab dan berdoa setiap hari, kita belajar mendengarkan Allah dan bekomunikasi dengan Allah. Pada saat kita mempelajari dan menjalankan firman, Allah pun menguatkan kita dengan Roh-Nya. Sehingga hari demi hari kita akan semakin menyerupai-Nya, penuh dengan kekudusan, belas kasihan, dan kerendah-hatianNya. Kita akan semakin menjadi satu dengan Tuhan kita, sama seperti seorang istri menjadi satu dengan suaminya. “Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia” (1Korintus 6 : 17).
Persekutuan yang berkenan kepada Allah adalah pertumbuhan hubungan kita dengan-Nya. Kita harus mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati kita. Menjadikan-Nya sebagai pusat dari kehidupan kita. Akhirnya, bukanlah kita lagi yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam kita (lihat Galatia 2:20). Maka rohani kita tidak akan pernah merasa lapar atau haus, sebaliknya kita akan memperoleh kekuatan dan sukacita dalam hidup kita.
Kesatuan Tubuh Kristus
Perjamuan Kudus juga menjadikan orang-orang yang menerimanya menjadi satu tubuh. “Karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu” (1 Korintus 10:17). Perpecahan atau penggolongan di antara umat Tuhan, bertentangan dengan semangat Perjamuan Kudus.
Karena itu pada saat kita datang berkumpul untuk memperingati kematian Tuhan, kita masing-masing harus belajar untuk memikirkan kebaikan orang lain. Tuhan memberikan kita tubuh dan darah-Nya melalui pengorbanan diri-Nya sendiri dan kasih-Nya; karena itu marilah kita juga mengabaikan kepentingan kita sendiri dan belajar untuk mengasihi saudara-saudari kita seiman.
Kristus Anak Domba Paskah
Paskah berpusat pada penyelamatan Allah melalui darah dari anak domba yang disembelih. Penting kita perhatikan bahwa perjamuan Kudus yang paling pertama diadakan adalah pada saat Perjamuan Paskah. Ketika Tuhan mengambil roti, mengatakan, “inilah tubuhKu,” Ia sedang memberitahu kita bahwa Ia adalah Anak Domba Paskah itu.
Keselamatan dapat terjadi “Sebab Anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus” (1 Korintus 5:7). Setiap Perjamuan Kudus, memberikan kita kesempatan untuk kembali melihat “Anak domba Allah, yang mengahapus dosa dunia” (Yohanes 1:29).
Karena itu kita terus mengabarkan kematian Tuhan sampai Ia datang, saat itu kita akan besama dengan berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa umat menyanyikan nyanyian ini: “Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!” (Wahyu 5:12).