Anakku Belajar Mandiri
Dalam nama Tuhan Yesus bersaksi,
Nama saya Fredy Lie, jemaat Gereja Yesus Sejati cabang Daan Mogot, Jakarta.
Kebutuhan Khusus
Bryan, anak tunggal saya yang berkebutuhan khusus, mempunyai masalah dengan otot motorik. Dia membutuhkan terapi rutin untuk melatih gerakan tangan, leher, kaki, dan anggota tubuh lainnya. Dokter menyarankan aktivitas berenang sebagai terapi. Setelah dijalani sekian lama, proses sampai bisa berenang ini juga adalah suatu keajaiban dari Tuhan. Selama bertahun-tahun, semua usaha ini butuh pengorbanan, tetapi kami rela karena Bryan anak yang kami kasihi.
Jalan Pagi
Karena pandemi, hampir setahun kami tidak berani keluar berenang. Terapi diganti dengan senam di dalam rumah dan jalan pagi. Ketika Pembatasan Sosial Berskala Besar mulai dilonggarkan, bulan Juli 2020 saya mencoba untuk mengajak Bryan keluar jalan pagi sambil menikmati sinar matahari. Tentunya kami selalu memakai masker. Kami jalan pagi hanya jarak dekat dengan durasi 20-30 menit. Sebagai seorang ayah, saya bingung bagaimana caranya supaya Bryan bisa mandiri secara bertahap. Usianya sudah 16 tahun.
Menyeberang Jalan
Bryan belum berani menyeberang jalan sendiri. Dia takut sehingga saya masih terus mendampinginya. Setelah sekian minggu berjalan pagi, suatu kali Bryan terlihat mencoba menyeberang jalan duluan. Saya berdoa dalam hati, meminta petunjuk Tuhan, langkah apa yang harus saya lakukan selanjutnya. Lalu seolah ada sesuatu yang menahan langkah saya untuk menyusul. Saya kuatir, tapi ternyata dia bisa menyeberang seorang diri dengan selamat. Posisi saya mematung, berdiri di seberang jalan. Lalu terpikirlah cara baru. Saya temani dia jalan pagi, tapi dengan posisi berseberangan.
Metode Baru
Saya jalankan cara baru itu. Sepanjang 100 meter terlihat masih lumayan. Tapi saat akan menyeberang, terlihat dia mengumpulkan keberaniannya. Bryan membutuhkan sekian lama untuk mulai melangkah, menyeberang jalan menghampiri saya. Dengan sabar saya menunggunya. Sebelumnya saya sudah berkali-kali memotivasi dia dengan kalimat “Sebelum menyeberang, kamu berdoa dalam hati. Jika sudah sepi baru pelan-pelan nyeberang ya.” Saya berikan pujian dan terus menyemangatinya.
Tutup Mata
Lalu saya terpikir untuk mencoba membalikkan badan, tidak melihat dia menyeberang. Sebelumnya berkali-kali saya kalah oleh rasa kuatir, sehingga kembali mengintip saat mendengar suara kendaraan dua arah yang ramai. Saya kembali berdoa minta bimbingan Tuhan Yesus. Lalu saya kuatkan hati, posisi balik badan, tidak mau melihat proses itu.
Selamatkah?
Pikiran saya kacau. Saya sungguh kuatir dia kalau-kalau tertabrak kendaraan saat menyeberang. Bagaimana kalau harus ke rumah sakit apalagi ini masa pandemi? Sekian banyak pertanyaan berputar di dalam pikiran saya ini, tapi tiba-tiba Bryan sudah ada di samping saya. Saya menangis melihat dia bisa menyeberang dengan selamat. Tuhan Yesus sungguh mengasihi kami.
PASTI
Hatiku menyanyikan Kidung Rohani nomor 151 yang selalu jadi penghiburan keluargaku.
“Jangan takut sgala bahya, Tuhan menjagamu,
Di mana pun menjagamu, PASTI menjagamu.”
Segala kemuliaan dan puji syukur hanya untuk Tuhan Yesus. Haleluya. Amin.