Dari Cianjur Menjadi Pelayan
Dalam nama Tuhan Yesus bersaksi,
Nama saya Fung Lian, jemaat Gereja Yesus Sejati cabang Cibaduyut, Bandung.
Sekolah Minggu
Tahun 1972, saya dan kakak diajak teman ikut sekolah minggu di Gereja Yesus Sejati Cianjur. Orang tua kami bukan Kristen, tetapi mama tidak keberatan kami ke gereja, asal jangan dibaptis katanya. Saya masuk ke kelas Indria dan mulai rajin hadir. Sekolah Minggu menyenangkan, tetapi paling seru adalah setiap akhir tahun, karena kami mendapat banyak hadiah.
Tidak Percaya
Saat ada acara Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR), kami murid sekolah minggu diminta tampil untuk menyanyi di malam harinya. Di akhir KKR, saya melihat orang dewasa berdoa dengan cara berbeda, katanya itu bahasa Roh Kudus. Saya jadi tidak ikut berdoa dan asyik memperhatikan cara doa mereka. Saya berpikir, “Masa sih itu Roh Kudus? Saya aja bisa menirukan mereka.” Saya tidak percaya ada Roh Kudus.
Remaja
Waktu berlalu dengan cepat. Tanpa terasa kami sudah memasuki masa remaja. Karena Cianjur kota kecil dan banyak remajanya yang keluar kota untuk sekolah tinggi dan kuliah sehingga gereja kekurangan guru agama. Pengurus gereja mendorong saya ikut Kursus Guru Agama (KGA), meskipun saya belum dibaptis dan belum terima Roh Kudus.
Kursus Guru Agama
Tahun 1982, kami mengikuti acara KGA selama 1 minggu di Gereja Yesus Sejati Jakarta. Kami menerima berbagai macam pelajaran. Tiap pagi dan sore, ada doa bersama. Selama acara KGA, saya makin paham pentingnya Roh Kudus. Di suatu sesi doa sore, saya maju ke depan, berdoa memohon ampun karena sebelumnya tidak percaya adanya Roh Kudus. Saya merasa sangat bersalah.
Roh Kudus
Tidak lama kemudian, di tengah doa, badan saya bergetar, lidah mengucapkan bahasa yang saya tidak saya pahami. Saya terus berdoa sambil menangis, meskipun lonceng sudah dibunyikan, tanda doa selesai. Sore itu pendeta menyatakan bahwa saya mendapat Roh Kudus. Ketika kembali ke kamar di lantai 4, tangis saya masih terus berlanjut. Sungguh terharu, Tuhan memberikan Roh Kudus kepada saya yang tadinya tidak percaya ini.
Baptisan
Beberapa waktu kemudian saya meminta izin orang tua untuk dibaptis. Puji Tuhan Yesus, akhirnya mereka mengizinkan saya untuk dibaptis. Tanggal 13 Januari 1983 saya menerima baptisan air. Pendeta melakukannya dalam nama Tuhan Yesus. Seluruh tubuh saya diselamkan, masuk ke dalam air sungai Ciraden.
Pelayanan
Sejak itu saya mulai melayani, walau masih SMA. Kami membentuk persekutuan, membuat stensilan buletin Cianjur dan disebarkan ke cabang-cabang. Kami juga melayani sebagai guru agama dan belajar berkhotbah. Seorang diakenis menyimak setiap isi khotbah kami dan saat turun dari mimbar, dia akan menghampiri dan memberikan saran dan kata-kata motivasi.
Menyebar
Sungguh kami mendapat pengalaman yang sangat berharga. Masa remaja yang kami lewati di Cianjur membuat iman kami makin bertumbuh. Belakangan, kami tersebar ke cabang-cabang kota lain. Ada yang mempersembahkan diri menjadi pendeta, diaken, pengurus gereja, dan guru agama. Sungguh senang melihat teman seangkatan tetap bertumbuh dalam iman dan pelayanan. Karena kemurahan Tuhan Yesus, kami diberi kesempatan untuk berbuah di berbagai cabang, sebagai pelayan Tuhan.
“Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai rencana Allah” (Roma 8:28).
Segala kemuliaan dan puji syukur hanya bagi Tuhan Yesus. Haleluya. Amin.