Anugerah Allah yang Indah
Kasih Tuhan sungguh nyata ketika saya memohon kepada Tuhan untuk menolong anak saya agar ia dapat buang air dengan normal.
Kasih Tuhan sungguh nyata ketika saya memohon kepada Tuhan untuk menolong anak saya agar ia dapat buang air dengan normal.
Selama hidup saya di Jepang, saya mengalami pergumulan antara harus memilih pekerjaan dengan iman.
Namun Tuhan menunjukkan Kasih-Nya kapada saya, sehingga langkah hidup saya diatur oleh-Nya.
Segala yang kita miliki berasal dari Allah; dan Ia juga mempunyai kuasa untuk mengambilnya. Kita tidak memiliki apa-apa untuk dimegahkan.
saya melihat sebuah penglihatan – bayangan tiga orang di depan latar corak warna matahari terbenam. Orang yang ada di tengah tampak lebih tinggi. Ketika saya terus melihat, penglihatan itu berubah menjadi tiga dimensi. Saya kemudian menyadari bahwa saya sedang menyaksikan sebuah peristiwa dari peperangan di Rafidim, dalam Keluaran pasal 17.
Kami akan terus mengejar pengharapan para bapa pendahulu yang belum tercapai, berusaha menggenapi pekerjaan besar yang mulia untuk membangun GYS menjadi sempurna dan indah, sesuai dengan kehendak Allah yang benar dan teladan gereja para rasul.
Melalui pengalaman pribadi ini, saya mendapatkan pelajaran berharga tentang percaya dan keselamatan. Segala sesuatu mungkin bagi Allah kita yang maha kuasa. Ia mengubah mimpi buruk menjadi hidup yang indah dan berarti.
Saya sungguh bersyukur kepada Allah, setelah menunggu sepuluh tahun untuk sembuh sampai saya menyerah dengan segala macam pengobatan, ternyata pekerjaan Tuhan Yesus yang penuh kuasa bekerja pada diri saya, walaupun saya tidak pernah meminta Allah untuk menyembuhkan saya.
Ketika saya selesai berdoa, saya menaikkan kepala dan menyaksikan lima malaikat berpakaian putih dengan sayap-sayap yang sangat besar sampai ke plafon. Penampilan mereka sangat anggun dan berdiri di sekitar mimbar. Mereka semua memegang sesuatu di tangan.
Rasanya sudah lama sekali, nyaris seperti mimpi buruk yang tidak terkira. Penglihatan saya mulai memburuk ketika saya sampai di pertengahan umur 20-an, dan pada tahun 2006 saya sepenuhnya harus mengandalkan orang lain untuk hidup sehari-hari. Saya merasa tersiksa dengan keadaan saya. Terkurung dalam keputusasaan yang tidak dapat saya hindari, saya seringkali merasakan hidup tanpa arti.
Dari apa yang dikatakan istri kepada saya, kuasa Allah sungguh nyata. Ia berkata bahwa di malam saya berdoa, ia menginap di Hotel Horison. Ia berencana untuk bunuh diri, tetapi sebuah suara menyuruhnya pulang. Pada jam dua malam, tiba-tiba anak kami mengalami demam tinggi; hal ini menyebabkannya panik.