Lima Roti Dua Ikan
Dalam nama Tuhan Yesus bersaksi,
Nama saya Ferdian Audri Setiawan, jemaat Gereja Yesus Sejati cabang Cianjur.
Ekonomi Keluarga
Di akhir tahun 2019, penghasilan saya dari usaha pribadi cukup baik, melebihi harapan. Kemudian papa datang dan mengatakan ekonomi keluarga sedang terpuruk. Tokonya memiliki banyak hutang dan terus berbunga setiap bulannya. Sebagai anak, saya merasa terbeban untuk membantu. Saya pun ikut membayar hutang berbunga itu.
Belum Tuntas
Setelah beberapa bulan, saya pikir sudah tidak masalah, karena tidak terdengar kabar apapun. Namun tiba-tiba papa datang lagi dan mengatakan pembayaran hutang yang saya lakukan sebelumnya belum menyelesaikan masalah. Ternyata papa mengambil pinjaman berbunga lain untuk membayar hutang dagang yang masih sangat banyak. Istilahnya, “gali lubang, tutup lubang”.
Pasrah dalam Doa
Kami merasa tidak berdaya saat tahu jumlah hutang papa sebesar itu. Apalagi bunga pinjaman papa sebulan antara 5 – 20%. Sangat mengerikan. Uang saya sudah habis untuk membayar hutang papa yang sebelumnya. Saya tidak tahu harus bagaimana lagi untuk membantu. Kami hanya bisa bawa dalam DOA, berserah pada Tuhan Yesus.
Solusi
Lalu saya mengajak papa mendatangi semua pemberi hutang satu persatu, untuk menjelaskan kalau kami sudah tidak mampu melunasi hutang. Dengan harapan mereka mau mengerti dan memberi keringanan. Namun papa katakan itu tidak mungkin terjadi. Para pemberi pinjaman malah pernah mengancam akan membuat papa masuk penjara jika gagal membayar. Kata papa, mereka sulit untuk diajak bicara baik-baik. Saya mengajak papa berdoa. Sesudah itu saya berusaha meyakinkan papa untuk melakukan saran saya.
Amnesti
Akhirnya kami mendatangi pihak pemberi hutang satu persatu. Kami ceritakan kondisi keuangan keluarga. Aneh sekali, para pemberi hutang setuju untuk memberi kelonggaran. Kata mereka, kami tidak perlu membayar bunga pinjaman. Cukup membayar pinjaman pokok, itu pun boleh dicicil. Sungguh, ini semua dapat terjadi karena kemurahan Tuhan Yesus.
Nazar Papa
Namun walau sudah diberi kelonggaran, kami belum bisa membayarnya. Kami sungguh tidak punya uang. Kami hanya bisa terus menerus berdoa, agar mendapat jalan keluar. Papa berucap kalau bisa keluar dari masalah ini, papa akan jalankan sabat penuh. Sebelumnya toko papa selama 35 tahun selalu buka di hari Sabat.
Sertifikat Rumah
Akhirnya kami beranikan diri meminjam sertifikat rumah saudara untuk digadaikan ke bank. Sungguh bersyukur, saudara sangat berbaik hati, tidak keberatan. Saat dana pinjaman dari bank cair, langsung kami bayarkan ke pemberi hutang. Ada sisa, tapi sangat sedikit.
Modal Usaha
Tadinya sisa uang tersebut ingin saya gunakan untuk modal usaha, namun saya pikir ini jauh dari cukup, terlalu sedikit. Namun mama mengatakan satu kutipan “lima roti dua ikan”. Lalu mama berkata, “Pasti cukup, percayakan pada Yesus!” Kami kembali bersatu hati berdoa untuk usaha pribadi saya.
Usaha di Masa Pandemi
Akhirnya saya kembali berusaha. Di luar dugaan, permintaan pasar terhadap produk yang saya jual sangat tinggi. Sampai-sampai stok produk saya hanya cukup untuk beberapa hari. Saya sempat kuatir, “Bagaimana ini? Bisnis sedang baik sekali, tapi produk tidak cukup tersedia?”
Pemasok Dicukupkan
Tuhan menjawab doa saya. Separuh dari pemasok, para pengrajin produk, tetap rutin mengirim produk. Belakangan, pengrajin yang tidak saya kenal pun mulai datang menawarkan. Saya pun tetap dapat berjualan, berusaha memenuhi permintaan yang membludak. Pembeli terus berdatangan, bukan hanya warga Cianjur, tapi juga dari luar kota, bahkan luar provinsi.
Berkat-Nya Berlimpah
Saya sangat bersyukur bisa melalui tahun 2020 dengan baik. Tuhan Yesus-lah yang membuat keuntungan penjualan di masa pandemi ini sampai berkali-kali lipat dari tahun sebelumnya. Kutipan mama saya tentang “lima roti dua ikan” sungguh terjadi. Tuhan Yesus sungguh amat baik.
Segala kemuliaan hanya bagi nama Tuhan Yesus.
Haleluya. Amin.