Satu Perahu
Dalam nama Tuhan Yesus bersaksi,
Nama saya Listriyani, jemaat Gereja Yesus Sejati, cabang Green Lake City, Tangerang.
Keluarga
Saya adalah anak sulung dari tiga bersaudara, yang dibesarkan dalam keluarga non-Kristen. Awal Juli 1983, setelah kakek meninggal dunia, entah mengapa saya sering merasa takut dan tidak tenang hati.
Gereja
Lalu setelah itu, saya diajak saudara mengikuti Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) di Gereja Yesus Sejati. Heran, sesudah KKR itu, saya merasa tenang dan hati jadi damai. Saya mulai rutin ikut ibadah, berharap dapat mengenal Yesus lebih dalam. Akhirnya tanggal 16 Juli 1983, saya dibaptis di Gereja Yesus Sejati. Sejak saat itu, saya berdoa agar dapat membawa seluruh keluarga saya menjadi Kristen dan dibaptis di Gereja Yesus Sejati.
Dua Adik
Lima tahun kemudian, Tjondro, adik saya yang bersekolah di SMP Kanaan, menerima Yesus sebagai Juruselamat dan dibaptis di Gereja Yesus Sejati. Tahun 1991, adik bungsu saya, Bambang menyusul dibaptis.
Pasangan Seiman
Seiring berjalannya waktu, masing-masing dari kami mendapat pasangan hidup yang seiman. Lalu anak-anak kami pun turut dibaptis di Gereja Yesus Sejati. Bersyukur kami berada dalam perahu yang sama, dan memiliki keluarga yang bertumbuh dalam kasih Yesus.
Belum Lengkap
Namun, orangtua kami masih belum percaya Yesus. Kami sudah sering mengajak mereka untuk ikut acara KKR ataupun Kebaktian Pengabaran Injil (KPI), tetapi selalu ditolak. Kami hanya bisa terus mendoakan mereka agar dapat percaya Yesus.
Tanpa Paksaan
Bertahun-tahun kami terus berdoa dan menanti. Suatu hari, mama mendadak berkata bahwa ia ingin ikut ke gereja, beribadah Sabat bersama Tjondro, adik saya. Padahal saat itu, tidak ada seorang pun yang mengajak, mama sendiri yang mau pergi. Dengan sukacita, adik saya membawa mama ke gereja. Dan hal ini berlanjut, setiap sabat mama ikut beribadah. Puji Tuhan Yesus, akhirnya mama dibaptis tanggal 31 Juli 2011.
Berpacu dengan Waktu
Kami sekeluarga merasa gembira melihat perkembangan iman mama. Kami semua masih terus berdoa untuk papa yang belum mau percaya. Sulit sekali mengajak papa untuk percaya Yesus. Saat itu papa sudah berusia 80 tahun. Tentu kami kuatir serasa berpacu dengan waktu. Kami hanya berharap akan kemurahan Tuhan.
Kasih Jemaat
Bulan Maret 2019, mama terjatuh di depan rumah. Tulang lengan kiri patah, sehingga harus menjalani operasi dan perawatan di Rumah Sakit. Banyak jemaat Gereja Yesus Sejati yang datang membesuk, baik saat mama di Rumah Sakit maupun di rumah. Mereka juga banyak memberi perhatian kepada papa dan mengajaknya ke gereja.
Luluh
Melihat kasih jemaat, papa tergerak dan mulai mau menemani mama ke gereja, ikut beribadah Sabat. Papa juga mulai mau mengikuti acara-acara gereja, seperti Penghormatan orang tua, KKR dan KPI. Sungguh, kasih persaudaraan yang tulus dalam gereja dapat menyentuh hati orang yang belum percaya untuk merasakan kasih Tuhan.
Pandemi
Bulan Maret 2020, pandemi meluas. Pemerintah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar. Papa yang tadinya aktif bekerja terpaksa harus menghentikan semua kegiatannya dan diam di rumah. Hal ini sangat mempengaruhi kesehatan fisiknya.
Merawat Orangtua
Bulan Mei 2020, papa terjatuh. Syaraf tulang belakangnya mengalami masalah. Kami semua sangat kuatir. Adik saya, Tjondro yang rumahnya paling dekat dengan rumah orang tua, mengurus semua keperluan mereka. Mulai dari membersihkan rumah, mengantar ke dokter, membeli obat, makanan, dan lain-lain. Saya dan Bambang, adik bungsu, sesekali menjenguk dan menyiapkan kebutuhan orangtua. Kami bertiga sepakat, bahu membahu merawat papa dan mama.
Serba Online
Puji Tuhan, walau di tengah pandemi, papa mama selalu mengikuti ibadah sabat secara online. Bulan Juli 2020, adik saya menanyakan kesediaan papa untuk dibaptis, karena akan ada baptisan di bulan September 2020. Puji Tuhan, papa mengangguk, akhirnya bersedia dibaptis. Kami sangat bersukacita.
Kebiasaan Baru
Papa pun mengikuti kelas katekisasi baptisan via aplikasi Zoom. Papa sangat antusias setiap mengikuti sesi katekisasi dan banyak bertanya soal kebenaran Alkitab. Sejak itu membaca Alkitab menjadi suatu kebiasaan baru bagi papa.
Satu Perahu
Setelah penantian panjang dalam doa saya selama 37 tahun, akhirnya tanggal 4 September 2020, papa menerima baptisan air di Gereja Yesus Sejati. Sungguh hal ini membuat kami terharu. Di tengah pandemi Covid, dalam kondisi segalanya serba dibatasi, justru papa bisa menjadi pengikut Kristus. Akhirnya doa saya dikabulkan, yaitu membawa seluruh keluarga percaya Yesus dan masuk dalam satu perahu, yang membawa kami menuju pada keselamatan. Sungguh, doa dapat mengubah segala sesuatunya.
Indah Pada Waktunya
Tanggal 28 Desember 2020, papa dipanggil Tuhan. Meskipun hanya 3 bulan mengenal Yesus, kami percaya imannya telah bertumbuh. Papa telah memilih Yesus sebagai Juruselamat pribadinya. Bersyukur, Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya.
Segala kemuliaan dan puji syukur hanya bagi Tuhan Yesus. Haleluya. Amin.