Bagian 7. Harapan dan Doa Musa yang Ketujuh – Mazmur 90:17a
18. Dianugrahkan Janji-Janji Berharga
“Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia”
—2 Petrus 1:4
Rasul Paulus pernah menegaskan, dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, bahwa hasil dari kerendah-hatian adalah ditinggikan oleh Allah. “Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,” Rasul Paulus menuliskan dalam Filipi 2:9.
Tuhan Yesus telah merendahkan diri-Nya dan meninggalkan kemuliaan-Nya di sorga. Pada akhirnya, Allah meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama. Inilah hasil dari kerendah-hatian Tuhan Yesus. Sama halnya, Tuhan akan meninggikan seseorang yang memiliki hasil yang sejati.
Demikian pula halnya dengan kelemah-lembutan. Setiap orang tentunya memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang definisi kelemah-lembutan. Namun, marilah kita belajar dari kelemah-lembutan Tuhan Yesus. Saat Ia disakiti, Ia tidak membalasnya. Inilah kelemah-lembutan yang sesungguhnya. Pada saat Tuhan Yesus ditangkap dan disalibkan, Ia bahkan tidak menunjukkan kemarahan dan dendam yang dipendam. Inilah kelemah-lembutan sejati.
Renungan:
Bagaimana dengan diri kita pada hari ini? Kadang kala, hanya karena terpancing sedikit perselisihan, kita langsung emosi. Untuk menguji kelemah-lembutan kita, cobalah mengurus seorang yang sudah lansia selama satu hari penuh. Lalu, setelah satu hari berlalu, renungkanlah apakah kita adalah seorang yang lemah lembut, atau seorang yang justru mudah marah dan emosi?
Tuhan Yesus adalah sosok yang tenang dan lemah lembut. Semakin kita mengenal Tuhan Yesus lebih dalam, semakin kita membutuhkan hadirat-Nya agar kita dapat diubah menjadi seperti diri-Nya. Agar hidup kita dapat menjadi seperti Tuhan Yesus, kita membutuhkan kuasa Roh Kudus. Seperti halnya yang telah dituliskan oleh Rasul Petrus, bahwa Tuhan telah menganugrahkan kepada kita janji-janji yang berharga—supaya olehnya kita boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.
Melalui surat rasul Petrus, kita diingatkan bahwa kedagingan kita sungguh tidak memiliki harapan. Roh Kudus-lah harapan kita. Saat Roh Kudus dicurahkan ke atas kita, maka kita memiliki bagian di dalam Tuhan dan Tuhan akan menunjukkan kemurahan-Nya atas kita.
Ketika seseorang datang kepada Yesus melalui doa, kemudian Roh Kudus tercurah ke atasnya, dan melalui kuasa Roh Kudus sikap dan perilakunya akhirnya berubah; kita akan memdandang ini sebagai mujizat dari Tuhan. Inilah contoh nyata dari “mengambil bagian dalam kodrat ilahi”-yaitu saat Tuhan dinyatakan melalui kehidupannya dan saat kemurahan Tuhan terlihat dari dirinya.
Hasil sejati seseorang akan terlihat dari kemurahan Tuhan yang dinyatakan melalui diri orang itu. Sama halnya, kehidupan Kristus hendaknya dinyatakan dalam diri kita; sehingga hidup kita dapat bermanfaat bagi orang lain. Inilah tujuan sesungguhnya dari iman kepercayaan kita.