Itu Bukan Kebetulan
Dalam nama Tuhan Yesus bersaksi,
Nama saya Rusmidi Karyoko, jemaat Gereja Yesus Sejati cabang Samanhudi, Jakarta.
Kejadian Tahun 2017
Siang itu saya pergi ke suatu bank. Setelah melakukan transaksi di teller, saya ke ATM karena biaya transaksi bayar kartu kredit bank lain lebih murah di lakukan di ATM. Selesai urusan bank, segera saya melaju pulang.
Handphone
Di tengah perjalanan, saat mau telpon, saya baru sadar ternyata handphone tidak ada. Kendaraan saya hentikan dan saya mencari handphone dimana-mana tetapi saya tidak menemukannya. Saya baru sadar, kemungkinan besar handphone tersebut tertinggal di ATM.
Rasa Kuatir
Perjalanan balik ke ATM terasa lebih lama dari biasanya. Pastinya karena saya begitu kuatir. Hidup di era digital, di mana semua aplikasi bank, kartu kredit, belanja daring, dompet digital, dan hal lainnya; semua informasi diunduh dan di simpan di handphone yang sama, dengan simcard yang sama. Tentu saya merasa kuatir sekali kalau handphone itu sampai hilang diambil orang. Dan kalau itu ditemukan orang lain yang mempunyai sedikit saja keahlian meretas, semua informasi mengenai rekening, keuangan dan yang lainnya dapat diambilnya. Saya cuma bisa berdoa sambil terus melaju.
Tergeletak
Sesampainya di bank itu, segera saya masuk ke ATM. Sungguh, saya sangat bersyukur, karena handphone berwarna hitam itu masih tergeletak di atas mesin ATM. Terima kasih Tuhan Yesus.
Terjebak Sindrom
Saya membutuhkan waktu hampir 3 tahun untuk menunggu dan mengetik kesaksian ini. Bukan karena saya lupa dan bukan juga karena malu; tetapi mungkin karena saya ikut terjebak dalam sindrom sebagian umat-Nya, yang sering mengganggap bahwa “ini hanya kebetulan, itu hanya kebetulan.” Padahal banyak hal bisa terjadi sebaliknya—handphone saya hilang diambil orang, kemudian diretas sehingga informasi tentang rekening, PIN dan lain sebagainya dapat diambil dan disalahgunakan. Tetapi semua itu tidak terjadi.
Saat mengetik ini saya kembali yakin bahwa peristiwa tersebut bukanlah sebuah kebetulan, dan saya akan dipandang-Nya bersalah kalau saya tidak menceritakan kebaikan-Nya.
Segala kemuliaan hanya untuk nama Tuhan Yesus Kristus. Haleluya. Amin.